BAB 49

524 16 0
                                    

Jarum pendek sudah mengarah ke angka satu dan Vana baru keluar dari dalam kamarnya dengan menggendong Chelsea. Seperti biasanya Vana mengalami jetlag dan begitupun dengan Chelsea.

vana sebenarnya masih mengantuk, tapi Chelsea sudah bangun dan dia nulai rewel karena lapar. Vana sudah kasih susu, tapi tidak cukup buat Chelsea yang sudah butuh asupan makanan pokok.

"Princess papi sudah bangun," kata Shaka yang keluar dari dalam kamar tamu.

Shaka menginap di apartemen Vana dan dia tidur di kamar tamu. Vana yang minta Shaka untuk menginap karena kasihan kalo Shaka harus nyetir lagi buat pulang ke rumahnya dan lagian di apartemen ini ada bibi, jadi mereka tidak berduaan saja.

Vana memberikan Chelsea kepada Shaka yang sepertinya baru selesai mandi karena rambutku masih sedikit basah.

"Kamu sama papi dulu, mami buatkan makanan," kata Vana.

Chelsea dengan senang hati beralih ke gendongan Shaka karena dia sudah terbiasa melihat wajah Shaka kalo lagi video call dan mungkin ada feeling seorang anak juga sehingga dia tidak takut pas digendong oleh Shaka.

"Lo sudah makan?" Tanya Vana ke Shaka.

"Lo," kata Chelsea meniru kata yang dilontarkan oleh Vana.

"Eh jangan," kata Vana kaget.

Chelsea memang lagi suka-suka nya meniru kata yang dia dengar, makanya Vana harus hati-hati kalo mengatakan sesuatu di depan putrinya. Tidak hanya Vana saja, tapi Shaka juga harus menjaga kata-kata.

"Sudah, bibi masakan nasi goreng," jawab Shaka.

"Oo," kata Vana dengan anggukkan kepala.

Setelah itu Vana melangkahkan kaki pergi ke dapur karena dia harus buatkan makanan untuk Chelsea dan Vana buatan bubur instan saja biar lebih mudah dan cepat. Vana bawa bubur instan yang selalu dia gunakan kalo sedang buru-buru dan Vana belinya bubur instan organik jadi bahan-bahannya terjamin aman buat bayi dan lebih sehat juga karena tidak ada campuran bahan pengawet.

Selesai buatkan bubur buat Chelsea, Vana lanjut buat roti bakar untuk sarapan dirinya. Vana menyajikan makan ke atas meja dan bersamaan dengan itu Shaka datang ke dapur dengan Chelsea digendongnya.

"Dudukan di sini," perintah Vana.

Vana sudah belikan kursi makan buat Chelsea lewat online dan saat barangnya sampai langsung dirakit kan oleh bibi.

Shaka meletakkan Chelsea di kursi makannya dan Vana meletakkan mangkok berisi bubur di meja kursi makan Chelsea.

"Biar aku yang suapin, kamu makan aja," kata Shaka.

Vana dan Shaka memang sudah sepakat menggunakan kata aku kamu kalo di depan putri mereka.

Vana menganggukkan kepalanya dan membiarkan Shaka yang menyuapi Chelsea makan.

"Bibi sudah masak opor ayam, kalo mau makan siang silahkan ambil sendiri," kata Vana.

"Masih kenyang baru sarapan jam sebelas tadi," kata Shaka.

"Princess papi harus makan yang banyak biar cepat besar," kata Shaka dan dengan telaten menyuapi Chelsea.

Vana menikmati sarapannya sambil memperhatikan Shaka yang dengan sabar menyuapi Chelsea makan.

* * * * * * * * * * *

"Sudah semua?" Tanya Shaka kepada Vana.

Sekarang sudah menunjukkan pukul 4 sore dan rencananya Shaka sama Vana mau bawa Chelsea jalan-jalan di taman kota.

Walaupun cuma ke taman kota saja, tapi banyak barang Chelsea yang harus disiapkan buat jaga-jaga dan semuanya Vana masukkan ke dalam tas khusus barang-barangnya Chelsea. Mereka juga mau sekalian makan malam di luar, makanya barang Chelsea tambah banyak.

"Sudah," jawab Vana.

Shaka membawa tas Chelsea dan stroller, sedangkan Vana menggendong Chelsea.

"Bi, kami pergi dulu," pamit Vana kepada bibi.

"Iya non," kata bibi.

"Nanti masak buat bibi saja, kami makan malam di luar," kata Vana memberitahu agar bibi tidak masak buat mereka.

"Iya non," kata bibi lagi.

Setelah itu Vana melangkahi kakinya menyusul Shaka yang sudah berdiri di depan pintu lift. Bibi memutup pintu apartemen.

"Senang banget mau diajak jalan-jalan," kata Vana.

Sekarang mereka sudah berada di dalam lift untuk turun ke basemen dan Chelsea dari tadi ngoceh terus, dia sepertinya tahu kalo mau diajak jalan-jalan oleh kedua orangtuanya.

"Kamu mulai pintar bicara ya," kata Shaka dan mengusap lembut kepala Chelsea.

Mereka sampai di parkiran mobil dan langsung masuk ke dalam mobil. Chelsea sudah duduk anteng di carseat nya dan barang-barang juga sudah masuk ke dalam bagasi.

Menuju taman kota harus menempuh perjalanan selama 15 menit dari apartemen Vana dan itupun kalo jalanan tidak macet.

"Sudah lama aku nggak ke taman kota, pasti banyak perubahan di sana," kata Vana.

"Banyak banget, sekarang kursi buat duduk sudah banyak, wahana permainan anak-anak juga bertambah, dan tamannya lebih bersih dari dulu," kata Shaka memberitahu perubahan yang sudah terjadi di taman kota.

"Kalo pedagangnya?" Tanya Vana.

Tujuan pertama Vana mau ke taman kota untuk jajan di penjual gerobak karena dia kangen banget sama makanan masa kecilnya.

"Pedagangnya tambah banyak," jawab  Shaka.

"Nggak sabar mau jajan," kata Vana.

Vana sudah memikirkan jajanan apa saja yang akan dia beli nanti dan dia juga sudah menyiapkan uang kecil biar gampang.

Setelah menempuh perjalanan selama 17 menit, mereka sampai juga di taman kota dan Shaka memarkirkan mobilnya di parkiran yang sudah disediakan.

"Turunkan Chelsea, aku mau langsung jajan," kata Vana yang sudah tidak sabar beli makanan yang dia kangenin.

Vna turun dari mobil dan dengan langkah cepat menuju para pedagang yang sudah berbaris di tempat yang disediakan oleh pemerintah.

"Mami kamu nggak sabaran banget," kata Shaka dan menolehkan kepalanya ke belakang untuk melihat sang putri yang duduk dengan anteng sambil memegang boneka kelinci kesayangannya.

Shaka turun dari mobil dan mengeluarkan stroller dari bagasi, tidak lupa juga tas berisi keperluan Chelsea dan dia letakkan di bawah tempat duduk stroller. Setelah itu Shaka menurunkan Chelsea dari mobil dan meletakkan di stroller dengan aman.

"Selesai," kata Shaka saat sabuk pengaman Chelsea sudah terpasang.

Shaka menutup pintu mobil dan menguncinya. Dia mendorong stroller naik ke jalan taman kota dan mencari kursi yang dekat dengan posisi para pedagang berjualan biar Vana mudah menemukan mereka.

Selagi menunggu Vana yang masih sibuk jajan, Shaka mengaja yang putri bermain dan dia memindahkan ke pangkuannya.





MY LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang