Jam 7 malam Shaka pulang dan Vana juga sudah selesai masak makanan buat makan malam.
Vana hanya masak ayam goreng, sayur sop, dan juga sambal cabe. Masakan simple tapi rasanya tidak bisa diragukan lagi pastinya enak karena Vana pernah ikut kursus masak.
"Kenapa pulang telat?" Tanya Vana basa basi.
"Bukan urusan lo," kata Shaka.
"Mandi dulu sana, habis itu kita makan malam. Aku sudah masak," kata Vana mencoba untuk tetap baik.
"Gue makan di luar sama Bella," kata Shaka dan melangkahkan kakinya menuju kamar.
Vana menghela nafas berat, dia harus banyak-banyak sabar menghadapi tingkat Shaka yang sangat benci kepadanya.
Akhirnya Vana makan malam sendirian dan dia memang sudah biasa dengan suasana seperti itu.
Selesai mandi dan pakai baju, Shaka langsung pergi untuk cari makan malam di luar bersama sang kekasih.
Vana memilih untuk diam karena setiap dia bicara selalu saja salah di mata Shaka.
Vana menghabiskan makanannya dan sisa lauk dia masukkan ke dalam kulkas, besok akan dia panaskan buat lauk makan.
Vana membersihkan sedikit apartemen biar besok pagi pas bangun tidur tidak terlalu berantakan.
Selesai membersihkan apartemen, Vana kembali ganti baju karena baju nya sudah kotor dan penuh keringat.
Vana memasukkan pakaian kotor ke dalam mesin cuci dan menjalankan mesin.
Selagi menunggu mesin cuci bekerja, Vana menggunakan waktu itu untuk mengerjakan pr matematika wajib karena besok dikumpulkan.
Vana mengejarkan pr di ruang tengah dan dia duduk di karpet biar posisinya lebih enak.
Saat Vana fokus mengerjakan pr matematika wajib nya. Setelah satu jam, akhirnya Vana menyelesaikan pr matematika wajib nya.
Vana merapikan semuanya dan memasukkan ke dalam tas sekolah biar besok tidak ketinggalan.
Selesai merapikan buku dan peralatan tulisnya, Vana pergi ke ruang cuci untuk periksa mesin cuci dan ternyata sudah selesai.
Vana menjemur pakaian di dalam ruang cuci juga karena ada jendela kecil sehingga ada angin yang masuk untuk bantu mengeringkan pakaian.
Selesai mengurus cucian, Vana mematikan lampu dapur dan ruang tengah.
Vana masuk ke dalam kamar dan dia menuju kamar mandi untuk ganti baju dan membersihkan wajahnya biar lebih nyaman tidur.
Baru saja Vana mau tidur, hp Vana yang berada di atas meja berbunyi.
Dengan terpaksa Vana bangun dan mengambil hp nya. Vana membaca nama yang tertera di layar hp nya dan langsung menerima panggilan telpon.
"Halo papi," sapa Vana setelah menerima pangilan telpon.
Vana menuju sofa ruang tengah dan duduk di sana.
"Sudah saya bilang jangan panggil saya papi, kamu bukan anak saya," kata papi Zayn dari seberang sana.
"Saya nggak mau basa basi sama kamu, saya cuma mau kasih tau kalo rumah sama mobil sudah terjual dan uang nya saya kirim ke kamu. Itu adalah uang terakhir yang saya kirim dan setelah itu jangan pernah kamu hubungi saya lagi," kata papi Zayn dengan panjang lebar.
"Papi kok tega jual rumah yang Vana tempati, di sana banyak kenangan indah nya," kata Vana dengan air mata yang mengalir turun.
"Saya nggak peduli, pokoknya mulai sekarang jangan hubungi saya lagi dan jangan panggil saya papi," kata ppai Zayn dan memutuskan sambungan telpon secara sepihak.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE (END)
Teen FictionSatu kesalahan fatal yang terjadi tanpa kesengajaan malah membuat kehidupan 2 remaja berubah total dari biasanya. Mereka harus terjalin satu hubungan untuk mempertanggungjawabkan kesalahan yang sudah mereka perbuat.