—rasa itu tumbuh sendiri,
tanpa diminta, dan membawa
kita pada perjalanan yang tak
terduga. Albara Bumi Diaksara***
Pagi hari kota Bandung begitu segar. Udara dingin menyelimuti setiap sudut, memberikan kenyamanan di tengah kesibukan yang mulai bangkit. Kabut tipis masih menyelimuti jalanan, memberikan sentuhan magis pada pemandangan yang tampak.
Kata orang, Bandung adalah salah satu kota terindah di Indonesia. Dan ya benar, kota Bandung memang indah. Setiap penjuru kota Bandung terasa begitu syahdu, termasuk orang-orangnya. Terlepas dari itu, kota Bandung itu cocok untuk kita menua bersama. Udaranya, wisatanya, sepak bolanya, orang-orangnya, dan semua yang ada di Bandung selalu indah.
Suara bising motor itu memasuki kawasan SMA Atmariva, atau bisa disingkat SMAVA. Terdengar suara klakson saling bersahutan, melengkapi pagi ini. Selain banyak yang menggunakan kendaraan, ada juga yang memilih jalan kaki. Bukan karena apa-apa mereka memilih jalan kaki, tetapi karena udara pagi kota Bandung yang membuat mereka ingin jalan kaki.
Terlihat di bagian parkiran SMAVA ada segerombolan anak berandalan, mereka sudah tidak asing lagi dengan hal tersebut. Karena kenyataannya, mereka selalu nongkrong di parkiran terlebih dahulu.
Dia adalah RAIDRES, segerombolan anak berandalan milik SMAVA. Sudah tidak asing lagi nama RAIDRES bagi siapa pun. RAIDRES cukup terkenal di kota Bandung ini, selain itu, nama RAIDRES juga terkenal di Jakarta.
RAIDRES dipimpin oleh Albara, memiliki lima anggota inti dan 850 anggota lainnya bagian RAIDRES. RAIDRES dibagi menjadi dua, 425 di Bandung dan 425 lagi di Jakarta. Asal usul RAIDRES itu ketika Albara kembali pindah ke Bandung, setelah menetap di Jakarta. Albara pindah saat ia memasuki SMP, dan kembali melanjutkan sekolanya di Bandung.
Ketika seseorang menjadi bagian RAIDRES, dan darah RAIDRES mengalir di tubuhnya, maka ia tidak akan pernah bisa keluar lagi.
“Kiw dek minta nomornya dong!”
Kaivan Lintang Pramudya
Dia adalah salah satu anggota inti. Kaivan adalah sosok yang membuat suasana jadi lebih hidup. Dengan sifat recehnya, ia selalu melontarkan candaan yang bikin teman-temannya tertawa, terutama ketika suasana mulai tegang. Di balik sikapnya yang begitu, Kaivan adalah buaya, ia selalu pandai membuat gombalan. Dan di balik sikap itu, ada juga Kaivan yang rapuh. Meskipun kadang dianggap nakal, Kaivan selalu berhasil menjadi penghibur utama RAIDRES.
“Dasar Kaivan buaya!”
Faldo Asano Abraham
Sama seperti Kaivan, ia receh dan tak segan-segan melontarkan candaan yang bikin suasana jadi ringan. Namun di balik sisi jenakanya, Faldo dikenal sebagai lelaki paling romantis di RAIDRES. Tapi, ada sisi lain dari Faldo yang tak bisa disembunyikan, dia gamon alias gagal move on. Meski sering mencoba menutupi dengan candaan dan sikap humorisnya, teman-temannya tahu bahwa di balik senyumannya, ada perasaan yang belum selesai dan masih tersimpan dalam hatinya untuk Ghea.
“Lo nggak sadar, Do?” tanya Kaivan.
“Lah? Gue mah setia!”
“Iya setia, setia gamon.”
Kanaka Gilvan Gaswara
Kanaka adalah sosok yang terkesan dingin di permukaan, jarang menunjukkan emosinya dengan jelas, dan itu membuatnya sulit ditebak oleh teman-temannya. Namun, meskipun tampak tertutup, dia adalah anggota yang paling dekat dengan ketua RAIDRES. Keduanya memiliki hubungan yang kuat dan saling memahami tanpa banyak kata. Di balik sikap dinginnya, Kanaka sebenarnya ramah dan perhatian, hanya saja ia tidak selalu mengekspresikannya secara terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
BANDUNG DAN KISAH KITA
Teen Fiction[SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW! SORRY KALAU ADA TYPO! ] Albara kembali ke kota Bandung, tempat ia berasal, saat memasuki masa SMP. Di sekolah barunya, Albara menemukan banyak teman dan bersama-sama mereka membentuk sebuah geng motor bernama RAIDRES. Tuj...