28. LIFE AFTER BREAKUP

185 7 0
                                    

      Lebih baik menangis karena kegagalan,
      dari pada karena percintaan.—Vellyna

                                            ***

Kepulan asap itu mengudara. Menemaninya di malam yang sunyi. Ia biarkan angin malam menusuknya, tanpa peduli bahwa raganya itu telah menggigil. Raganya memang sedang diam, tapi pikirannya entah kemana.

Terlalu banyak masalah, hingga ia lupa cara kembali sadar. Albara, pemilik mata tajam itu akhirnya tersadar. Saat rokoknya sudah pendek, segera ia membuangnya ke asbak.

Lalu ia kembali bersandar pada tembok balkon. Matanya terpejam menikmati suasana hening itu. Hening, suasana memang hening tapi, tidak dengan pikirannya.

Berisik.

"Ra, maaf..." lirihnya bermonolog.

"Gue gak ada pilihan, selain ini. Sekalipun kita jodoh, pasti itu terjadi. Hanya saja ini ujian dari Tuhan untuk kita bersama."

                                          ***

"HAH PUTUS?!" Bagaimana tidak kaget? Pagi-pagi buta Velly dan Natalie dapat kabar bahwa Aleanora putus. Sungguh, plot twist yang mengagetkan.

Aleanora mengangguk lemah. Sial, lagi dan lagi air matanya harus keluar. Membuat matanya tambah sembab. Ia juga sekolah memaksakan, karena ia tidak mau membuat orang tuanya khawatir.

"Kok bisa, Ra?"

Aleanora menggeleng. "Gu-gue juga gak tau, Ly..." lirihnya membuat Velly prihati. Sebagi balasan kemarin, ia juga memeluk Aleanora. Begitu juga Natalie, mencoba menguatkan Aleanora.

"Ra, percaya sama gue bakal baik-baik aja," tutur Natalie.

"Baik-baik aja, ya? Gimana baik-baik aja Nat? Sedangkan gue udah biasa sama Albara. Gue gak bisa," kata Aleanora sambil menggelengkan kepalanya.

"Kata siapa belum bisa? Lo bisa, cuma lo belum nyoba." Natalie mengangguk setuju penuturan Velly. "Albara juga punya alasan mungkin, jadi kalau Lo berdua jodoh akan kembali. Tunggu semesta merestui kalian berdua."

"Iya."

"Ra, hidup bukan soal percintaan. Lo gak pantes nangis karena percintaan, mending nangis karena kegagalan. Kegagalan bisa jadi pelajaran dan bangkit lagi, sedangkan percintaan 99% mereka gak bisa dijadikan pelajaran," kata Velly. 

Aleanora tersenyum tipis, cukup takjub dengan sahabatnya ini. Ternyata bisa serius juga, tidak seperti sedang bercanda. "Lo ternyata bisa serius juga?" tanya Natalie mengundang gelak tawa.

Velly memutar matanya malas. Lalu ia tersenyum melihat Aleanora tertawa, membuat dirinya juga ikut tersenyum. "Nah gitu, ketawa," ujarnya.

"Iya."

                                           ***

"Anjing ari maneh gorengan aing di beakeun?" tanya Faldo dengan bahasa Sunda. Sedangkan yang di tanya yang tak lain pelaku hanya menyengir.

"Hampura atuh!"

"Gantian anying!"

"Heeh nyokot atuh maneh na gorengan na," balas Kaivan tanpa menatap Faldo. "Duit na goblok!"
Baru nih Kaivan menengok ke Faldo.

"Santai bro, nih!" ucapnya sambil menyodorkan uang berwarna ungu. Faldo tersenyum, segera ia berlari masuk ke bi Nining. Karena mereka saat ini ada di WARNING.

Sedangkan Albara dari tadi hanya melamun. Tidak bicara, tidak makan, tidak minum. Biasalah orang putus ya kan? Pikirannya entah kemana, sedangkan raganya memang ada di WARNING.

BANDUNG DAN KISAH KITA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang