34. RAHASIA YANG TERBONGKAR

156 10 0
                                    

Seperti biasa, WARNING selalu ramai, entah di pagi hari, istirahat, ataupun jam pulang. Dan yang selalu meramaikan WARNING adalah RAIDRES. Geng kebanggaan SMA Atmariva, sekumpulan berandalan.

Tidak kebayang bila kelulusan tiba, mungkin, anak berandalan yang selalu meramaikan SMAVA ini tidak akan lagi nongkrong di WARNING.
Tidak akan ada lagi keributan, tidak ada lagi canda tawa di warung tersebut.

"BI! FALDO NGAMBIL LAGI GORENGAN NIH!" teriak Kaivan heboh.

"Gorengan apa?" sahut bi Nining berteriak dari dalam.

"GORENGAN PESENAN BU AI!"

"Eh anjing!" umpat Faldo, padahal baru saja ia ingin memakan gorengan tersebut. Faldo tidak tahu bahwa gorengan itu pesanan bu Ai, ibu-ibu galak yang rumahnya di bagian belakang warning.

"Alah mampus lo bakal dimarahin bi Nining," ejek Kaivan. "Masih mending bi Nining, gimana kalau sama bu Ai nya langsung?"

Membayangkan saja Faldo tidak sanggup, gimana kalau beneran terjadi? Mungkin kupingnya akan jewer habis-habisan.

"Itu orangnya datang, Do!" heboh Kaivan membuat Faldo tersentak. Reflek lelaki itu menengok ke arah belakang, dan benar saja, itu bu Ai yang akan mengambil gorengan.

Faldo jelas panik, ia tadi sebenarnya memakan tiga, cuma yang ketiga barulah kepergoki Kaivan.
Mana gorengan sudah habis lagi, tinggal pesanan bu Ai.

"Eh, pagi bu!" sapa Faldo mencoba tenang.

Dan bu Ai hanya mengangguk, tanpa senyum, membuat Faldo tambah ketar-ketir.

"Bi gorengannya kok kurang 3?" Keringat dingin mulai ke luar dari dahi Faldo saat bu Ai menanyakan hal itu.

"Aduh bu hampura, tadi soal na adonan nana beak."

Faldo bernapas lega, untuk bi Nining tidak membocorkan nya dan juga tidak memarahinya.
Kaivan yang sedari tadi menahan tawa akhirnya pecah saat bu Ai sudah pergi.

"HAHAHA!" Mulai terdengar juga tawa dari anak lain.

"Enak ya lihat gue kesusahan," sindir Faldo. "SENENG BANGET!" balas Kaivan semangat.

"Anjing," umpat Faldo pelan.

"Ngakak banget asli! Komo deui nempo banget maneh!" Faldo juga akhirnya ikutan tertawa. Setelah di pikir-pikir ia begitu panik, tapi untungnya selamat. Faldo aja membayangkan betapa jelek mukanya saat panik itu.

"Udah!" Mereka langsung terdiam saat mendengar intruksi sang ketua. "Siap bos!" sahut yang lainya.
Lalu suasana tentram lagi seperti beberapa menit yang lalu. Hanya terdengar bising kendaraan dari jalan, selebihnya tidak ada.

Albara tengah sibuk dengan pikirannya, ia mencoba mengingat di mana ia menyimpan surat tentang penyakitnya. Setelah di cari-cari di setiap kamarnya tidak ada, berarti kuncinya di markas. pulang nanti ia harus segera mengambil surat tersebut. Sebelum siapapun menemukannya.

                                          ***

"Makan yang banyak."

"Iya!" balas Aleanora kesel.

Kali ini, Albara dan Aleanora berada di kantin. Setelah di WARNING, saat mendengar bel istirahat, Albara dan inti RAIDRES segera masuk ke smava.
"Kamu bolos, ya?" tanya Aleanora di sela-sela makannya.

"Iya, maaf." Aleanora mengernyit. "Kok minta maaf?" tanyanya menatap Albara. Dan Albara membalas dengan gelengan.

Aleanora kembali lagi dengan makanannya, sedangkan Albara tidak bosen menatap wajah cantik Aleanora.

BANDUNG DAN KISAH KITA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang