22. CINTA ITU INDAH, BUKAN?

310 17 4
                                    

       Jatuh cinta itu akan indah, indah
       jika bersama orang yang tepat.

                                         ***

3 hari setelah kejadian Devan, kini mereka mencoba melupakan dan tanpa Devan.
Malam ini, Albara dan Aleanora berada di markas RAIDRES. Kebetulan, sekarang malam Minggu. Setelah Albara mengajak Aleanora jalan, ia langsung membawa Aleanora ke markas. Karena Aleanora sudah di izinkan orang tuanya.

Albara juga sudah kembali beraktivitas dan sudah kembali saling memberi kabar bersama Aleanora.

"Rashaka," panggil Aleanora, kepada Rashaka.

"Apa?" Rashaka menaiki satu alisnya.

Aleanora nampak bingung. "Apa, Ra?" Kali ini Albara angkat bicara. Pasalnya, Aleanora tidak kembali bicara.

"Kata Aurellia boleh ketemu?" Mereka seketika terdiam. "Emang lo gak punya no dia?" tanya Kaivan yang mendengar.

Rashaka menghela napas. Ia bukan tidak punya, mungkin perempuan tersebut malu untuk mengirim pesan terlebih dahulu.
"Punya, mungkin di malu," balesnya menatap mereka semua.

Mereka mengangguk mengerti paham.

Albara hanya diam, lelaki itu, membiarkan Aleanora berinteraksi dengan anggotanya.
Sesekali ia melirik Aleanora, yang sedang bercanda bersama mereka. Ia senang, senang karena mereka bisa akrab.

"Ra, lo tau gak?" tanya Kaivan, di sela tawanya.

"Apa?"

"Gak jadi," bales Kaivan tanpa dosa.

"Fuck!" umpat Aleanora kesal. Ia sudah serius, sedangkan Kaivan? Lalu mata Aleanora melirik pada Albara, lelaki itu begitu fokus pada handphonenya.

"Al," panggil Aleanora.

"Hm?" Albara mengalihkan pandanganya, hingga fokus pada Aleanora. "Taman, yuk?" ajak Aleanora, ia mulai tidak enak, karena mereka begitu fokus.

"Ayok," ucap Albara, sambil membawa gitar. Sedangkan Aleanora hanya mengikuti Albara dari belakang. Setelah sampai, keduanya duduk diatas rumput.

"Ra," panggil Albara.

"Iya?"

"Gue punya lagu buat lo."

Albara mulai memainkan gitar tersebut, sambil menatap Aleanora.

Cinta kan selalu abadi
walau takdir tak pasti
kau selalu di hati, cinta matiku
seraya aku berdoa
merayakan cinta kau selalu ku jaga
Sumpah mati....

Sumpah
Sumpah mati
Sumpah mati
Sumpah mati aku hanya untukmu
Sumpah mati Sumpah
Sumpah mati
Sumpah mati aku hanya untukmu

Lagi, Albara menyanyikan lagu itu untuk Aleanora. Bedanya saat itu mereka mendengarkan, maka sekarang Albara yang menyanyikan.

Lagu tersebut cukup mewakili perasaan Albara kepada Aleanora, sehingga ia menyanyikan lagu tersebut untuk Aleanora. Ya, cintanya akan selalu abadi untuk perempuan penyuka bola itu, selamanya. Walaupun ia juga tidak tahu takdir bagaimana, tapi yang jelas cintanya abadi untuk Aleanora.

"Gue cinta lo, selalu dan selamanya, Ra," kata Albara, tulus. Dengan senyum tipis di wajahnya.

"Semoga Tuhan melindungi senyum lo, karena gue orang yang senang melihat lo tersenyum," kata Albara.

Aleanora tertegun, bahkan ia tidak ngedip.
Albara yang melihat itu terkekeh. Senyumannya lebih berharga, dari pada senyuman ia yang palsu.

"Ekhem!" deheman Kaivan bersama inti RAIDRES yang lain. "Bucin banget si ketua satu ini," sindir Kaivan menyilangkan tanganya.

BANDUNG DAN KISAH KITA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang