Kata Aleanora, dia itu ketua RAIDRES, ketua yang kuat dengan segala lukanya. Dan benar saja, Albara itu lelaki yang kuat, ketua paling kuat yang pernah mereka kenal. Albara, bagi RAIDRES adalah benteng mereka, orang pertama yang akan maju bila mereka terluka.
Dan Albara bagi Aleanora adalah lelaki ketiga yang mau menjaganya suka rela. Albara itu salah satu benteng hidup Aleanora, maka jika Albara runtuh, Aleanora juga akan runtuh. Dia adalah lelaki yang tanggung jawab, setia, gagah, wibawa, dan kuat, lelaki favorit Aleanora.
"Al, janji sembuh buat aku dan RAIDRES, ya?"
Aleanora menatap Albara penuh harapan. Setelah di pikir-pikir, umur Albara terlalu pendek untuk selamanya. Dan ia tidak mau itu terjadi, tapi jika sudah takdir apa boleh ia buat?"Ra, sekarang gue cuma bisa membalas semoga," kata Albara menatap dalam mata teduh di hadapannya ini. "Kalau suatu saat gue pergi, gue mohon lo ikhlasin gue, biar kepergian gue tenang."
"Ikhlas lo harus seluas lautan, agar seimbang dengan cinta lo yang setinggi langit," kata Albara, lagi. "Kalau aku nggak bisa tanpa kamu gimana Al?"
"Harus bisa, Ra! Suatu hari nanti, yang ngejagain lo bukan gue lagi atau RAIDRES. Nanti bakal ada lelaki yang jauh lebih baik dari gue, yang gak kaya gue yang jauh dari harapan lo." Mata Aleanora berkaca-kaca, ia tidak bisa membayangkan jika harinya tanpa Albara.
"Tugas gue ngejagain lo akan selesai suatu hari nanti. Ingat, setiap orang ada masanya, jangan lupakan itu Ra. Di dunia ini tidak ada yang abadi, semuanya hanya sekali bukan dua kali," ujar Albara.
Sedangkan Aleanora hanya diam.
"Jangan percaya cinta itu selamanya, Ra." Entah sejak kapan Rashaka dan inti RAIDRES lainya mendengar obrolan mereka, sehingga Rashaka menyahut. "Sebenernya, cinta itu bohong, tidak ada yang namanya cinta, hanya saja kita terlalu berlebihan," kata Rashaka, lagi.
Lelaki dengan kisah cintanya yang beda agama itu tersenyum tipis melihat wajah bu ketua mereka ini.
Tangannya terangkat untuk mengusap rambut Aleanora, Albara yang melihat itu hanya diam saja."Cinta kita untuk lo itu banyak, sampai Devan juga mencintai lo berlebihan. Tapi cinta Albara lah paling banyak cintanya untuk lo, tetapi lo juga harus ingat, bahwa cinta kita bisa hilang kapanpun," ujarnya terkekeh. Membuat senyuman Aleanora terbit.
"Bu ketua dengan segala cintanya," celetuk Kaivan terkekeh. "Buketu mah banyak yang cinta, sedangkan kita?"
"Gue mah cinta dari ortu aja gak punya, haha," ucap Kaivan tertawa akan dengan nasibnya. "Yaelah lo mah, kita nggak bawa keluarga aja," ucap Faldo memukul punggung Kaivan.
"Jokes lo nggak lucu ah," sahut Kanaka. Kaivan yang mendengar itu tertawa, membuat mereka memandangnya aneh. "Dia udah setres," gumam Faldo yang masih bisa di dengar yang lainnya.
"Iya nih stress gara-gara Natalie," celetuk Kaivan enteng. "Anjing bener-bener setres, harus di bawa ke rsj nih!"
"Nggak bakal sembuh, soalnya obatnya Natalie."
"Ra cepet telpon Natalie! Nih anak bener-bener gila sama Natalie!" Mereka yang mendengar itu tertawa terbahak-bahak, apalagi melihat wajah Faldo mendalami peran.
"Eh, anaknya beneran datang!" heboh Faldo saat melihat Natalie datang bersama Velly. "LO CANTIK BANGET NATALIE!" pekik Kaivan heboh.
Natalie yang mendengar itu membulatkan matanya, perkataan Kaivan membuat pipinya merah, apalagi dengan semua pasang mata tertuju kepadanya. "Lo buat anak orang pipinya merah," celetuk Rashaka kepada Kaivan.
"Aduh neng Natalie, datang-datang langsung salting," ujar Aleanora ikut-ikutan, membuat pipi sahabatnya itu semakin memerah.
"Diem lo, Ra!" Aleanora melihat itu semakin tertawa, sampai perutnya sakit. "Udah jangan ketawa mulu," ucap Albara membuat tawa Aleanora berhenti seketika.
"Kenapa?"
"Tawa lo itu cuma buat gue doang, bukan buat orang lain," kata Albara enteng.
"Cieee!"
Kini giliran pipi Aleanora yang memerah, membuat Natalie yang kini tertawa terbahak-bahak, rasanya ia seperti balas dendam lewat Albara. "Aduh neng Aleanora pipinya juga ikutan merah, haha!" celetuk Natalie meniru ucapan Aleanora seperti tadi.
Aleanora hanya menutup mukanya dengan kedua tanganya, ia benar-benar malu. "Udah ah, kasian tuh buketu," celetuk Kaivan.
"Alah kasian-kasian, tapi lo juga buat anak orang gitu," sindir Faldo kepada Kaivan. "Ciri-ciri orang nggak sadar diri," lanjutnya lagi.
"Berisik lo gamon!"
"Anjing sia nyebut aing gamon? Emang heeh aing gamon."
"HAHAHA!" tawa itu mengudara seketika, terutama Kaivan. Lelaki itu sampai memukul punggung Faldo yang di sebelahnya. "Lo ngomong emang suka sesuai fakta," lontar Kanaka tenang.
Tawa itu kembali mengudara, namun tidak dengan lelaki yang mencintai Natalie. Lelaki itu mendekat pada perempuan yang ia sukai, sambil tersenyum tipis. "Nat," panggilannya pelan.
"Apa?"
"Lo cantik banget."
"Udah Kaivanjing!"
***
Kali ini, Aleanora, Velly, dan Natalie berada di kantin. Keduanya tengah menikmati makanan yang mereka pesan, sambil sesekali ngobrol ringan.
"Gue pengen cerita deh," ujar Natalie membuat pergerakan Aleanora dan Velly terhenti. "Cerita apa?" tanya Aleanora.
Natalie menghela napasnya. "Gue suka Kaivan, tapi masa lalu gue datang lagi," ujannya.
"Lo ikut kata hati lo aja," saran Velly. "Tapi kalau lo suka keduanya, lebih baik tinggalkan keduanya, jangan pernah bersama dengan salah satunya, nanti perasaan nyesel akan hadir," ucap Aleanora.
"Gue bingung banget..." lirih Natalie mengaduk-aduk minumannya. "Lo harus bisa pilih salah satunya Nat, kalau bisa lo jangan menyakiti keduanya."
"Maksud menyakiti dari keduanya gimana?" sahut Velly tidak mengerti. "Maksudnya, Natalie misalnya pilih masa lalu, tapi Natalie suka Kaivan, masa lalu Natalie yang mendengarnya pasti akan sakit hati. Terus Kaivan akan sakit hati karena melihat Natalie sama yang lain, tapi ia gak tahu kalau Natalie mencintainya. Pasti keduanya akan sakit, bukan?"
Velly menganggukkan kepalanya mengerti.
Sedangkan Kaivan yang mendengarkannya bersama inti RAIDRES di sebelah pojok hanya bisa tersenyum miris. "Kenapa lo nggak nyerah aja Kav?" tanya Faldo merangkul Kaivan.
"Karena dari banyak perempuan yang gue temuin dia adalah satu-satunya yang mampu buat gue jatuh cinta sejatuhnya, perempuan yang selama ini gue cari," tutur Kaivan tersenyum lebar.
"Sekalipun Natalie sama yang lain lo akan tetap mencintai?"
"Iya, karena di adalah cinta yang selama ini gue cari, Natalie," jawabannya yakin. "Cinta bener-bener buat manusia buta," gumam Faldo menggelengkan kepalanya.
"Termasuk lo, Faldo," celetuk Kanaka yang masih mendengar gumaman Faldo. "Ya, gue termasuk salah satunya, buta karena cinta." Faldo mengakui sendiri jika ia buta cinta.
"Inti RAIDRES semuanya gak bener, sama-sama buta cinta," celetuk Velly yang mendengar obrolan mereka. "Iyalah orang pawangnya juga cantik," ucap Aleanora.
"Jelaslah!"
****
bow, aku ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya, terimakasih telah meramaikan karyaku yang sederhana, terimakasih telah menerima kisah cinta Albara dalam kehidupan kalian. Terimakasih banyak-banyak bow, semoga kalian selalu menyukai karyaku yang sederhana ini💗🥺
ayo kita berproses bersama, bow! ayo kita usahakan cerita ini berada di Gramedia bersama cerita-cerita lainya!
FOLLOW!!!
IG: wp.putriii
TIKTOK: wp.putriii
KAMU SEDANG MEMBACA
BANDUNG DAN KISAH KITA
Fiksi Remaja[SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW! SORRY KALAU ADA TYPO! ] Albara kembali ke kota Bandung, tempat ia berasal, saat memasuki masa SMP. Di sekolah barunya, Albara menemukan banyak teman dan bersama-sama mereka membentuk sebuah geng motor bernama RAIDRES. Tuj...