Terlalu cepat bila menemukan
pengganti dirimu.
-Amerta Nala Aleanora***
Markas malam ini tampak sepi. Entah kemana penghuninya membuat lebih sepi dari sebelumnya. Terlihat dari penjuru kanan, seorang lekaki yang sedang memejamkan matanya, sambil mendengarkan musik dari earphone.
Lelaki tersebut tampak menikmati setiap bait lagu yang di dengarnya, apalagi markas ini sepi. Hanya ada anggota inti dan beberapa anggota lainya.
"Anjing!" umpat Albara saat Kaivan mematikan lagu dari handphonenya. "Yee lo si bos dipanggil gak denger!" cibir Kaivan.
Albara memutar mata malas. "Apa?" tanyanya malas. "Gue laper," balas Kaivan tanpa dosa.
Albara menatap Kaivan datar."Laper?"
Kaivan mengangguk cepat.
"Makan lah goblok!"
"Masalahnya gue gak punya duit, aih!" Albara menghela napas, tetapi tetap mengasih Kaivan uang. "Sana beli." Kaivan tersenyum, secepat kilat ia berlari keluar.
"Gue gak dikasih, bos?" sahut Faldo bertanya.
"Sana beli Lo kan punya duit, lah sedangkan anak itu," balas Albara tanpa menatap Faldo."Ya udah."
Suasana menjadi hening.
Mereka terlalu fokus pada dunia masing-masing, hingga tidak sadar akan perubahan ekspresi ketua mereka. Entah apa, setelah melihat postingan di Instagram yang baru lewat tangan Albara terkepal.
Hingga Rashaka menyadari itu. "Kenapa, Al?" tanya Rashaka membuat atensi anggota Raidres sepenuh kepada Albara.
"Gapapa," balas Albara sebelum melengos pergi.
Sedangkan yang lainya menghela napas. Seperti inilah sifat Albara yang tak pernah hilang. "Apalagi sih tuh anak?" tanya Kanaka frustasi.
Pasalnya, setiap kali ia bertanya pasti jawabannya gapapa."Tau, capek gue sama sikapnya," celetuk Faldo.
"Pasti dia punya alasan," ujar Rashaka.
"Iya dan kita harus ngertiin sikap dia."
"Faldo!" tegur Kanaka emosi. "Kenapa? Emang bener, kan?" Emosi Kanaka datang tanpa di minta.
"Lo mau ikutan Devan? Silakan." Semuanya terdiam setelah perkataan pedas Rashaka barusan. "sorry gue ke bawa emosi," ucap Faldo merasa bersalah.
"Lain kali jangan gitu, melukai perasaan orang," kata Kaivan yang entah kapan sudah kembali. "Hm."
***
Albara tersenyum miris menatap layar ponselnya, sudah lama ia menatap layar tersebut, setelah pergi menjauh dari anak RAIDRES. Hingga akhirnya ia memberanikan diri memberi pesan kepada seseorang.
Albara: udah punya yang baru, Ra?
Aleanora. Perempuan tersebut memposting sebuah foto bersama lelaki, yang entah siapa. Walaupun sudah putus, rasa cemburu itu masih ada.
Cukup lama juga Albara menatap pesan yang ia kirim, berharap Aleanora membalasnya dan bilang bahwa itu bohong. Hingga akhirnya pesan tersebut terbalaskan.
Aleanora: udah, Al, hehe.
Seketika senyum Albara luntur. Baru kali ini harapannya tidak sesuai ekspektasi. Lama Albara menatap jawaban tersebut, berharap mimpi, tapi ia tidak ada hak kan? Karena ia sudah jadi mantan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BANDUNG DAN KISAH KITA
Fiksi Remaja[SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW! SORRY KALAU ADA TYPO! ] Albara kembali ke kota Bandung, tempat ia berasal, saat memasuki masa SMP. Di sekolah barunya, Albara menemukan banyak teman dan bersama-sama mereka membentuk sebuah geng motor bernama RAIDRES. Tuj...