32.KEMBALI BERSAMA

189 11 0
                                    

Suara deruman motor itu memasuki pekarangan SMAVA, membuat bising itu terdengar di pagi RAIDRES memarkirkan motornya di parkiran khusus. Mereka juga kompak membuka helmnya, membuat rambut yang acak-acakan itu menambah ketampanan mereka.

Terdengar juga bisik-bisik dari kaum hawa memekik. Siapa juga yang tidak akan memekik saat melihat ketampanan mereka?

"Jangan liatin gitu, gue tahu gue ganteng!" ucap Kaivan percaya diri, membuat mereka mendelik tidak suka.

"Gantengan Albara!" sahut seorang gadis.

"Albara, Rashaka, Faldo, Kanaka ganteng. Kecuali lo!" timpal gadis di sampingnya.

"Emang lo cantik?" Mereka langsung terdiam, ucapan Kaivan benar-benar menusuk hati mereka.

"Iya cantik! Dek naon sia? Maju anjing!" ucap Ayu emosi, yang tak lain orang yang menyahuti dirinya pertama.

"Anjing ngeri euy orang Sunda geus ngambek!" sahut Faldo terkekeh. "Komo deui awewe!" timpal Kanaka yang sedari tadi diam.

"Kacau!"

"Geus anying moal baleg!" lerai Albara jengah.

Keduanya kompak terdiam dan Ayu langsung pergi bersama teman-temannya. "Anjing ku si bos mah langsung indit," ujar Kaivan terkekeh.

"Biasa!"

"Geus abus ka kelas!"

Perempuan yang sedari memperhatikan mereka tersenyum tipis. Cukup lama perempuan itu menatap punggung mereka yang semakin hilang dari pandangnya, sebelum seseorang membuat ia buyar.

"Dor!" kejut Velly membuat Aleanora buyar.

"Bikin kaget wae ari maneh!" ucap Aleanora kesel.

"Lagian lo ngelamun," celetuk Velly.

Aleanora terdiam.

"Ly, menurut lo, titik paling tinggi di kehidupan apa?" tanya Aleanora. Velly terdiam sejenak, menara murid-murid SMAVA yang berlalu-lalang.

Hingga akhirnya Velly menjawab,"Mengikhlaskan."

"Kenapa ikhlas?"

"Ikhlas adalah titik paling tinggi dalam kehidupan, karena ikhlas adalah ketika kita bisa menerima tanpa syarat dan tetap melangkah tanpa beban."

Cukup lama jeda di antara keduanya.

"Jika harapan lo besok diKabulkan, lo mau berharap apa?" tanya Velly membuka suara.

"Balikan. Bisa gak?" Perempuan yang melontarkan pertanyaan itu terdian. Mulutnya terasa kelu untuk menjawab pertanyaan sahabatnya ini. "Kok diam? Gak bisa, ya?"

"Gue bukan Tuhan, Ra. Cuma Tuhan sama semesta yang tahu. Apakah lo bisa bersama kembali atau engga. "

                                           ***

WARNING kali ini tampak ramai. Banyak anggota RAIDRES yang sedang nongkrong, menciptakan suasana penuh canda dan tawa. Mereka saling melempar lelucon, tertawa terbahak-bahak, hingga ada yang sampai kebelet pipis karena tak kuat menahan tawa. Suasana semakin hidup, penuh keakraban, seakan-akan tak ada beban di antara mereka.

Di tengah keramaian itu, terlihat beberapa anggota saling menggoda, sementara yang lain sibuk membahas rencana ke depan.

"Anying udah, Kav! Perut gue udah sakit banget!"
ucap Faldo. "Iya deh," sahut Kaivan karena dirinya juga sudah bingung mencari hal lucu.

BANDUNG DAN KISAH KITA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang