Galaxy menarik napas dalam, anak manis itu antara bingung ingin menekan bel rumah Lingga atau pulang saja.
"Huft... Aci, bila ingin jawaban ayo beranikan diri untuk menekan bel," sekali lagi Galaxy menarik napas dalam, dengan memejamkan matanya.
"Ngapain lo?" Galaxy terlonjak kaget ketika mendengar suara seorang perempuan. "Oh gue tau, mau nanyain Lavanya kembaran gue? Sini sama gue aja gak usah sama Lingga," seakan tahu tujuan Galaxy ke rumahnya, perempuan itu langsung menarik tangan Galaxy tanpa membiarkan Galaxy menjawab terlebih dahulu.
Luna membawa Galaxy masuk ke mobilnya. "Gue bawa ketemu sama Adek gue, mau banget kan lo ketemu Lavanya?" tanya Luna, dan Galaxy hanya mengangguk pelan.
Anak manis itu sedikit menunduk sambil memainkan jari-jarinya. "Lavanya pacar Kak Aka?" tanya Galaxy pada Luna yang mulai menjalankan mobilnya.
Luna hanya fokus menyetir dan tidak menjawab pertanyaan Galaxy, perempuan itu sesekali melirik kearah Galaxy. "Badan lo sering di pakai Semesta kayaknya, ketahuan banget kalau abis di pakai itu body nya beda."
Tangan Galaxy mengepal, ingin sekali rasanya dia menghajar Luna, bila saja Luna itu bukan perempuan. "Jangan sembarangan kalau ngomong, Kak Aka gak pernah ngelakuin itu ke El, paling berani sampai ciuman doang. Kalau gak tau apa-apa mending diam."
"Oh, atau kamu Iri lihat badan El? Badan El bagus walaupun laki-laki, coba lihat badan mu. Gak ada bentuknya gitu." Galaxy terkekeh kecil melihat Luna yang mencengkram stir mobil dengan kuat, siapa suruh memancing emosinya. Galaxy bila berucap susah di kontrol, padahal yang Galaxy ucapkan tadi belum dia keluarkan semua karena masih berusaha sabar.
Setelahnya hanya ada hening sepanjang perjalanan, keduanya terlarut dalam pikiran masing-masing.
Sampai Akhirnya mobil yang Luna kendarai menepi di pinggir jalan. Galaxy sedikit bingung ketika perempuan itu keluar dari mobil, tidak ada apa-apa di jalanan tempat mobil Luna berhenti itu.
"Cepet keluar El!" Luna memanggil Galaxy sedikit tidak sabaran, Galaxy yang masih bingung kemudian membuka pintu mobil dan ikut keluar.
"Sepi, gak ada apa-apa di sini. Jangan bercanda Luna, Aku gak mau buang waktu." Galaxy ingin kembali memasuki mobil Luna, tapi pergelangan tangannya di tahan oleh perempuan itu.
Galaxy ingin protes, tapi kemudian dia mengikuti arah pandang Luna. "Pemakaman?" tanya Galaxy, dan Luna hanya mengangguk.
Luna Membawa Galaxy memasuki pemakaman itu. "Ikut gue, katanya Lo mau ketemu Lavanya, kan? Ini rumah Lavanya." Luna berhenti di salah satu makam, yang tertuliskan nama Lavanya Asteria Chandana pada batu nisan nya.
"Lavanya Asteria Chandana. Kembaran gue yang meninggal tiga tahun lalu." Luna tersenyum menatap nisan itu, sambil mengelusnya pelan. "Lavanya sedikit kekanak-kanakan, makanya dia sering di manjain sama anak-anak asphalt wolf, geng nya Semesta."
KAMU SEDANG MEMBACA
Universe (END)
FanficARSHAKA SEMESTA JAVIER Pacarnya memanggil Kak Aka. Semesta suka balap liar, walaupun di larang pacarnya tetap saja dia nekat sembunyi-sembuyi. Walaupun Semesta suka melanggar larangan pacarnya, jangan ragukan rasa cinta dan sayang Semesta ke pacar...