Semesta dengan tergesa langsung memasuki rumahnya. Di perjalanan tadi, pikirannya terus berkecamuk. Untung saja Semesta bisa tetap fokus mengendarai motornya.
Kaki Semesta melemas ketika memasuki rumah. Pria tampan itu tidak percaya apa yang dia lihat di depannya sekarang. "Dia?" tanya Semesta dengan suara pelan, hampir tidak keluar.
Netra seisi orang yang berada di ruang tamu langsung tertuju pada Semesta. "Teman dekat mu ini, Shaka?" tanya Erwin, Semesta hanya bisa mengangguk lemah.
Semesta menghampiri orang yang sangat dia kenal, orang yang selama ini dia kenal sebagai teman. Ternyata malah menikam dari belakang.
"Kenapa? Kenapa harus lo?" tanya Semesta, tapi tidak di tanggapi apapun, pria di depannya hanya menunduk saja. "Pacar gue ada salah apa sama lo?" lagi-lagi hanya diam yang Semesta dapatkan.
"Motif?" tanya Semesta pada Papanya. "Dendam, pikirannya sudah di cuci sama Luna. Makanya bisa berbuat gini," jawab Erwin, membuat Semesta mengerutkan alisnya bingung.
"Meteor Yasawira Lintang, sudah lama menyimpan perasaan pada Luna Flora Chandana. Kamu tahu sendiri kan, Luna sangat dendam sama Kamu? Terus kemarin dia berangkat ke Swedia, otomatis tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Makanya dia memanfaatkan Meteor ketika ingin berangkat ke Swedia kemarin." Erwin sengaja menjelaskan sedikit-sedikit, agar anaknya tidak terlalu terkejut dengan Fakta yang baru saja mereka dapatkan.
"Tapi Meteor bilang dia kemarin punya pacar, iya kan? Lo bohong sama gue? Jawab anjing!" Semesta ingin merain kerah baju Yasa, tapi dj tahan oleh Papanya.
"Kamu sudah bertanya, pacar dia siapa?" tanya Erwin, membuat Semesta menggeleng pelan. "Pacarnya Luna, tanya aja," lanjutnya, dan Semesta hanya bisa menatap penuh amarah kepada Yasa.
"Tapi kenapa pacar Aka juga yang kena? Kenapa gak Aka aja yang di teror? Kenapa harus Aci?" Semesta bertanya pada Papa nya, karena akan sia-sia bila bertanya dengan Yasa, pria itu tidak mungkin menjawab.
"Aci itu kelemahan Aka, dia akan semakin mudah menjatuhkan Aka bila sudah berhasil membuat Aci kenapa-napa." Semesta sekarang paham, ternyata benar, Hadirnya untuk Galaxy hanya membawa hal buruk saja. Semesta memilih menunduk, tidak ingin bertanya apa-apa lagi.
"Kenapa jagoan Papa? Jangan berpikiran hal yang tidak-tidak. Ini bukan murni kesalahan Aka. Luna memang menaruh dendam juga pada Andra, karena mobil Andra yang menyebabkan Lavanya meninggal," jelas Erwin lagi.
Kepala Semesta hampir di buat pecah rasanya, banyak sekali kejutan yang dia terima hari ini. "Mobil Ayah Aci, itu maksudnya bagaimana? Sekarang Aka beneran bingung, Pa. Aka gak pernah di buat sebingung ini sebelumnya." Erlan hanya terkekeh kecil, kemudian menepuk pundak anaknya dua kali.
"Yang menabrak, supir dari Ayahnya Aci. Tapi menggunakan mobil Ayah Aci. Paham, jagoan?" Semesta mengangguk paham. "Bila ada yang di pertanyakan lagi, silahkan. Sebelum Papa dan Ayah Aci mengurus ini ke kantor pol--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Universe (END)
FanfictionARSHAKA SEMESTA JAVIER Pacarnya memanggil Kak Aka. Semesta suka balap liar, walaupun di larang pacarnya tetap saja dia nekat sembunyi-sembuyi. Walaupun Semesta suka melanggar larangan pacarnya, jangan ragukan rasa cinta dan sayang Semesta ke pacar...