💫 SemestaGalaxy 14 💫

2.3K 220 33
                                        

Semesta melihat kearah Galaxy yang sedang duduk dengan kepala menunduk, mereka sudah sampai ke sekolah tapi anak manis itu tidak mau turun dari mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semesta melihat kearah Galaxy yang sedang duduk dengan kepala menunduk, mereka sudah sampai ke sekolah tapi anak manis itu tidak mau turun dari mobil.

"Sayang takut? Ada Kakak. Kakak gak bakalan biarin siapapun lukain kesayangan Kakak," ujar Semesta, membuat Galaxy menoleh kearahnya.

"Apa beneran orang iseng aja ya, Kak? Tapi Bila bukan, dia siapa? Aci takut tau, Kak. Aci takut, Kak." Semesta menangkup pipi bulat Galaxy agar menatapnya.

"Aci percaya dengan Kakak?" tanya Semesta, dan Galaxy mengangguk mantap. "Bila Aci percaya dengan Kakak, tidak ada yang perlu di takutkan karena Kakak pasti akan melindungi Bakso Aci," ucap Semesta lagi, agar kekasihnya itu tenang.

"Hu'mm... Aci percaya Kakak, ayo turun sekarang." Semesta mengusak rambut Galaxy, setelahnya dia turun terlebih dahulu dari mobil, kemudian membukakan pintu mobil untuk Galaxy.

Mereka memang menggunakan mobil hari ini, karena permintaan Galaxy. Anak manis itu terlalu takut, karena pesan dari orang yang tidak dia kenal itu.

Galaxy melihat ke sekeliling sekolah setelah dia turun dari mobil. "Kak Aka, Aci beneran takut." Galaxy memeluk pergelangan tangan Semesta, membuat Semesta menghela napas pelan.

"Mau Kakak gendong?" tanya Semesta, tapi anak manis itu hanya menggeleng tanpa melihat kearah Semesta. "Ci, sini." Semesta menarik Galaxy ke dalam pelukannya, ketika dia melihat pesawat kertas yang terbang ke arah mereka.

Pria tampan itu ingin menggendong Galaxy, tapi si manis sudah terlebih dahulu melihat pesawat kertas itu. Galaxy berjongkok, untuk mengambil pesawat kertas yang mendarat tepat di depan kaki Semesta.

"Ada anak-anak di sini, Kak? Lucu banget main pesa--" Galaxy menghentikan ucapannya, melihat di dalam pesawat kertas itu seperti ada tulisan dengan tinta merah.

Galaxy membuka pesawat kertas itu perlahan. "Kak..." Semesta langsung mengambil kertas itu dari tangan Galaxy, kemudian merobek-robeknya.

Semesta dari melihat pesawat kertas tadi saja sudah tau ada yang janggal, jadi dia berusaha mengalihkan perhatian Galaxy tapi tidak berhasil.

"Jangan di pikirin, orang iseng aja." Semesta segera menggendong Galaxy, untuk membawa sang kekasih ke dalam kelas.

"Maksud tulisan tadi apa, Kak? Aci gak salah apa-apa." Galaxy berucap pelan, dengan menenggelamkan wajahnya ke ceruk leher Semesta.

"Kakak gak baca, pasti itu murid lain yang is--"

"Kak Aka mau bilang orang iseng lagi, Kak? Ini sudah dua kali, iseng?" Galaxy berontak dari gendongan Semesta, membuat pria tampan itu segera menurunkan Galaxy.

"Gak lucu kalau iseng nya gitu, Kak." Galaxy berjalan mendahului Semesta, dan Semesta tidak berniat mengikuti Galaxy. Pria tampan itu malah berlari kembali ke parkiran.

Setelah sampai di parkiran, dia melihat kertas yang dia sobek tadi masih ada. Semesta kembali mengumpulkan sobekan kertas tadi. Kemudian menyusun kertasnya di tanah.

Universe (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang