ARSHAKA SEMESTA JAVIER
Pacarnya memanggil Kak Aka. Semesta suka balap liar, walaupun di larang pacarnya tetap saja dia nekat sembunyi-sembuyi.
Walaupun Semesta suka melanggar larangan pacarnya, jangan ragukan rasa cinta dan sayang Semesta ke pacar...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"ACI!"
Semesta langsung terduduk, matanya sembab dengan rambut acak-acakan. Semesta melihat jam weker nya yang dari tadi terus berbunyi. Semesta terbangun karena suara jam yang teramat kencang itu.
"Aci...," lirih Semesta, menunduk dengan air mata yang kembali mengalir. Otaknya berputar mereka ulang kejadian di mana Galaxy mengucapkan kata putus padanya ketika mereka pulang dari pantai kemarin.
Galaxy tidak memberikan penjelasan detail, anak manis itu mengatakan ingin putus hanya karena dia akan berkuliah di luar negeri. Galaxy tidak memperbolehkan Semesta untuk menghubungi dirinya lagi.
"SIALAN" Semesta melempar jam weker, membuat jam itu remuk tak berbentuk. "Tuhan kenapa jahat sama gue? Baru sebentar ngerasain kebahagiaan, kenapa harus di renggut lagi?" Semesta benar-benar pada titik lemahnya sekarang, dia tidak memiliki semangat lagi untuk melanjutkan hidup.
Semesta beranjak dari kasur. Pria tampan itu meringis pelan, merasakan kepalanya yang berdenyut. "Anjing," umpat Semesta, ketika kakinya tidak sengaja menginjak pecahan jam weker yang ia lemparkan tadi.
Semesta membuka pintu kamarnya perlahan, pria tampan itu melihat ke sekeliling rumahnya tapi tidak ada siapa-siapa. "Shh..." Semesta meringis, pria tampan itu menunduk dan benar saja ternyata telapak kakinya mengeluarkan darah.
Semesta mengusak kasar rambutnya, berjalan kearah sofa mengabaikan telapak kakinya yang terus mengeluarkan darah.
Semesta menghela napas kasar, mendongak dengan mata terpejam. Dadanya merasa sesak, ketika memori tentang Galaxy terus berputar di otaknya.
"Sayang..." panggilan lembut seorang perempuan membuat Semesta membuka matanya. "Kaki kamu berdarah?" tanyanya, dan Semesta hanya mengangguk pelan.
"Mama obatin, ya? Aka tunggu di sini dulu, Mama ambil P3K." Divya menghela napas pelan karena tidak mendapat respon dari anaknya, perempuan cantik itu duduk di sebelah sang anak. Membawa kepala Semesta untuk bersandar di bahunya.
Semesta mengangguk, dan memeluk erat sang Mama. "Aci kenapa putusin Aka, Ma? Aka salah apa? Bahkan semua akun sosial milik Aka di blokir sama Aci. Harusnya Aci jelasin ke Aka, salah Aka di mana biar Aka perbaiki." Semesta berucap lirih.
"Coba Aka ingat lagi, apa ada kesalahan Aka yang sangat fatal? Mama rasa hubungan kalian akhir-akhir ini baik. Mama cukup kaget pas Aka bilang putus dengan Aci."
Semesta melepaskan pelukannya dari sang Mama. "Aka mau mandi," ujar Semesta, lalu beranjak dari duduknya.
"Ka, kaki kamu belum di ob--"
"Nanti sembuh sendiri." Semesta langsung memotong ucapan sang Mama, dan berjalan ke kamarnya.
***
Semesta mentap tajam Orion yang menertawakannya. Pria tampan itu berniat untuk melupakan kesedihannya dengan pergi ke tongkrongan, ternyata malah membuat suasana hatinya semakin buruk karena Orion dari tadi terus mengejeknya.