12. Masa SMA

26 8 35
                                    

"Kenapa tiba-tiba? Kau ingin berziarah?" tanya Rina pelan. Laila mengeleng. Ia lupa bahwa ia belum pernah menceritakan tulisan itu berasal dari persahabatan mereka.

"Kalau begitu, masuk dalam ruang sana. Ibu editor menunggumu." Laila mengangguk dan pergi menyusul wanita berkacamata yang di panggil dengan sebutan Ibu Editor.

Selagi menunggu Rina memainkan ponselnya. Di beranda Yantopnya masih ranking pertama vidio viral dari Laila yang di undang ke podcast saat membahas kasus ayahnya.

Dia pun menekan vidio itu untuk menontonnya kembali. Meskipun sudah rubuan kali.

Laila coba jelaskan kronologis dari kasus ayahmu, agar semua netijen bisa membantumu

Kasus itu merupakan kesalah pahaman antar kedua bela pihak. Ayahku saat itu membutuhkan uang untuk biaya rumah sakitku, dan teman ayahku yang berinisial AS memberikan sejumlah uang kepada ayahku. Ayahku mengira itu hanya cuma-cuma karena berpikir tidak ada kata meminjam dan akan di kembalikan. Tapi bagi AS itu adalah pinjaman yang ia berikan. Dari situlah awal mula pertengkaran mereka. Ayahku berjanji akan mengembalikannya tapi AS bersikukuh untuk membayarnya sekarang tanpa melihat kondisi ayahku yang saat itu kesulitan.

"Kau menontonnya lagi?" tanya Koby menghimpirinya. Rina mempause video dan beralih melihat si pemilik suara.

"Iya, biar penontonnya banyak dan menjadi tranding nomor 1."

Koby tersenyum tipis sambil memberikan minuman kaleng. "Kau tidak seperti manager Laila saja tapi sudah seperti keluarganya."

Rina menerima minuman kaleng itu sambil memperhatikannya. "Aku tahu kehidupan Laila sebelum terkenal, dan saat itu aku bahkan tidak ada sampingnya saat ia sulit, setidaknya aku bisa membantunya dengan menonton konten itu."

Koby menepuk bahu Rina pelan. "Tapi kau juga yang menyoroti karya Laila sampai netijen melihatnya, kau juga berperan besar dengan kesuksesannya."

Rina tersenyum. Dia kembali mengingat kenangan dia mana ia mati-matian membuat konten seolah berpen jadi orang lain yang menggali dan mencari tahu kehidupan Laila sampai banyak orang yang ikutan penasaran dan membaca blog pribadinya, hal itu pun menjadi trending kedua. Konten kreaton sampai memberi reaksi soal bacaan yang ia baca dan menjadi viral.

Koby sampai mengetahuinya karena ia dan Rina cukup dekat, mereka sekelas bersama saat SMA dahulu. Rina juga yang meminta Koby bersama temannya untuk memberikan komentar positif kepada kepala sekolah agar Laila tidak di DO dari sekolah.

Perjuangan Rina semata-mata bukan hanya sekedar benalu yang datang saat temannya terkenal tapi dia adalah sahabat Laila yang tahu betul seluk-beluk kehidupannya.

"Tolong jangan beritahu Laila," ujarnya pada Kody sambil memperhatikan si tokoh utama dari balik jendela studio.

***

Masa SMA tidak akan diulang kembali begitu pun kenangan yang aku habiskan selama tiga tahun terakhir bersama sahabat maupun teman sekolahku.

Setelah kejadian itu Seli mengundurkan diri dari jabatannya sebagai ketua OSIS dan Luis pindah dari sekolah. Bagi semua orang kematian Meisya disebabkan karena stress akan datangnya ujian akhir semester. Padahal kalau dipikir kembali Meisya bukan orang suka belajar dan hanya memilih menghabiskan waktunya di depan cermin untuk menghias diri.

Kesalahanku juga tidak bisa di toleransi, saat aku ujian pun dipisahkan diruang sebelah khusus untuk anak-anak yang bermasalah tapi kedatanganku hanya ujian selebihnya aku tidak diizinkan datang sekolah setelah kematian Meisya. Dari Cctv sekolah aku terlihat memegang batang sapu dan hendak ingin menghajar Luis hal itu pun membuatku di perlakukan seperti sekarang.

Selama masa-masa minggu tenang aku menunggu hasil ujian dengan menghabiskan waktu berkeliaran mencari alamat Hery_laki-laki yang memilih mengakhiri hidupnya untuk menolongku.

Selepas dari rumah sakit, aku tidak menemukan informasi tentangnya. Seakan dirinya adalah aset pribadi dan tidak boleh diketahui oleh rakyat jelata sepertiku.

Dari semua kejadian yang aku alami aku sadar semua itu membuatku menjadi dewasa dan tidak bergantung lagi pada orang lain. Aku yang dulu hanya bermalas-malasan dan meninggalkan perintah Allah kini berusaha menjadi orang yang lebih berserah diri padanya.

Saat aku bosan aku mulai kembali mengasah jemariku untuk menuliskan petualangan hebat yang aku lewati selama ini. Bertemu dengan Hery yang membantu dan menemaniku saat-saat sulit. Aku juga menulis bagaimana aku bertemu dengan Luis_laki-laki yang mengajarkanku bukan hanya cara mendapatkan pujian tapi juga belajar untuk menerima kritikan. Selain itu aku menulis kisah persahabatan kami yang dimulai dari kelas 10.

Aku tidak berharap banyak yang membaca kisahku. Aku ingin mengenangnya lewat tulisan karena saat diingat akan lupa saat di tulis akan abadi. Aku memberikan judul pada tulisanku yaitu 'Memories about them'

Setelah rutinitas itu di mulailah kisah yang lebih keren yang dibuat Allah tentang perjuangan seorang ayah dan aku. Kisah yang mengurus banyak air mata, yang dimana aku mati-matian memperjuangkan hak rakyat jelata yang dibodohi dan berkahir di penjara. Hari yang kulewati saat itu seperti ribuan tahun di neraka. Tidak makan dan tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Unggahan untuk melawan mereka tanpa disangka viral. Aku di undang ke berapa media untuk membantu kami. Sidang pun diadakan aku dan ayahku duduk diantara puluhan orang.

Hingga ketukan palu membuat ayahku dinyatakan tidak bersalah tapi tetap harus mengganti uang dari temannya. Uang dari media aku bayarkan untuk kebutuhan hidup karena selama ini aku hanya bergantung pada pekerjaan ayah.

Uang itu tidak abadi, sewaktu-waktu akan habis. Seperti setelah membayar utang ayah kami kembali menjadi rakyat jelata yang butuh sesuap nasi. Ayah berakhir di rumah sakit dan aku yang harus berkerja keras mencari pundi-pundi uang.

Setelah kelulusan dengan mendapat predikat buruk aku masih bisa menyalami guru-guruku. Menghormati mereka yang berjuang keras telah mengajariku, mereka orang tua kedua setelah ayah. Meskipun masih ada guru yang tidak suka padaku tapi diantara puluhan itu masih ada yang mendo'akan ku agar bisa menjalani hidup yang lebih baik lagi.

Aku tidak lagi menemukan keberadaan Seli dan hanya Rina lah yang saat itu membantuku mencari pekerjaan. Karena ia tahu utang ayahku tidak sedikit. Dia selalu di marahi kedua orang tuanya karena bergaul denganku tapi masih bertekad untuk membantuku dan melamar pekerjaan yang hanya tamatan SMA tidak lah mudah.

Namun lagi-lagi Allah maha baik. Saat aku merasa benar-benar frustasi. Blogku tiba-tiba ramai dan para pembaca memintaku melanjutkan cerita setelah Hiatus sementara. Aku tidak tahu itu pilihan terbaik atau tidak. Tapi aku juga ingin membuktikan kepada keluarga ayah bahwa aku juga punya impian dan akan mengangkat nama ayah yang selama ini di injak-injak oleh mereka.

Selagi aku bekerja sampingan di rumah sakit sebagai cleaning service ponselku berbunyi, dari sana lah hidupku berubah drastis. Aku tahu hidup itu seperti roda. Aku yang selama di bawah pasti akan berpindah ke atas.

Terimakasih ya Allah atas nikmat mu.

***

Kitabat Laylaa / RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang