"Hyung, apakah kau sekarang membenciku? Mengapa kau menyetujui mereka? Mengapa kau tak membawaku bersamamu?" Cicitan kecil bocah berusia enam tahun yang tampak menyendiri di bawah pohon setelah menyaksikan sang kakak yang kini sudah di bawa pergi oleh orang tua barunya.
Jujur saja bocah pemilik nama Han Yujin tampak meratapi nasib nya yang pada akhirnya hari yang tak dinantikan nya terjadi.
Ia tak suka hari ini!
Hari yang seakan menghancurkan kebahagiaannya setelah hari hari mereka yang sebelum nya terasa berat setelah kedua orang tua mereka meninggal karena kecelakaan dan menyisakan dirinya dan juga sang kakak yang hanya terpaut berbeda tiga tahun dari nya.
"Yujin-ah, mengapa kau disini sendirian?"
Yujin terdiam. Ia tak mengatakan apapun pada bocah yang lebih tua darinya itu.
Seulas senyuman terpatri di wajah bocah itu menatap ke arah Yujin.
"Kau sedih karena Gyuvin hyung di adopsi?"
Hancur sudah pertahanan Yujin yang sedari tadi menahan tangis nya itu.
Ia tak dapat lagi menyembunyikannya di hadapan temannya yang juga selama ini bersama sama di panti asuhan yang sama dengannya dan juga kakak nya.
"Menangislah jika kau ingin menangis," ujar bocah berusia delapan tahun itu.
Park Gunwook bocah yang kini sibuk merangkul Yujin yang sedang menangis di dalam rangkulannya.
"Aku yakin Gyuvin hyung tak bermaksud meninggalkan mu, hanya saja semua nya butuh waktu Yujin-ah. Kau tahu bukan bahwa berada di panti asuhan ini tak mudah?"
Yujin mendongakkan kepala nya menatap ke arah Gunwook, yang tak lama setelah nya bocah itu menganggukan kepala nya.
Gunwook benar selama ini Gyuvin selalu menjaga nya, bahkan setelah kematian kedua orang tua mereka tak sedikit pun Gyuvin melepaskan Yujin dari nya.
Ia tak mau adiknya terluka, atau pun hal hal yang tak mengenakkan terjadi pada adiknya.
"Lalu mengapa Gyuvin hyung tak mengajak ku pergi ikut dengannya hyung?"
Gunwook terdiam.
Jujur saja ia juga tak tahu, lagi pula bukankah Gunwook juga sama hal nya dengan Yujin yang terlalu kecil untuk mengerti jalan fikiran orang dewasa sekalipun temannya yang pada akhirnya meninggalkan sang adik sendiri di panti asuhan?
Pada akhirnya hanya gendikkan bahu yang di berikan oleh Gunwook pada Yujin.
Ia tak dapat mengarang apapun pada bocah itu, hanya saja ia tetap berusaha menenangkan Yujin dan mengatakan pada bocah itu bahwa Gyuvin pasti memiliki rencana atau pun alasan.
Yujin yang berusaha memahami akhirnya menganggukan kepala nya.
Ia berusaha mengerti walaupun tak sepenuh nya mengerti.
"Yujin... Yujin-ah!" Pekik salah satu orang dewasa yang berada di panti asuhan itu.
Im Yoona pemilik panti asuhan Yujin berada.
Yujin menghapus jejak cairan beningnya terlebih dahulu sebelum menghampiri sang pemilik panti yang baru saja memanggilnya.
"Ah, rupanya kau benar berada di taman," lirih Yoona dengan senyumannya menatap Yujin.