Sudden Marriage! (2) - BINHAO

619 39 3
                                    

"Terimakasih."

Kalimat tersingkat yang pernah di dengar Zhang Hao dari belah bibir Hanbin—Mantan kekasih nya yang menghilang tanpa kabar dua tahun lalu, yang kini menjadi suaminya.

"Kau menyesal?" tanya Hao dengan perasaan yang bisa di bilang cukup berkecamuk.

Ada perasaan sedih dan senang sekaligus yang Hao rasakan saat ini.

Ia senang lantaran ia dapat menemui Hanbin-nya kembali setelah dua tahun menghilang, walaupun sebelumnya ia sempat membenci pemuda itu. Namun setelah mengetahui apa yang menimpa Hanbin, pemuda manis itu telah menepis kesalahpahaman nya.

Ia bersyukur dapat bertemu pemuda itu kembali, yang dimana sejujurnya ia belum berhasil menghilangkan perasaanya untuk pemuda yang menjadi suami nya saat ini, hanya saja ia sedih lantaran ia menjadi istri dari Hanbin, bukan karena dialah orang pertama yang seharusnya di nikahi oleh Hanbin, melainkan dirinya sebagai pengganti.

Perlu di garis bawahi bahwa dirinya adalah "pengganti".

Hanbin menatap ke arah istri barunya itu dengan lekat.

Ia tak menyesal, hanya saja ia menyayangkan sesuatu. Namun tak dapat ia ungkapkan secara gamblang pada istri barunya itu.

Perasaan bergejolak entah mengapa terasa di dadanya.

'Aneh, mengapa aku merasa bahwa aku tak salah menikahinya? Bukankah seharusnya aku tak menyukai situasi keterpaksaan ini?' Monolog Hanbin dalam benak.

"Apakah kau ingin bercerita mengenai diriku dua tahun lalu seperti yang kau katakan waktu di toilet?"

Hao terdiam, untuk sesaat ia mengambil kesimpulan bahwa pemuda yang di hadapannya kali ini akan terpukul jika ia langsung membeberkan siapa jati diri Hanbin yang ia kenal.

"Hao-ssi?"

Hao terkekeh mendengar Hanbin memanggil nya dengan sapaan formal. Oh ayolah tak bisakah Hanbin memanggil nya dengan sapaan seperti biasanya?

Hanbin mengusap tengkuk nya yang tak gatal. Jujur saja ia merasakan kekikukan yang tiba tiba saja melanda dirinya.

"Kau tak usah menyapaku sangat formal, aku tak biasa mendengar sapaan itu, apalagi dari mulutmu. Kita dulu sangat dekat Bin-ah," ujar Hao tersenyum pada Hanbin.

Hanbin membalas senyuman itu.

Di tengah tengah suasana canggung itu, tiba tiba suara dering telefon cukup keras terdengar mendominasi pada ruang kamar ganti mereka.

"Astaga aku lupa!" Pekik Zhang Hao heboh ketika mendapati telefon dari sang Bibi yang merawat nya itu.

Hao menggigiti kuku nya. Ia melupakan hal yang penting!

Bagaimana cara dia memberitahu pada sang Bibi bahwa ia telah menikah dengan mantan kekasihnya sendiri, terlebih Bibi Kim mengenal Hanbin.

"Ada apa?" tanya Hanbin menatap ke arah Hao yang gelisah.

"Bibiku," ujar Hao pada akhirnya pada Hanbin.

"Angkat lah, jika kau tak berani mengangkat nya, aku yang akan mengangkat telefonnya sembari menjelaskan pada Bibimu. Lagi pula aku memang harus bertemu dengannya bukan?"

Kali ini Hao setuju. Memang benar Hanbin—suaminya harus menjelaskan nya.

Tanpa menunggu lama Hao segera mengulurkan tangannya menyerahkan handphone nya pada Hanbin.

Oneshoot -ZB1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang