Finding The Mate (2) - BINHAO

662 56 1
                                    

Manik Hanbin tampak tertutup, mengambil nafasnya dalam dalam merasakan kesejukan dari hutan kecil yang ia jaga secara khusus pada lahan di belakang kantor yang luas tersebut.

Jika banyak kantor yang memilih konsep tak memiliki lahan luas apalagi terdapat hutan di dalamnya, maka akan berbeda dengan Hanbin yang memang sengaja menempatkan kantor nya berada di sana, lantaran hutan tak terurus yang berlokasi di belakang kantor yang ia dirikan dengan design unik, merupakan teritori clan pack mereka saat kala itu masih di bawah kepemimpinan sang ayah. Hanya saja di zaman modernisasi saat ini tentu saja Hanbin mendapatkannya kembali dengan cara membeli banyak wilayah yang dulu termasuk ke dalam teritory bangsanya.

Apakah itu artinya kantor yang Hanbin dirikan saat ini tak berada di pusat kota?

Benar, kantor dimana Hanbin menjadi pimpinannya saat ini tak berada di pusat kota yang ramai akan seluruh aktifitas metropolitan berada, melainkan kantor tersebut berada di pinggiran kota, hanya saja karena pergeseran wilayah otonomi pusat maka wilayah tersebut menjadi cukup ramai saat ini dengan kalangan manusia, sedangkan bangsa nya sendiri kini sudah berpencar di berbagai kota dan negara.

"Dad, apakah kau bisa melihat ku dari jauh?" Lirih Hanbin pelan yang tanpa sadar mulai mengingat kembali akan sosok sang ayah yang tak mungkin hilang dari ingatannya.

Lagi pula bagaimana bisa ia tak mengingat nya, jika alasan ia masih hidup sampai sekarang tak lain dan tak bukan karena pengorbanan kedua orang tuanya sekaligus pengorbanan ayah Taerae yang saat itu memiliki jabatan sebagai kepala prajurit pertahanan.

Hanbin mulai terlarut akan semilir angin yang menerpa kulit nya.

Rasanya ingin sekali ia merasakan kenangan masa kecil nya dimana hidup nya saat itu terbilang harmonis.

Jika tak terjadi peperangan saat itu, mungkin kini ia tak akan terpisah dengan kawanan pack nya sekaligus sang adik yang terpaksa harus berpisah darinya, sebagaimana pesan dari orang tuanya yang mengatakan untuk menyelamatkan diri mereka masing masing hingga nantinya pada waktu berlalu mereka bersatu kembali.

"Wait, bukankah ini aroma bergamot?" lirih Hanbin saat merasakan aroma yang cukup membangkitkan feromon yang selama ini tak pernah ia rasakan.

Hanbin mencoba mengedarkan pandangan nya ke segala penjuru.

Ia berusaha mencari sumber akan aroma samar yang tercium pada indera penciumannya itu.  Walaupun tak terasa kuat, tetapi Hanbin tetap dapat merasakannya.

Beberapa kali Hanbin kembali mencoba menajamkan Indera penciumannya, hanya saja secara perlahan aroma bergamot yang sebelumnya sempat membangkitkan feromonnya mendadak hilang begitu saja!

Di saat Hanbin tengah menyusuri jejak aroma tersebut ...

"Hyung!"

"Tae? Kau sendiri kesini?" tanya Hanbin berusaha mencari seseorang yang mungkin tengah bersembunyi.

Taerae menatap bingung ke arah Hanbin, pasalnya sedari tadi ia sendiri tak ada yang menemani nya menuju hutan di belakang kantor tersebut.

Hanbin mengacak rambut nya sedikit kasar. Jujur saja ia merasa kesal. Bukankah jika tadi ia menyadari nya lebih cepat maka ia dapat menemukan mate nya?

"Dia ada disini tadi," lirih Hanbin pada akhirnya pada Taerae.

Taerae yang masih belum mengerti tentu saja bertanya kembali pada Hanbin akan maksud perkataan nya itu.

"Luna ku, dia ada disini. Aku yakin itu."

Kalimat tegas Hanbin berikan pada Taerae.

"Lalu dimana ia sekarang?"

Oneshoot -ZB1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang