"Ada apa dengan wajah mu? Mengapa tampak tertekuk seperti itu? Tak biasanya kau seperti ini?" tanya seorang pemuda yang dengan santai masuk ke dalam ruangan pemuda yang merupakan seorang CEO di kantor tersebut.
Sebuah helaan nafas yang dapat di dengar dari pemuda pemilik nama Hanbin, atau nama lengkap manusia yang ia gunakan saat ini adalah Sung Hanbin.
"Telingaku kini mulai panas mendengar keluhan kalian yang mungkin kalian tak sadari bahwa aku mengetahuinya."
Seketika bulu kuduk pemuda yang merupakan seorang beta pada kawanan pack Coen, yang memiliki panggilan Taerae terasa berdiri mendengar kalimat yang ia tahu merupakan sindiran keras untuknya.
"Maafkan saya Mr. Sung," ujar Taerae terburu buru pada Hanbin. Sungguh ia tak menyukai situasi seperti ini.
"Hey, Calm down Tae, aku tak mengatakannya itu dirimu, aku tahu kau sangat mengerti diriku, dan lagi pula kau sahabatku jadi tak mungkin kau yang membicarakanku," ujar Hanbin menenangkan sahabat nya sekaligus tangan kanannya itu.
Taerae menghela nafasnya lega. Paling tidak saat ini Hanbin yang ia kenal tak berubah sama sekali, walaupun secara jabatan pada pack dan juga perusahaan pemuda itu jauh di atas nya, jadi sudah sepatutnya ia meghormati Hanbin.
"Kau hampir saja membuatku jantungan hyung," ujar Taerae pada Hanbin dengan candaan ringan nya itu.
"So, apakah kau memiliki ide agar aku menemukan Luna ku?" tanya Hanbin pada Taerae
Sejenak Taerae terdiam, ia sendiri belum memiliki ide yang paling memungkinkan untuk pemuda itu.
"Ah!"
Sebuah pekikan keras tiba tiba saja terdengar cukup mengejutkan untuk Hanbin.
"Yak! Bisakah kau tak mengejutkan diriku?" ujar Hanbin berdecak kesal pada Taerae.
Pemuda itu terkekeh pelan, sembari mengusap tengkuk nya yang tak gatal. Tak lupa pemuda itu juga mengucapkan permintaan maaf nya pada Hanbin, dan mengatakan pada Hanbin akan idenya yang bisa terbilang unik.
"Kau yakin?"
"50/50 aku tak dapat memastikannya, hanya saja bisa saja dugaan ku benar bukan? Paling tidak kita telah mengerucut kan dugaan," ujar Taerae penuh keyakinan nya.
Sejenak Hanbin tampak menelaah kata kata Taerae dengan baik. Bagaimanapun sebuah ide harus di tampung terlebih dahulu bukan?
Hal itu yang kini ada di pemikiran Hanbin saat ini. Jika dulu saat kepemimpinan Alpha masih jatuh di tangan sang ayah maka dengan santainya ia tak memikirkan Luna yang tentu saja menjadi pasangan sejatinya, hanya saja setelah kepemimpinan pack Coen kini jatuh padanya setelah kekosongan cukup lama, maka kini ia tak boleh mengesampingkan begitu saja akan hal tersebut, terlebih ia tahu persis banyak pack ataupun rogue yang tengah mengincar posisi sekaligus kawanan pack miliknya.
"Baiklah, aku akan mengikuti saran dari mu, walaupun aku harus mengatakan dari awal padamu, bahwa sejauh ini aku belum pernah melihat ataupun mencium aroma yang membangkitkan feromon ku."
Taerae menganggukan kepalanya mengiyakan perkataan Hanbin. Ia tahu betul bahwa Hanbin adalah seorang Alpha yang mampu mengendalikan emosi nya dengan baik, oleh karena itu Hanbin sering di katakan Alpha yang paling bijaksana, dan juga jenius.
"Baiklah, untuk saat ini aku akan mencari tahu lebih dahulu bangsa kita yang memungkinkan ia menjadi pasanganmu, setelah mendapatkan semua datanya, aku akan memberikannya padamu," ujar Taerae tegas.
"Kau yakin akan mendapatkan seluruh datanya?" tanya Hanbin pada Taerae.
Taerae memberikan senyuman dengan lesung pipi nya yang tertampang jelas pada wajah nya sembari mengendikkan bahu nya pada sahabatnya itu.