"Ada apa? Mengapa kau tiba tiba saja memanggilku secara khusus? Apakah kau kembali membuat ulah?" tanya Hanbin yang kini berada di seberang bangku dari Taerae.
Taerae mencebik kesal mendengar perkataan dari Hanbin yang selalu saja melabeli dirinya dengan 'Pembuat masalah' sedangkan Hanbin seolah bagaikan orang yang di labeli 'Memperbaiki Masalah ulah Taerae'.
Gelak tawa justru di berikan oleh Hanbin ketika melihat sahabatnya seperti itu.
"So, ada apa?"
Taerae terdiam. Ada rasa ragu yang dapat terlihat jelas dari sorot manik Taerae yang ia pancarkan pada Hanbin.
"Katakan saja, aku tak akan menjudge mu apapun."
Kali ini nada bicara Hanbin terdengar lebih serius dari pada sebelumnya.
"Aku tahu mungkin aku terdengar konyol, atau mungkin kau akan menganggap ku pedofil? Tapi aku sudah berusaha mengabaikan perasaan ku, hanya saja sepertinya aku menyerah. Jadi ... bolehkah aku menyukai putramu?"
Kalimat terpanjang yang cukup Taerae berikan pada Hanbin.
Well, Jika boleh jujur Hanbin ataupun Hao sudah dapat memprediksi hal semacam ini, hanya saja ia tak tahu jika hari ini adalah hari bersejarah bagi seorang Taerae yang cukup naif, serta kerap kali mengabaikan persaannya sendiri.
"Jadi tujuan mu memanggil ku adalah untuk meminta izin padaku?"
Anggukan kepala polos Taerae berikan pada Hanbin.
Ingin sekali Hanbin menertawakan sahabat nya itu, hanya saja keinginan untuk menjahili Taerae jauh lebih besar dari pada menertawakan sahabat nya itu.
"Seharusnya kau tak meminta izin padaku, melainkan pada my hubby, karena kau tahu sendiri yang paling protektif pada Wook-ie adalah Hao. Bagaimana jika aku menyetujui nya tapi Hao tidak?"
Taerae menghela nafas panjang. Ia tahu bahwa perkataan Hanbin sangat lah masuk akal, karena memang benar adanya bahwa Hao lah yang mengatur segala keperluan Gunwook.
Entahlah, terkadang Hanbin ataupun Taerae saja bingung dengan sikap Hao yang memperlakukan Gunwook layaknya anak kecil yang masih memerlukan pengawasan orang dewasa.
Beruntung Gunwook yang di angkat anak oleh Hanbin dan Hao, dimana Gunwook menyukai perhatian- perhatian kecil yang di berikan oleh Hao, karena bagaimanapun sejak ia kecil ia tak pernah mendapatkan hal - hal semacam itu.
Ingat sekali Taerae ketika ia tak sengaja memukul pelan Gunwook lantaran terlalu bersemangat dalam bermain, Hao yang baru saja datang menjemput putranya langsung memarahi Taerae dan sempat mengancam Taerae untuk tak bermain dengan putranya sementara waktu, walaupun pada akhirnya Gunwook yang menjelaskan semuanya bahwa apa yang Hao lihat hanyalah sebuah permainan biasa tanpa ada maksud kekerasan sama sekali.
"Apakah kau memiliki tips agar aku dapat meminta izin pada istrimu? Kau tahu sendiri terkadang Hao-mu menyeramkan."
Hanbin tak dapat menahan tawa nya yang dimana sebelumnya berusaha menahan tawanya itu.
Taerae yang memang memiliki emosi setipis tisu sibuk mendecih dan menghentak hentakan kaki nya. Ia tak habis fikir dengan sahabat nya itu mengapa memilih menertawakannya di bandingkan memberikan sebuah solusi yang tepat.
"But, apakah kau yakin bahwa putraku akan menyukai mu? Tidakkah kau terlalu percaya diri mendekati putraku yang tampan?"
"Yak! Paling tidak aku dapat berusaha mendekati nya tanpa ada rasa beban bahwa nanti nya kalian tak merestuiku."
Hanbin sibuk mengangguk- anggukan kepala nya, dan tak lama pemuda itu meraih ponsel nya guna menghubungi sang istri tercintanya.
Tanpa menunggu lama Hao pun segera mengangkat telefonnya.