Memory (3) - HAOBIN

171 26 4
                                    

Disaat Hanbin dan Hao telah bersiap siap untuk keluar dari gedung, dimana event tersebut sebenarnya belum selesai, Hanbin yang baru saja hendak keluar bersama Hao tiba tiba panggilan alam nya datang, membuat dirinya terpaksa meminta izin pada Hao untuk ke toilet terlebih dahulu, dan tentu saja Hao tak melarang dan menunggu pemuda manis kesayangannya di luar toilet tersebut.

Hanbin sedikit berlari kecil ke dalam toilet yang ada disana.

.

.

Di dalam bilik toilet Hanbin yang baru saja menyelesaikan urusannya di dalam toilet tak sengaja mendengar suara suara yang tengah membicarakan Hao-suami idaman nya malam ini.

"Aku tak tahu jika Mr. Zhang akan hadir malam ini, bukankah dua tahun lalu Mr. Zhang marah besar dan mengatakan tak akan hadir di setiap acara tahunannya?"

"Ah, benar ... tahun lalu saja Mr. Zhang tak datang menepati perkataan nya itu."

"Apa kau masih ingat alasan Mr.Zhang murka?"

Gelengan kepala diberikan oleh salah satu pemuda yang tengah berbincang disana.

"Ck, apakah kalian tak ingat Mr. Zhang mengangkat pria dengan celana yang berlumuran darah waktu itu dan berlarian keluar?"

Seketika mereka yang ada disana sibuk mengingat kejadian dua tahu lalu, dimana acara yang berjalan mulus berubah menjadi mencekam sesaat mendengar ultimatum dari pemuda Zhang itu bahwa ia tak akan datang ke acara tersebut, yang dengan di garis bawahi bahwa artinya pria itu tak akan bekerja sama dengan kolega kolega yang ada disana, atau pun pendanaan yang membutuhkan investor darinya.

Karena bagaimanapun maksud dan tujuan dari acara tersebut lebih ke arah pertemuan antara pebisnis pebisnis yang ada di negara itu, dan alasan itu pula orang orang yang hadir disana rata rata orang orang penting yang cukup susah di temui di luaran sana.

Lain dengan hal yang terjadi di luar bilik toilet, kini Hanbin yang berada di bilik toilet justru sibuk memegangi kepala nya.

Ia merasa kepala nya berdenyut dan menampilkan kilasan kilasan layaknya tengah memutar sebuah video dimana di dalam potongan gambar tersebut terdapat dirinya, dan juga Hao menjadi pemeran utamanya.

Rasa sakit yang semula dapat ia tahan, kini mulai di luar kendali nya. Energinya terasa semakin terkuras.

Tanpa ia sadari cairan berwarna merah kini mulai keluar dari hidung nya. Hanbin yang mulai tak kuat dengan rasa sakit yang semakin menjadi jadi, tanpa sadar ringisan pelan keluar begitu saja dari belah bibir nya.

Sungguh, ia tak dapat menepis rasa sakit itu!

Ia tak peduli jika orang yang di luar bilik toilet akan mendengarnya.

Mendengar suara tak biasa, tentunya orang orang yang berada di luar bilik segera mengetuk bilik pintu Hanbin, dimana ia mendengar suara ringisan Hanbin.

Mau tak mau dengan sisa tenaga nya Hanbin membuka pintu bilik toilet tersebut.

"Astaga!" pekik salah satu seseorang disana yang melihat darah segar terus mengalir dari kedua lubang hidung Hanbin.

"To..-tolong ... Hiks ... Sakit," lirih Hanbin sibuk memegangi kepala nya.

"Yak, coba kau cari bantuan," pekik salah seorang disana yang hanya sibuk memandang Hanbin.

Belum sempat pria itu meminta bantuan, Hao yang merasa gelisah dengan Hanbin kini sudah ada di pintu masuk toilet.

"Bin-ah! Sayang!" pekik Hao menyadari bahwa yang tengah di bantu papah itu adalah Hanbin nya.

Oneshoot -ZB1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang