My Lovely Brother (2) [End] - GYUJIN

951 48 0
                                    

Seorang bocah berusia 8 tahun tampak memegangi tangan sang kakak yang kini masih setia memejamkan kedua maniknya dengan tubuhnya yang tergeletak di ranjang khas rumah sakit, belum lagi dengan jarum infus yang menempel di punggung tangannya, dan beberapa alat pemantau detak jantung menempel di dadanya.

"Hyung, tak bisakah kau bangun? Aku menepati janji ku untuk tetap terjaga setelah operasi, lalu mengapa kau tak memenuhi janji mu?" lirih bocah itu dengan tatapannya yang sendu.

Jika saja ia mengetahui bahwa resiko sang kakak membantu nya memperpanjang hidupnya dapat membuat Gyuvin seperti ini. Mungkin Ollie tak akan membiarkan sang kakak untuk mengorbankan dirinya.

Ia tak akan setuju!

Ia telah menyayangi sang kakak yang tulus menyayangi nya, walaupun ia tahu betul bahwa ia menjadi adik dari Gyuvin lantaran keterikatan darah, dimana memiliki ayah yang sama dari Ibu yang berbeda.

Apa yang sebenarnya terjadi pada Gyuvin?

Gyuvin yang menjalani prosedur transplant untuk sang adik kala itu nyatanya mengalami efek samping setelah anastesi berakhir.

Seharusnya Tuan Kim tak menuntut mempercepat prosedur nya, hanya saja di saat kondisi Ollie yang saat itu menurun drastis membuat Gyuvin lah seakan di korbankan.

Di luar dugaan para staf dokter, Gyuvin kecil nyatanya di temui memiliki sensitifitas terhadap anastesi yang di gunakan saat prosedur transplant telah berlangsung.

Operasi transplant memang berhasil untuk menyelamatkan Ollie, bahkan donor yang di berikan tak memberikan penolakan, hanya saja lain hal nya dengan Gyuvin yang berstatus sebagai pendonor.

Ia mengalami kegagalan!

Penyesalan?

Tentu saja Tuan Kim menyesal. Namun nasi sudah menjadi bubur sehingga Tuan Kim berkomitmen untuk menepati janji nya, dimana ia dengan jelas mengingat berulang kali Gyuvin mewanti wanti padanya akan perjanjian yang ditujukkan untuk satu tahun mendatang, dan alasan itu pula yang menjadi dasar Tuan Kim terbang jauh dari Jerman menuju Korea untuk memenuhi janjinya pada Gyuvin semata.

Kondisi tubuh Gyuvin memang sempat memburuk dari pada kondisi tubuhnya saat ini, hanya saja bukan berarti saat ini dapat di katakan baik. Buktinya saja Gyuvin masih dalam kondisi vegetatif, tetapi fungsi otak dan juga reaksi tubuhnya kembali meningkat setelah Ollie yang kini mulai dapat kembali normal mengunjungi Gyuvin secara rutin menemaninya sembari bercerita apapun itu, termasuk mengatakan bahwa Ollie ataupun Yujin menunggu nya.

Apakah Ollie mengenal Yujin?

Tentu saja keduanya tak mengenal langsung satu sama lain, hanya saja jauh sebelum tindakan operasi kala itu seringkali Gyuvin menceritakan mengenai Yujin pada Ollie.

"Hyung, apakah kau juga ingat janjimu akan mempertemukan ku dengan Yujin jika aku sembuh? Aku menunggu momen itu hyung. Jadi sebaiknya kau bangun hyung. Aku di beritahu Daddy bahwa kau sudah seperti ini hampir satu tahun hyung," ujar Ollie lemah sembari menundukkan kepala nya tanpa melepaskan genggaman tangannya.

Secara tak terduga di saat Ollie putus asa sebuah gerakan tiba tiba terasa jelas oleh bocah.

"Astaga hyung!" Pekik Ollie menyadari Gyuvin yang masih dalam posisi nya mengalami kejang yang ia kira Gyuvin telah sadar dan melakukan gerakan kecil.

Tanpa berlama lama Ollie segera memencet bel yang ada di dekat ranjang Gyuvin.

Beberapa dokter yang berjaga tampak berdatangan ke ranjang Gyuvin berada, dan tentu saja Ollie di minta keluar dari ruang rawat inap tersebut.

Oneshoot -ZB1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang