"Tae, kau baik baik saja? Sepertinya wajah mu tertekuk?" tanya Hanbin yang sedari tadi menemani Taerae duduk di sofa, di saat Hao tengah memastikan pemeriksaan pada Gunwook, belum lagi Gunwook yang jauh terlihat lebih terbuka pada Hao, layaknya adik menemukan kakaknya.
"Bukankah mereka terlalu dekat?" lirih Taerae tiba tiba dengan tatapan arah pandang nya jatuh pada Gunwook dan juga Hao.
Hanbin menatap ke arah yang di maksudkan oleh Taerae tersebut.
"Lumayan, sepertinya mereka telah menjadi teman yang baik, dan Hao ku melakukan hal yang profesional," ujar Hanbin dengan penuh rasa kagum pada sang kekasih yang memang selalu memuja kekasih nya itu.
Taerae mendengus pelan. Ia tak habis fikir dengan sikap Hanbin yang secara terang terangan mempertontonkan padanya sikap bucinnya di hadapannya.
Oh ayolah tak bisakah Hanbin memahami dirinya?
Hal semacam itu yang kurang lebih terbesit di kepala nya saat ini.
Taerae mengambil nafasnya dalam dalam dan menghela nya secara perlahan.
Tak lama setelah nya Hanbin menghampiri sang kekasih yang sebelumnya tengah berbincang dengan Gunwook.
Keduanya terlihat sangat akrab satu sama lain.
"Apakah kalian bertiga dekat?" tanya Gunwook menatap ke arah Hao, Hanbin dan juga Taerae secara bergantian.
Hanbin tersenyum perlahan, dan tak lama ia mengatakan benar adanya bahwa mereka sangat akrab satu sama lain, terlebih Taerae dan Hanbin yang sudah saling mengenal dalam jangka waktu yang lama, setelah nya baru ia menemukan sang kekasih Hao yang mewarnai hidupnya.
Seulas senyuman terlihat jelas di wajah Gunwook melihat ketiganya.
"Kalian terlihat hangat," cicit Gunwook pelan, tetapi masih dapat di dengar samar oleh orang dewasa yang berada di sana.
"Ah, Hao-ya, bagaimana keadaannya? Apakah jauh lebih baik?" tanya Taerae berusaha mengalihkan dari apa yang mereka dengar sebelumnya.
Hao yang mendengar pertanyaan dari Taerae segera menganggukan kepala nya, mengatakan bahwa Gunwook sudah jauh lebih baik, hanya saja masih harus istirahat, karena luka nya belum kering sepenuh nya.
"Tae, bisakah kau membantu mengoleskan salep ini padanya untuk luka dan juga memar yang ada di tubuhnya?" tanya Hao pada Taerae sembari memberikan dua salep pada Taerae.
Anggukan kepala di berikan cepat oleh Taerae.
"A..-Aku bisa memasang nya sendiri Hao-nim," ujar Gunwook ragu ragu.
Gelengan kepala Hao berikan tegas pada Gunwook kali ini.
"Bagaimana caranya kau mengoleskan salep ini pada memar yang ada di punggung mu itu?"
Gunwook terdiam sempurna. Hao memang benar jika memar pada tubuhnya cukup banyak sehingga pastinya ia akan kesulitan jika nantinya harus mengoleskannya sendiri, hanya saja entah mengapa ada rasa canggung seketika menjalar di hatinya saat Hao mengatakan pada Taerae yang ia anggap sebagai penolongnya.
"Sudah, lebih baik kau dengarkan dokter mu ini, okay?"
Mau tak mau pada akhirnya Gunwook mengiyakan perkataan dari Hanbin. Lagi pula ketiga pemuda di hadapannya hanya berniat menolongnya.
Sejujurnya Gunwook adalah pria beruntung bukan?
Bagaimana jika seandainya ia tak bertemu dengan Taerae? Sudah di pastikan hasil nya akan menjadi dua kemungkinan. Kemungkinan pertama mungkin ia akan sekarat lantaran luka yang tak terobati, da kemungkinan kedua ia akan kembali masuk ke dalam jeratan sang ayah yang padahal sudah mati matian ia menghindari pria paruh baya itu.