Mobil Jiwoong terus melaju cepat dengan kecepatan di atas rata rata.
Dapat ia lihat bahwa Matthew terlihat sangat lemah dari kaca spion tengah nya yang ia arah kan pada Matthew.
Sebuah panggilan cepat ia lakukan pada seseorang.
"Aku butuh bantuan mu. Lima menit lagi aku akan sampai di tempat mu."
Setelah mengatakan hal itu ia segera memutuskan telefonnya.
Di kepala Jiwoong hanyalah Matthew semata tak ada yang lain.
Tak sampai satu jam Jiwoong sudah memasuki sebuah kawasan yang terlihat dari luar sepi tak berpenghuni, tetapi saat masuk semakin ke dalam berjarak 2 km maka dapat di lihat halaman yang luas dengan pekarangan yang indah disana.
Gunwook yang tak tahu menahu lokasi tersebut hanya terdiam, dan cukup terpana dengan lokasi yang ada.
Setelah nya Jiwoong segera menghentikan mobil nya disana.
Jiwoong dengan cepat turun dari mobil, dan menggendong Matthew lebih dahulu yang setelah nya tentu saja ia menyuruh Gunwook mengikutinya.
Degup jantung nya semakin berdetak cepat. Oh ayolah, ia tak menyukai situasi saat ini.
Pintu rumah cukup besar terbuka saat Jiwoong telah mendekat ke arah pintu tersebut.
"Ada apa?" tanya seorang pemuda yang terlihat tengah menunggu Jiwoong.
Jiwoong tak mengatakan apapun pada pemuda yang Gunwook yakini bahwa lebih muda darinya.
Terlihat kulit nya yang mulus dengan raut wajah nya yang cukup menarik.
Manik pemuda pemilik rumah itu langsung menatap wajah Matthew dengan seksama.
"Bawa dia ke tempat periksa ku," ujar pemuda— Han Yujin.
Jiwoong mengikuti langkah kaki Yujin yang sudah berada di depannya.
Tak lama mereka memasuki ruangan kaca dimana ketika ia masuk kaca transparan tersebut membuat lapisan agar tak dapat memperlihatkan ruang periksanya.
"Sudah berapa lama ia seperti ini?" tanya Yujin dengan tenang berusaha mengecek kondisi Matthew.
"Tepat saat di bawa kesini ia baru saja pingsan, jadi kurang lebih selama 45 menit," ujar Gunwook yang memang mengetahui pasti kapan pemuda manis itu tak sadarkan diri.
"Dia di bius dengan dosis yang cukup banyak," ujar Yujin yang segera ke ruang obat untuk memberikan cairan infus pada Matthew.
"Dia akan sadar dan baik baik saja kan?" lirih Jiwoong yang terlihat sangat khawatir.
Yujin menepuk bahu Jiwoong dan mengatakan semuanya akan baik baik saja.
"Syukurlah."
"Ah, siapa yang melakukan padanya? Apakah pelaku nya berkaitan dengan ku sehingga kau membawa kesini karena ada alasan yang bisa ku terima?"
Jiwoong menganggukan kepala nya.
"Kurasa adikku sedang menjadi boneka ayahku karena tak mengetahui keberadaan mu."
Yujin seketika terdiam mendengar kalimat Jiwoong.
"Kau belum mengabarinya?" Lanjut Jiwoong kali ini melanjutkan pertanyaan pada Yujin.
Hening ...
Yujin belum mengeluarkan suara nya sama sekali atas pertanyaan dari Jiwoong.
"Kau yakin atas ucapanmu tadi ... hyung?"