Memory (4) [End] - HAOBIN

254 23 10
                                    

Hao yang kini tengah menunggu dokter yang memeriksa sang istri di dalam ruangan IGD.

Wajah nya tertunduk lemah dengan pikirannya berkemelut bercampur masa lalu dan masa sekarang yang tengah ia alami.

Jika boleh jujur ada sedikit rasa penyesalan besar yang selama ini menjadi beban selama dua tahun terakhir pasca kejadian memilukan yang rasanya ingin ia hapus dalam ingatannya.

Seharusnya ia tak meninggalkan istrinya sendirian...

Seharusnya ia dapat melindungi istrinya itu ...

Seharusnya ia tak datang ke acara itu ...

Pengandaian pengandaian seakan terus bergulir di kepala nya.

Apakah istrinya kembali mengingat luka lama nya dan membuat menyakiti dirinya kembali?

Masih kental dalam ingatan saat itu Hanbin yang berada di rumah sakit setelah ia mendapatkan perawatan terduduk dengan tatapan kosong, dan menangis sejadi jadinya ketika menatap ke arah Hao.

"Aku tak dapat menjaganya. Aku membunuh anak yang kau tunggu. Aku Ibu yang egois kan? makanya anak kita memilih mati sebelum lahir ... arghh! Tidak ... tidak aku yang salah."

Kalimat kalimat itu yang selalu saja membuat hatinya nyeri hingga detik ini. Hanbin yang tahu bahwa anak nya tak dapat selamat saat pendarahan hebat membuat nya semakin terpuruk.

Ia menyesal karena ia memaksa dirinya ikut dengan Hao. Seharusnya ia tahu lingkup di dunia Hao tak semulus yang ia bayangkan. Seharusnya ia menjadi penurut bukan sebaliknya.

Hal hal semacam itu yang ia sesali, terlebih buah hati yang di kandung oleh nya ia yakini telah ditunggu oleh suaminya selama 3 tahun pernikahan mereka.

Hao memang tak pernah mengatakan bahwa ia menunggu kehadiran bayi kecil di dalam rumah tangga mereka, tetapi ia sadar bahwa Hao nya menyukai anak kecil yang itu artinya ia pasti menginginkan buah hati nya sendiri.

Disaat Hao masih terbelenggu dalam ingatan pahit nya, seorang dokter dengan pakaian khas nya datang menghampiri nya.

"Anda keluarga pasien yang tadi?"

Anggukan kepala Hao berikan dan juga menjelaskan bahwa ia suami dari pemuda itu.

"Pasien terlihat banyak pikiran, yang membuat nya stress berat, dan apakah pasien memiliki sebuah trauma?"

Hao terdiam sejenak mencoba mencerna keseluruhan perkataan yang di katakan oleh sang dokter tersebut. Tak lama Hao menganggukan kepala nya, mengatakan bahwa sang istri sebenarnya dalam kondisi hilang ingatan sebelumnya,  dimana ia melupakan kejadian yang terjadi selama 5 tahun terakhir sebelum bertemu dengannya.

Mungkin istrinya itu memilih menghapus dirinya dalam ingatannya, lantaran perasaan yang besar pada Hao karena Hanbin merasa telah mengecewakan Hao yang telah menghilangkan calon bayi yang ditunggu oleh Hao.

Walaupun lepas dari itu semua, Hao sudah dengan susah payah menjelaskan pada sang istri bahwa ia tak mengharapkan bayi atau semacamnya dari sang istri, karena baginya kebahagiaan untuk nya hanyalah Hanbin seorang.

Munafik?

Ya, ia di katakan munafik saat itu oleh Hanbin-nya, belum lagi istrinya akan semakin histeris serta memburuk dalam waktu bersamaan, dan pada akhirnya sekali kesempatan Hanbin memilih kabur dari rumah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Oneshoot -ZB1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang