Brak!!!
Suara gebrakan pintu kasar terdengar memekakan telinga yang sejujurnya membuat pemuda yang sebelumnya tengah memejamkan maniknya kembali membuka matanya terganggu dengan bunyi tersebut.
"Bisakah kau sehari saja membuat ku merasa tenang berada di rumah ini?" tanya pemuda itu.
Decakan pelan terdengar dari suara pemuda berkebangsaan Cina yang kini melangkahkan kaki nya mendekat ke arah pemuda yang masih berada di ranjang dengan posisi setengah terduduk.
"Ku dengar kau hampir kabur kembali bukan?"
Pemuda yang sebelumnya hanya berkeluh kesal pada pria berkulit putih itu kini mendadak tegang, dan terduduk kaku, tak berani menatap ke arah iris pemuda Zhang itu.
'Dia tahu?'
Zhang Hao pria yang baru saja datang itu dengan santai menarik dagu pemuda yang telah berada di hadapannya.
"Kau mulai berani nakal di belakang ku?"
"A..-aku hanya bosan."
Kalimat itu yang pada akhirnya keluar dari belah bibir nya. Nada bicara yang bergetar menandakan bahwa ia tengah bersusah payah meredam rasa takut yang sejujur nya telah bergelayar pada dirinya.
'Calm down Bin.' Monolog Hanbin berusaha menenangkan dirinya yang tak dapat di pungkiri jika ia merasa takut jika Hao sudah dalam mode seperti ini.
Seakan ia dapat menerkam secara tiba tiba padanya.
"Apa hukuman dariku dua hari lalu tak cukup untuk mu?" tanya Hao dengan nada suara rendah tepat di telinganya.
Glek!
Hanbin spontan menatap Hao dengan tatapan horor nya. Sungguh ia tak pernah berfikir seperti itu.
Lagi pula ia sudah merelakan kebebasannya semenjak bulan lalu. Ia sudah menerima keadaan nya yang terperangkap pada pemuda yang sebelumnya ia fikir adalah penolongnya. Namun setelah menyadari identitas Hao, ia akhirnya menyadari bahwa ia telah terjatuh sepenuh nya pada perangkap pria itu, dan berakhir ia tak dapat terlepas dari jeratan orang yang seharusnya ia hindari dari awal.
"Aku tak berniat kabur darimu sungguh," lirih Hanbin pada akhirnya dengan suara yang terdengar bergetar.
Rasa takutnya tak dapat tertutupi begitu saja, bahkan gestur tubuh nya sudah jelas jelas terlihat ia tak dapat berkutik dengan pemuda yang lebih tua satu tahun darinya itu.
Hanbin yang merasa terintimidasi dengan Hao refleks memundurkan tubuh nya ke arah headboard ranjang yang ia tempati bersama dengan Hao.
"Aku bersungguh sungguh Hyung," ujar Hanbin dengan manik yang telah berkaca kaca.
Hao tak suka jika Hanbin-nya yang sudah memperlihatkan wajah sendu dengan manik berkaca kaca itu. Ia sadar ia memang kejam, bahkan mungkin orang yang sangat mengenalnya akan merasa takut jika Hao dalam mode bengis nya, hanya saja ia juga menyadari bahwa Hanbin ada sisi lemah dari seorang Hao yang sebelumnya terlihat tak memiliki sisi lemah nya sama sekali.
Perlahan Hao memundurkan tubuhnya, sembari berdecak pelan.
"Hapus air mata tertahan mu itu, dan ganti baju mu dengan pakaian yang ada di lemari pakaian yang sudah di siapkan tergantung paling depan."
Tanpa menunggu lama Hanbin langsung menuruti permintaan Hao tanpa membalas langsung secara lisan ucapan pria itu.
"Kita akan kemana hyung?"
"Tak usah bertanya. Aku akan berganti pakaian sebentar, dan menunggumu di luar. Waktu mu hanya sepuluh menit," ujar Hao ketika memperhatikan jam tangan yang bertengger di pergelangan lengannya itu.