Hari demi hari, Nata terus berusaha untuk mendekati Raina, karena dirinya tahu, pasti ada yang disembunyikan oleh gadis itu. Ini bukanlah Raina yang sebenarnya.
Setiap kali Nata berbicara, Raina pasti menghindar bahkan menjauhinya, apa yang harus ia lakukan, agar Raina mau kembali berbicara dengannya.
Nata terus menatapi Raina dari jauh, menurutnya ada yang aneh dari gadis itu. Mengapa semakin hari wajahnya terus memucat dan lebih kurus dari sebelumnya. Bahkan seorang Raina memakai kupluk ke sekolah, hal ini sudah sangat di luar nalar, Raina yang biasanya selalu menata model rambut pendeknya, memakai jepit indah yang lucu, mengapa sekarang penampilannya ikut berubah? Apa yang terjadi sebenarnya.
"Ini udah nggak benar, gue harus cari tahu apa yang sebenarnya terjadi sama Raina," ujar Nata sendiri seraya masih menatap Raina lekat dari jauh.
•••
"Freya?" panggil Nata. Setelah mencari keberadaan Freya susah payah, pria itu menghampirinya ketika gadis itu tidak bersama dengan Raina.
"Kenapa lo cari gue?" ketus Freya. Jangan tanya mengapa ketika Freya bertemu Nata pasti bersikap ketus, kalian juga pasti sudah tahu alasannya. Freya sangat tidak menyukai Nata karena sikapnya yang selalu semena-mena akan sahabatnya.
"Lo pasti sembunyiin sesuatu kan tentang Raina?" tanya Nata sarkas tanpa basa-basi.
"Apaan sih? Sembunyiin apaan, nggak jelas!!" marah Freya.
"Gue nggak bodoh ya, lo sahabatnya, pasti lo tahu sesuatu kan?" ujar Nata menekan Freya.
"Tahu apaan?"
"Tentang sikap Raina ke gue, penampilannya, bahkan sifatnya," jelas Nata terang-terangan.
"Perasaan lo aja kali, menurut gue Raina biasa-biasa aja."
Mendengar itu Nata hanya tersenyum sinis. "Gue tanya sekali lagi sama lo, ada apa sama Raina?"
Freya sempat terdiam sejenak, memperhatikan wajah Nata yang terus menekannya dengan sikap datar dan ketusnya.
"Emang lo siapanya Raina? Pacarnya? Mau Raina ada masalah kek, apa kek, kayaknya lo nggak berhak tahu, karena lo itu bisanya cuma nyakitin hati Raina!!" kesal Freya.
Nata mendengus napasnya kasar, berdebat dengan Freya tidak akan ada habisnya. Tak lama Nata pun kembali berbicara dengan nada yang tenang. Memberi pernyataan yang tulus mengenai Raina.
"Gue minta maaf sama sikap gue yang selalu kasar dan semena-mena selama ini."
Nata sempat terdiam sejenak menahan perkataannya, lalu ia pun kembali melanjutkannya,
KAMU SEDANG MEMBACA
A Game of Fate [SELESAI]
Teen Fiction"Nata, makasih ya untuk semua memori indah yang kamu beri untuk aku. Sekarang aku izin pamit. Maaf aku nggak bisa menepati janji aku untuk kamu." "Kamu nggak boleh pergi ke mana-mana Ra!?" "Raina!?" Deonata Lio Bagaskara, laki-laki dengan penuh seju...