[46] God's Miracle

66 9 0
                                    

Di dalam ruangan, Yasmin menangis sejadi-jadinya, berterima kasih kepada yang maha kuasa karena telah menyadarkan Raina anaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di dalam ruangan, Yasmin menangis sejadi-jadinya, berterima kasih kepada yang maha kuasa karena telah menyadarkan Raina anaknya.

"Ma--mama?" panggil Raina terbata-bata lemas.

Yasmin tersenyum, lalu meraih tangan Raina dan menggenggamnya erat.

"Iya Ra, Mama disini."

Semua orang yang berada di ruangan itu tampak bersyukur akan Raina. Termasuk Nata, pandangan Nata terhadap Raina tidak pernah lepas sedetik pun. Dirinya benar-benar ingin menjaga gadisnya.

"Nat, gue izin pulang duluan ya, soalnya nyokap gue udah suruh pulang, gue titip Raina. Kabarin gue kalau ada apa-apa," pamit Freya, sebenarnya Freya masih ingin ada disini menemani sahabatnya, tapi apa daya, ia harus pulang karena Ibunya. Yang terpenting Raina sudah sadar, hal itu sudah membuat Freya merasa lega.

Nata pun menganggukkan kepalanya.

"Ya, hati-hati. Wir lo anterin Freya aja," suruh Nata.

Wira pun mengacungkan jempolnya terhadap Nata. Sebenarnya Freya sedikit risih jika harus di antar oleh Wira, tapi ya sudahlah gadis itu tidak ingin mencari ribut dalam keadaan seperti ini.

Setelah mereka berdua pergi, Nata pun kembali menghampiri Raina dan Ibunya seraya tersenyum tipis juga menatap Raina lekat.

"Nata, enggak sebaiknya kamu pulang dulu, Mama kamu pasti nyariin? tanya Yasmin menghampiri Nata lebih dekat dan mengelus pundaknya.

Nata menggelengkan kepalanya cepat, "Nggak Tan, saya mau disini aja jaga Raina."

Yasmin menarik napasnya dalam, lalu menghembuskannya.

"Nata, Tante tahu kamu sayang banget sama Raina, tapi Tante takut kamu capek, takut juga Mama kamu nyariin, jadi Raina biar Tante aja yang jagain," jelas Yasmin lembut. Melihat raut wajah Nata saja Yasmin sudah tahu bahwasannya pria itu lelah, bercampur juga khawatir sejak tadi.

"Saya nggak capek kok Tan," kekeh Nata sebelum Raina berbicara.

"Nat, ka-kamu pulang aja, aku udah nggak papa kok," lirih Raina yang masih lemas dengan mata sayu nya.

"Enggak Ra, aku disini aja jagain kamu."

"Nat, jangan kayak gitu," ujar Raina dengan raut kesalnya.

Nata pun terdiam sejenak tuk berpikir, lalu dengan berat hati ia pun menganggukkan kepalanya.

"Yaudah Tante, saya pamit dulu ya sebentar," pamit Nata kepada Yasmin.

Sebelum pergi, Nata menghampiri Raina lebih dekat dan mencium keningnya.

Reaksi Raina hanyalah tersenyum tipis, diikuti juga Nata yang membalas senyuman itu seraya berbisik, "Nanti aku balik lagi. Tunggu aku!"

Nata pun tersenyum kepada Yasmin, setelah itu ia pun pergi meninggalkan ruangan tersebut.

A Game of Fate [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang