Dulu, Deonata kecil sangatlah bahagia karena memiliki keluarga yang harmonis juga sempurna. Ia sangat menyayangi kedua orang tuanya melebihi apapun yang ada di dunia.
Sampai akhirnya, kejayaan kedua orang tuanya pun kian memudar. Hidupnya seperti benda langit yang dijatuhkan ke dalam lubang yang gelap. Ini bukan kehidupan soal harta, tetapi keluarganya lah yang menjadi sasaran pelampiasan takdir. Keluarga yang dulu harmonis kini berubah 180°. Ibunya menjadi sosok pemarah, serta Ayah yang selalu terpancing akan kemarahannya.
"Mas, gimana kalau kehidupan kita terus seperti ini, kasian Nata," ujar Nila kesal terhadap suaminya.
"Aku juga lagi mikir, gimana caranya supaya perusahaan ku kembali pulih, apa aku minta bantuan Arzan aja ya?" pikir Bagas meminta pendapat istrinya Nila.
"Terserah kamu Mas, yang aku pikirin sekarang Nata."
"Kamu jangan terus nekan aku dong Nil, aku juga lagi berusaha untuk kita," kesal Bagas terpancing emosi.
Kala itu Nata kecil hanya melihat kejadian tersebut tanpa berpikir apapun, yang ia lihat hanyalah seorang pasangan yang sedang bertengkar tanpa mengerti permasalahannya.
Selang beberapa bulan, entah mengapa mereka sudah jarang bertengkar, melihat itu Nata kecil pun ikut senang, karena menurutnya, keluarganya pasti akan kembali seperti semula, 'keluarga yang harmonis' yang selalu ia nanti.
Tetapi dugaannya adalah salah, mereka jarang bertengkar karena Bagas yang tiba-tiba terlihat lemah, seperti orang yang bagaikan menahan sakit.
Ibunya Nila pun sering kali menemui Arzan diam-diam, entah apa yang disembunyikan olehnya.
Pada suatu hari, datanglah hari dimana awal Nata kecil akan terperangkap dalam kegelapan. Tubuhnya serasa dikerumuni oleh kebencian.
Ia melihat Ibunya Nila memeluk laki-laki yang bernama Arzan itu dengan mesra seraya menangis di depan jasad Ayahnya. Yang ada di pikiran Nata kecil saat itu adalah Ibunya telah selingkuh dengan Arzan sampai membuat Ayahnya meninggal dunia.
"Mama jahat! Papa meninggal karena Mama selingkuh sama pria itu. Mama jahat, aku benci Mama," batin Nata kecil seraya menangis dalam diam, melihat kejadian itu.
Hal yang membuat Nata semakin benci kepada Nila adalah, belum lama sejak kematian Ayahnya, Nila pun meminta izin kepadanya untuk menikah lagi. Dan orang yang akan dinikahinya adalah sahabat dari Ayahnya sendiri yaitu Arzan.
Sejak itulah, kemarahan, kebencian, kekecewaan, semua bercampur aduk dalam dirinya. Nata tidak terima dengan apa yang terjadi. Seketika, perasaannya yang dulu bahagia kian mati begitu saja, rasa sayang yang beralih menjadi benci.
Mendengar cerita masa lalu Nata, seketika membuat Raina sedih, ia jadi teringat masa lalunya ketika ditinggal pergi oleh Ayahnya sendiri. Ayah yang tidak pernah mau bertanggung jawab untuk menghidupi istri dan anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Game of Fate [SELESAI]
Fiksi Remaja"Nata, makasih ya untuk semua memori indah yang kamu beri untuk aku. Sekarang aku izin pamit. Maaf aku nggak bisa menepati janji aku untuk kamu." "Kamu nggak boleh pergi ke mana-mana Ra!?" "Raina!?" Deonata Lio Bagaskara, laki-laki dengan penuh seju...