[6] Pingsan Pembawa Bahagia

145 15 0
                                    

"Raina!! Makan dulu sarapannya! muka kamu udah pucat tuh, nanti ditambah nggak makan sakit lagi!" Teriak Yasmin kepada anaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Raina!! Makan dulu sarapannya! muka kamu udah pucat tuh, nanti ditambah nggak makan sakit lagi!" Teriak Yasmin kepada anaknya.

Raina pun menggeleng seraya bergegas memakai dasi dan topinya dengan cepat. Setelah itu langsung berpamitan dengan ibunya.

"Raina udah telat Ma, ini kan hari Senin, jadi harus tepat waktu ke sekolahnya," ucap Raina menyalam tangan Ibunya.

"Tapi Sayang..."

"Dadah Mama, jangan lupa tolong kasih makan Miko ya Ma biar cepet gede Mikonya.

"Raina!!!" teriak Yasmin kembali.

"Aku sayang Mama."

Raina pun berlari dengan cepat dari rumahnya menuju pangkalan ojek setempat. Di waktu yang bersamaan   pun Nata juga lewat dengan motor ninjanya, beriringan di samping Raina yang terengah-engah karena capek berlari.

"Nata?!" Panggil Raina, ketika motor Nata sudah didepannya.

Nata yang merasa terpanggil pun segera menghentikan motornya, juga melepas helm yang ada di kepalanya tersebut, ia pun langsung menoleh ke arah suara dengan wajah yang khas tanpa ekspresi.

"Apa?" Tanya Nata terang-terangan.

"Hmm..."

"Buruan ngomong, nanti telat!"

"Boleh bareng nggak? Pangkalan ojek masih agak jauh soalnya," pinta Raina memelas, "Please."

Nata tak menjawab, melainkan ia segera memakai helmnya kembali dan mulai menyalakan mesin motornya. Raina yang sudah tahu akan ditolak permintaannya pun langsung membuang napasnya kasar, lalu ia pun berjalan kembali dengan pelan.

"Cepet naik!" Perintah Nata dengan penekanan.

Raina terdiam sejenak, memastikan bahwa ini mimpi atau bukan.

"Lama! Gue tinggal ya."

"Eh, iya-iya makasih banyak calon pacar," ujar Raina tersenyum seraya naik ke motor Nata.

"Apa!?"

"E-engga, maksudnya itu makasih tetangga depan rumah," ucap Raina menutup mulutnya malu.

•••

Upacara pun segera dimulai, semua siswa siswi dengan atribut yang sudah lengkap pun berbaris dengan rapi, begitu juga Raina, perempuan itu mengajak Freya untuk baris berdekatan dengan Nata. Reaksi Nata yang melihat tingkah gadis itu hanyalah datar, walaupun di lubuk hatinya yang mendalam terdapat kerisihan tersendiri terhadap perempuan itu.

"Aduh kenapa harus baris disini sih?" tanya Freya kesal.

"Pengen disini aja," jawab Raina dengan senyum tipis.

A Game of Fate [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang