Sedari tadi, hati Raina berdegup kencang ketika mengingat kejadian beberapa jam lalu, dirinya tidak menyangka bahwa ia sudah bersama Nata sekarang.
Raina menulis semua tentang Nata di dalam buku diary nya, berharap ia diberi umur panjang agar selalu bisa mengenang pria itu dalam hatinya. Setelah selesai menulis, ia pun segera menaruh pulpennya dan bergegas pergi tidur sebelum Yasmin melihat kegiatannya.
"Nata lagi apa ya sekarang? Coba rumahnya nggak pindah, pasti aku bisa lihat dia," ujar Raina sendiri sebelum tidur.
Waktu terus berjalan, tak lama Raina pun merasa ngantuk dan mulai tertidur di kasurnya. Baru beberapa menit ia tertidur pulas, tiba-tiba gadis itu merasa ada sesuatu yang menyentuh pipinya lembut.
Sontak Raina membuka matanya perlahan dan melihat siluet seseorang yang sedang berdiri di sampingnya.
"Nata?" panggil Raina kaget ketika melihat Nata yang sedang tersenyum seraya membelai pipinya.
"Maaf, aku buat kamu kaget ya," jawab Nata kikuk.
"Kamu kok bisa ada di kamar aku? Jangan-jangan, kamu manjat pohon?" tanya Raina seraya menunjuk pohon tersebut.
Mendengar itu Nata tertawa pelan, lalu menganggukkan kepalanya.
"Sebenarnya aku nggak biasa jauh dari kamu Ra, jadi aku inisiatif datang kesini."
"Tapi kenapa sampe manjat juga sih Nat? Aku takut kamu jatuh, lagian kan besok juga kita ketemu," ujar Raina khawatir.
"Kamu lupa kalo besok libur?"
Raina terdiam sejenak, lalu menepuk keningnya.
"Oh iya, aku lupa."
"Besok aku jemput kamu ya," ucap Nata.
"Kamu mau ajak aku kemana? tanya Raina bingung.
"Tunggu aja besok, jam 3 sore ya sayang," ujar Nata seraya mengelus puncak kepala Raina yang ditutupi oleh kupluknya.
Raina terdiam, pipinya merona merah ketika Nata memanggilnya seperti itu, Raina merasa belum biasa dengan Nata yang bersikap lembut kepadanya, Nata yang dulu kasar, tiba-tiba berubah menjadi sosok yang mudah tersenyum dan lembut. Itupun hanya kepada Raina seorang.
"Yaudah Ra, aku pulang dulu, takut ketauan Tante Yasmin," ucap Nata tersenyum.
Raina mengangguk seraya tertawa singkat.
"Selamat tidur cantik," ujar Nata sebelum turun dari jendela.
•••
"Nata kita mau kemana? Kenapa kamu tutup mata aku?" tanya Raina seraya dituntun oleh Nata.
"Kalo aku kasih tahu, namanya bukan surprise dong," balas Nata.
Setelah sampai, Nata pun mulai membuka ikatan yang menutupi mata Raina.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Game of Fate [SELESAI]
Ficção Adolescente"Nata, makasih ya untuk semua memori indah yang kamu beri untuk aku. Sekarang aku izin pamit. Maaf aku nggak bisa menepati janji aku untuk kamu." "Kamu nggak boleh pergi ke mana-mana Ra!?" "Raina!?" Deonata Lio Bagaskara, laki-laki dengan penuh seju...