Waktu demi waktu, hari demi hari, tak terasa sudah hampir dua Minggu Nata bersekolah di SMA Taruna Bangsa. Baginya dalam dua Minggu itu adalah hal yang sangat biasa. Entahlah mungkin hatinya memang sudah tertutup akan cerita dunia sampai dirinya pun tak tau harus apa yang dilakukan.
Di sisi lain, Raina hanya bisa menatap Nata dengan hampa, ia pun sama, tak tau harus apa yang dilakukan agar Nata bisa meliriknya sedikit saja. Apabila kalian bertanya-tanya apakah Raina suka akan Nata? Jawabannya adalah "Mungkin" karena sejak pertama kali bertemu dengan laki-laki itu, hatinya berdebar sangat kencang seakan lonceng hatinya itu di getarkan olehnya.
"Ketua kelas, lo ngapain sih lirik-lirik kebelakang aja?" tanya seorang perempuan yang terheran disampingnya.
Hening, tak ada jawaban yang terucap dari Raina. Perempuan itu masih melirik kebelakang tanpa adanya gerak sama sekali.
"Heloww Raina," Panggilnya lagi.
Raina yang sedikit terkaget pun langsung menoleh ke arahnya.
"Hah, a-apaan?"
"Tadi gue nanya sama lo ngapain ngelirik ke belakang aja? Harusnya lo fokus dong sama gue, emangnya lo nggak kangen sama temen lo yang cantik jelita ini."
"Engga kok nggak ada apa-apa, iya deh maaf Freya ku tersayang" ujar Raina tersenyum paksa.
Perempuan yang bernama Freya itupun langsung menyipitkan kedua matanya, curiga dengan sahabatnya yang menyembunyikan sesuatu darinya.
"Bener kok nggak ada apa-apa, oh iya gimana kabar kamu Frey? mana juga oleh-oleh?
"Nggak ada! Nyebelin banget sih lo, gue duduk disini udah dari tadi, dan lo baru nanya kabar gue sekarang!" Kesal Freya.
"Iya maaf, kamu tau nggak selama kamu di Amerika aku nggak ada temennya Frey, intinya miss you banget deh sama Freya seorang."
"Alah lebay, udah deh sekarang jawab pertanyaan gue! Tadi lo liatin siapa? Apa diem-diem selama gue ke Amerika, lo udah punya pacar ya?" tanya Freya seraya menunjuk Raina dengan tatapan curiga.
"Engga!" bantah Raina spontan.
"Terus?"
Raina pun terdiam sejenak, lalu seketika menarik telinga Freya pelan.
"Sini-sini kupingnya!"
"Apaan?"
"Jangan bilang siapa-siapa ya! Ini rahasia kita," suruh Raina dengan berbisik.
"Emang sejak kapan gue mengumbar rahasia lo," kesal Freya seraya menoyor pipi Raina dengan telunjuknya.
Raina tersenyum, lalu mulai berbicara kembali dengan wajah yang tersipu malu.
"Kayaknya aku suka seseorang deh Frey."
"Hah serius?" teriak Freya kaget, sampai sebagian murid dikelas melirik kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Game of Fate [SELESAI]
Ficção Adolescente"Nata, makasih ya untuk semua memori indah yang kamu beri untuk aku. Sekarang aku izin pamit. Maaf aku nggak bisa menepati janji aku untuk kamu." "Kamu nggak boleh pergi ke mana-mana Ra!?" "Raina!?" Deonata Lio Bagaskara, laki-laki dengan penuh seju...