Jungkook memeluk erat seorang yang bertubuh lebih kecil darinya. Hatinya sakit melihat sahabatnya dikhianati. Ia sampai tak kuasa menahan tangis melihat tubuh Jimin yang terkulai lemas. Tak mau makan, tak mau minum dan hanya berbaring di tempat tidur sementara kedua orang tuanya tak ada untuk menemani.
Dua hari yang lalu, Jimin mendapati kekasihnya berciuman dengan perempuan lain di dalam apartemen yang selalu menjadi tempat mereka berdua memadu kasih. Tidak! Bukan memadu kasih seperti layaknya suami istri. Hanya bercinta yang sewajarnya saja.
Sekalipun hubungan Jimin dan Taehyung telah berjalan satu tahun, tapi entah mengapa hatinya masih belum bisa meng-iya-kan ajakan Taehyung untuk berada satu tingkah lebih jauh dari sekedar berciuman. Jika ditanya siapa yang berkhianat, sebenarnya Jimin lah yang lebih dulu melakukannya. Tanpa sadar, Jimin masih sering berharap cintanya pada Yoongi terbalaskan meski itu adalah hal yang mustahil pikirnya. Tanpa disangka orang-orang disekitar Jimin termasuk kekasihnya sendiri bahkan ikut merasakan perasaan itu.
Hingga sampai pada kesabaran Taehyung yang tak dapat lagi ia tahan, ia memilih untuk menjalin hubungan dengan wanita lain di belakang Jimin. Dan semua itu berlangsung cukup lama. Sekitar tiga bulan sudah Taehyung berkencan dengan wanita yang benar-benar mencintainya tanpa syarat dan tanpa ragu sedikitpun di hatinya.
"Hiksss.."
"Udah mini, udah jangan nangis. Kalau kamu pingsan lagi gimana? Aku kan ga kuat gendong kamu ke rumah sakit. Hikss."
"Kamu ngapain ikut nangis Kook kan yang diselingkuhin aku bukan kamu?!"
"Ya aku kasihan sama kamu bodoh!"
Jimin semakin mengeratkan pelukannya. Ia tak menyangka kenapa kehidupan remajanya begitu menyakitkan. Ada timbul rasa iri pada Jungkook sebab hampir semua hal baik bisa ia dapatkan. Tanpa tau bagaimana hampanya seorang Kim Jungkook karena tak pernah mengenal kedua orang tuanya.
"Mau kak Yoongi."
"Ha?"
"Ishh mau kak Yoongi, Kook!!"
"Tiba-tiba? Ya kamu mau kak Yoongi tapi malah pacaran sama Tae gimana sih?"
"Habisnya kak Yoongi gak suka balik sama aku terus aku harus gimana dong!"
"Ya dikejar lah! Kamu pikir dulu siapa yang berjuang dihubungan aku sama kak Seokjin? Dia gitu? Bukan ya! Aku yang mati-matian ngejar dia. Aaaa kesel! Kenapa sih cowok-cowok gak ada yang peka! Huaaaa."
"Loh Kook! Kok jadi makin kenceng nangisnya! Aduh! Cupcupcup... kok jadi kamu yang nangis. Udah diemmm! Beli es krim mau?"
Mendengar sang sahabat menawarkan es krim, membuat Jungkook dengan cepat menganggukkan kepalanya. Suasana hatinya tiba-tiba saja buruk mengingat betapa pria-pria diluar sana begitu bodoh karena mencampakan laki-laki imut seperti Jungkook dan Jimin.
"Kamu nih! Bukannya ngehibur aku, malah jadi aku yang ngehibur kamu. Udah berhenti nangisnya ayo beli eskrim."
"Tapi mau makan dulu. Nanti sakit perut kalau gak makan dulu. Gak mau dimarahi kak Seokjin."
"Ngerepotin ya. Astaga. Ya udah ayo!"
"Hu'um."
____
Kedua laki-laki manis yang beberapa waktu lalu berlomba siapa yang paling keras menangis, kini keduanya tengah asyik tertawa sambil menikmati beberapa cup es krim. Aku rasa jika kalian jadi aku maka kalianlah yang akan menangis melihat kegemasan mereka berdua. Mood yang tak stabil untuk laki-laki seusia mereka?? Sungguh menggemaskan bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With You ✅️
Teen FictionKisah manis dua anak yatim piatu penghuni panti asuhan yang saling jatuh cinta. Berawal dari Seokjin yang menemukan Jungkook kecil tengah menangis sendirian di taman dekat panti asuhan tempatnya tinggal. Lalu ia membawa bocah kelinci itu pulang dan...