Sebuah kecupan basah ia berikan. Perempuan cantik dengan sejuta pesonanya yang mampu membuat siapapun terpukau, tapi tak ada satu pun yang mampu menarik perhatiannya kecuali pria satu marga dengannya.
Hanya satu kecupan dan setan-setan disekitarnya pun bersorak kegirangan. Bisikan-bisikan maut terdengar hingga membuat Jennie memberanikan diri membuka dua kancing atas kemeja pria yang telah berkeluarga.
Belaian - tiap kelembutan - ia berikan menelusuri bibir, turun ke mengusik jakun hingga ke bagian dada si pria yang kemerahan. Suhu ruangan yang dingin bahkan terasa panas saat Jennie merasakan betapa menggodanya setiap hembusan nafas pria-nya.
"Jennie!"
Belum sempat ia berikan gigitan pada leher kiri si pria, sebuah telapak tangan yang cukup membuatnya terpanting dari atas pria yang tengah tak sadarkan diri lantas membuat petempuan tersebut kembali pada dunia nyata.
"Apa yang kamu lakuin Je!"
Namjoon bahkan mengusir adik sepupunya untuk menjauh dari pangkuan Seokjin. Bodoh, ia terlambat. Niat hati membuat Seokjin menyambangi rumah Jennie adalah agar ia bisa menjelaskan perihal status seorang pria yang telah membuat sang adik mabuk kepayang namun perhitungan sang kakak meleset. Ia tak menyangka, seorang adik perempuan manis yang selalu ia jaga kehormatannya mampu menodai kehormatan itu sendiri.
Masih berusaha membangunkan Seokjin dari tidurnya, suara berisik sangat mengusik pendengaran. Seokjin sadar, namun matanya masih tak ingin terbuka. Sementara dari balik pintu utama berdiri sosok yang sedari pria bertubuh kekar memasuki pintu pagar, ia mengekori hingga ke dalam. Jimin melihat pertengkaran itu meski ia tak menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri mengenai perbuatan yang dilakukan dua orang lainnya. Ia hanya melihat Seokjin yang lemas seperti orang tak sadarkan diri dengan kemeja bagian atas yang cukup berantakan dan disampingnya tengah menangis hebat seorang perempuan berambut panjang. Cantik, sangat cantik jika boleh Jimin menilai. Ia masih mencoba bersikap tenang dan mencerna apa yang telah terjadi.
"Kakak kecewa sama kamu! Seokjin ini udah berkeluarga Je! Malu kakak, Je! Malu!"
Jantung yang sedari mula sudah berdebar tak karuan, kini makin tak tau aturan. Sebuah kebenaran terungkap. Kebenaran yang bahkan lebih menyakitkan dari sebuah penolakan.
"K-kak.."
"Iya! Kakak suruh dia kesini karena kakak merasa gak bisa jelasin itu sendiri ke kamu. Tapi dengan bodohnya kamu bekerja di luar batas! Kakak malu Je! Kamu benar-benar keterlaluan! Apa yang udah kamu lakuin? Kamu sudah melakukan tindakan kriminal Je! Pelecehan ini namanya!"
Kini hanya teriakan dan tangisan histeris terdengar. Jimin sudah paham. Maka dengan lancang ia memasuki kawasan yang menurutnya berhak ia ikut campuri.
"Permisi!"
"Iya, siapa ya?"
"Saya sahabat dari istri laki-laki ini. Oh, pertama saya meminta maaf karena sudah lancang masuk rumah kalian tanpa ijin."
Jimin mengeluarkan setiap kata dari mulutnya dengan air mata yang tak henti mengalir. Ia pun malu mengetahui kebenaran bahwa bagaimana pikirannya terlalu buruk pada Seokjin. Bahkan ia mencuci otak sahabatnya sendiri dan meyakinkan bahwa suaminya berselingkuh.
"Ada banyak hal yang tidak bisa saya jelaskan tentang bagaimana saya bisa sampai disini. Tapi secara garis besar saya paham dengan semua kejadian yang baru saja saya lihat. Saya mohon ijin untuk membawa Seokjin pulang dan akan saya pastikan, saya bawa masalah ini ke jalur hukum karena ini benar-benar sebuah penghinaan. Orang kaya dan terpelajar seperti anda terutama!" Jimin menunjuk pada perempuan yang membuat kegaduhan ini terjadi. "Seharusnya tidak melakukan tindakan diluar batas seperti ini. Saya saja yang bukan istrinya merasa sakit hati, apalagi Kookie. Satu hal yang harus anda tau nona! Istrinya tengah hamil besar. Beberapa waktu ia dibuat banyak pikiran karena perubahan sikap yang ia rasakan dari suaminya! Dan itu pasti karena anda! Seokjin memang orang baik, tapi saya tidak menyangka kebaikannya akan disalahgunakan oleh orang-orang terdekatnya sendiri. Permisi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With You ✅️
Fiksi RemajaKisah manis dua anak yatim piatu penghuni panti asuhan yang saling jatuh cinta. Berawal dari Seokjin yang menemukan Jungkook kecil tengah menangis sendirian di taman dekat panti asuhan tempatnya tinggal. Lalu ia membawa bocah kelinci itu pulang dan...