YES I'M

655 72 16
                                    



Dua anak adam saling berhimpit di atas kasur lantai kecil di depan televisi. Tubuh keduanya hanya terbungkus di bagian bawah.

Jika boleh diceritakan, sebenarnya tak ada adegan yang terlalu berlebihan. Meskipun keduanya telah dikuasai oleh nafsu, namun Seokjin masih cukup sadar untuk tak melakukan sesuatu yang lebih sebelum ikatan pernikahan terjalin antara dirinya dan Jungkook.

Hanya foreplay ringan untuk saling memuaskan satu sama lain sudah dapat meluruhkan seluruh emosi yang menggunung. Mereka hanya rindu dan tak punya cara untuk mengungkapkan.

Tepat pukul lima dini hari, Seokjin membuka matanya terlebih dahulu. Ia merasakan tubuhnya begitu ringan setelah adegan panas semalam. Sempat terpikir olehnya bagaimana jika nanti mereka sudah menikah? Bukan hanya sekedar pemanasan yang akan mereka lakukan tapi lebih dari itu. Lalu seketika wajahnya memerah membayangkan bagaimana nanti ia akan menghabiskan hari-harinya bersama Jungkook setelah sebuah ikatan janji suci ia ucapkan di hadapan Tuhan.

Seokjin tersenyum manis dan mencoba menepis pikiran-pikiran nakal dari otaknya. Namun sekalipun pikiran-pikiran nakal tersebut berusaha Seokjin hilangkan, tubuh bagian selatannya sungguh tak dapat ia jinakkan. Bahkan hanya dengan melihat bagian pundak polos si kelinci sudah cukup membuatnya kambali gerah. Segera ia berlari menuju kamar mandi dan menuntaskan semuanya seorang diri.
















___

Jungkook terbangun saat mendengar suara ribut di dapur. Segera ia bangkit dan rona merah di pipi tak dapat ia tutupi. Melihat keadaan dirinya yang masih berbalut selimut namun sudah bersarang manis di atas tempat tidur dengan keadaan bersih. Pintu ruang kamarnya bahkan tak tertutup dengan sempurna sehingga suara-suara ribut dari luar terpaksa membangunkan Jungkook dari tidur cantiknya.

Setelah mengambil kaos bersih, ia pergi menuju dapur untuk melihat sarapan apa yang dibuat oleh sang kekasih pagi ini. Meski ada sedikit canggung di hati, namun Jungkook berusaha mengabaikannya. Ia rindu Seokjin. Ingin rasanya ia menghabiskan waktu hanya berdua selama beberapa pekan kedepan sebagai pengganti delapan bulan yang telah ia lalui tanpa dapat merasakan pelukan hangat secara langsung dari prianya.

"Kok udah bangun?"

"Pagi kak."

"Pagi sayang."

Jungkook berdiri di belakang bahu lebar Seokjin. Memeluknya dari belakang dan menghirup aroma yang begitu memabukkan dari sang kekasih.

"Kakak cuma buat sandwich buah. Kalau kamu keberatan, kita bisa sarapan di luar."

"Hng"

Masih sibuk memeluk pundak kokoh yang hangat, Jungkook menggeleng ringan. Malas rasanya membuka mulut untuk sekedar menjawab pertanyaan dari Seokjin.

Tapi sayangnya ia teringat sesuatu...

"Ah, kak. Luka kakak?"

"Ha? Oh, ini udah sembuh."

"Kakak gak mau cerita kenapa bisa sampai luka-luka gitu? Kalau ada yang berbuat jahat sama kakak, bilang aja biar Kookie yang urus ke pihak berwajib."

Seokjin menghembuskan nafas yang sebelumnya ia tarik dalam-dalam.

"Kakak baik Kookie. Cuma luka kecil."

Ia mengambil sepotong sandwich yang sudah diisi dengan irisan stroberi dan juga buah jeruk untuk disuapkan pada Jungkook.

"Aaaaa." Dan Jungkook menerimanya dengan senang hati.

"Hmmmm... lama gak makan makanan buatan kakak. Enak banget sampai mau nangis."

Stay With You ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang