GIFT (?)

764 77 16
                                    








"Ya, buka mata cepat bangun dan mandi. Kakak udah siapin sarapan di meja."

"Nee."

"Jangan tidur lagi, mengerti Kookie?"

"Iya kakak. Ini Kookie bangun."

"Oke kalau gitu kakak lanjut kerja lagi ya."

"Ya hati-hati dan cepat pulang!"

"Iya Kookie."

Masih pukul 06.00 pagi dan Jungkook harus dikagetkan dengan suara dering ponsel. Pagi ini, seperti biasa Seokjin sudah pergi sejak dini hari untuk bekerja. Pekerjaan pertama telah selesai. Ia sudah mengantarkan empat krat botol susu ukuran satu liter kepada para pelanggan. Sebelum melanjutkan untuk melakukan pekerjaan keduanya, ia menyempatkan diri untuk menghubungi sang adik. Sudah kebiasaan pula jika Jungkook ada kuliah pagi maka Seokjin harus membangunkannya dengan menghujani si kelinci melalui dering panggilan ponsel yang tiada henti sampai Jungkook menjawab panggilannya.

Beruntunglah hari ini tak banyak drama. Baru panggilan ke empat, Jungkook sudah menjawab panggilan telepon Seokjin.

"Ckk, kerja terus kerjaa terusss!"

Kelinci kecil beranjak dari kasur empuknya dan berjalan sempoyongan menuju meja makan. Bandel sekali bukan? Ya beginilah kalau Seokjin tak mengawasinya. Pergi menyantap sarapan tanpa menggosok gigi terlebih dahulu. Dibukanya tudung saji berwarna putih bersih lalu nampak sebuah dua potong roti tawar yang diisi selada juga telur kocok serta setengah gelas susu putih.

 Dibukanya tudung saji berwarna putih bersih lalu nampak sebuah dua potong roti tawar yang diisi selada juga telur kocok serta setengah gelas susu putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengapa hanya setengah gelas? Sebab Seokjin belum mendapat jatah susu gratis dari bosnya. Biasanya satu minggu sekali ia akan mendapatkan dua liter susu sapi murni dari pemilik peternakan dimana Seokjin bekerja disana sejak setahun yang lalu. (Gaji belum dihitung ya) tidak banyak memang tapi cukup kalau hanya untuk uang jajan Jungkook saat kuliah.

"Kakak itu sempurna!" Begitu kalau kata Jungkook. Sebab segala kebutuhan rumah bisa Seokjin penuhi secara gratis. Selalu ada cara untuknya mendapatkan segala keperluan sehari-hari secara percuma. Seperti telur ayam itu. Diam-diam Seokjin menjadi perantara di beberapa kedai makan keluarga di pasar, sebagai penyetok telur ayam yang ia ambil dari peternakan ayam milik wali kelasnya saat masih duduk di bangku SMA. Tidak banyak, hanya enam kedai di setiap pasar. Dan ia mempunyai langganan di tiga pasar tradisional di Korea Selatan. Hebat bukan? Dari situ saja, Seokjin berhasil mendapatkan jatah setidaknya tiga puluh kilo telur ayam setiap minggunya. (Disini kenapa bisa dapet banyak banget? Karena Seokjin dapet kedai / rumah makan yang ramai pengunjung, jadi setidaknya satu kedai bisa menghabiskan 3-4kg telur dalam sehari). Kali ini, Seokjin tak mendapatkan uang sebagai gajinya melainkan ia meminta agar telur saja sebagai bayarannya memasarkan telur-telur itu.

Menurut kalian tiga puluh kilo telur ayam selama seminggu apakah akan habis dimakan berdua saja dengan Jungkook? Tentu tidak. Itu sebabnya lima belas kilo telur akan ia tukar dengan beras, tepung, gula dan keperluan dapur lainnya di minimarket dekat kontrakan. Sepuluh kilo lagi akan ia jual pada kedai makan tempatnya bekerja. Satu kilo untuk kebutuhan gizi Jungkook selama satu minggu dan sisanya, Seokjin bagikan untuk anak-anak di panti asuhan secara bergilir.

Stay With You ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang