Jungkook Pov
"Aku? Aku ada di bar."
"Bar? Sendiri? Biasanya paling gak mau aku ajak ke bar?"
"Aku cuma gak tau mau kemana Jae."
"Tunggu disana biar aku susul."
Keputusanku untuk menghubungi Jaehyun, apakah sudah benar? Aku takut. Saat tadi aku tiba-tiba marah dengan kakak, aku sebenarnya sangat takut. Aku tidak tau apa yang membuatku tiba-tiba membentak kakak yang mungkin baru saja pulang bekerja? Dan ketakutanku inilah yang membuatku sampai di tempat ini.
Untuk sebelumnya, aku tak pernah pergi ke tempat seperti ini sendirian. Bahkan aku nyaris menolak setiap ajakan teman-temanku untuk sekedar melepas penat di tempat seperti bar ataupun cafe masa kini.
"Ngelamun aja!"
Tak berselang lama ketika aku tengah asyik melamun, sebuah tepukan kurasakan di bahuku. Bar ini memang berada di pusat kota dimana tempatnya begitu strategis. Jaehyun yang tinggal di salah satu apartemen yang dekat dengan bar ini, tak membutuhkan waktu sampai sepuluh menit untuk perjalanan. Apalagi ini sudah dini hari. Jalanan pasti begitu lengang.
"Ck."
"Tumben telepon aku. Belum pesen?"
"Belum."
"Oke biar aku pesenin."
Saat itu aku tak tau minuman apa yang dipesankan Jaehyun untukku. Yang pasti setelah minuman itu datang, aku tak melihat adanya gelembung-gelembung kecil seperti yang biasa ada pada soda. Namun minuman tersebut terlihat seperti minuman manis dengan warnanya yang merah keunguan. Tanpa menunggu lama, aku langsung meneguknya karena tenggorokanku sangat kering. Setelah minuman yang isinya hanya sepertiga gelas berhasil aku teguk hingga habis, disaat itu pula aku lupa dengan apa yang terjadi pada diriku sendiri.
___
"Udah bangun Kook?"
Mataku masih sedikit berkunang namun aku dapat melihat dengan jelas kakak sedang tersenyum padaku. Aku hanya diam dan menunduk malu. Aku ragu, tak tau bagaimana caranya menghadapi kakak. Hatiku tak nyaman sebab entah mengapa aku masih dapat merasakan kemarahan disana. Aku tidak tau apa yang membuatku marah padahal sejatinya aku sangat rindu pada kakak. Toh aku juga kepalang malu dengan perbuatanku semalam makanya aku hanya diam. Aku yakin, aku telah dibuat mabuk oleh Jaehyun. Pria itu benar-benar membuatku geram.
"Sarapan dulu ya Kook."
Kak Seokjin menyodorkan semangkok bubur kesukaanku dengan topping irisan perut babi. Aku melihat sejenak sebelum akhirnya menyuap setengah sendok bubur ke dalam mulutku.
"Huekkkk....."
Aku memuntahkan seluruh isi perutku. Rasanya mual sekali seperti ada yang mengaduk dari dalam.
"Ck. Jijik.... kakk..."
Tanpa sadar mulutku merengek pada kakak.
"Udah udah jangan diusap ke baju. Sini biar kakak yang bersihkan."
Tenggorokanku panas. Aku merasa begitu bersalah pada kakak. Hatiku rasanya penuh dengan emosi yang meluap-luap hingga akhirnya akupun menangis.
"Hwaaaaa. Kakak...... uh!"
Aku berusaha mengusap sisa muntahan yang ada dibibirku secara kasar. Rasanya kesal sekali. Tidak tau kesal karena apa.
"Cukup Kookie. Jangan diusap kayak gitu. Sini kakak bersihkan. Jangan nangis."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With You ✅️
Teen FictionKisah manis dua anak yatim piatu penghuni panti asuhan yang saling jatuh cinta. Berawal dari Seokjin yang menemukan Jungkook kecil tengah menangis sendirian di taman dekat panti asuhan tempatnya tinggal. Lalu ia membawa bocah kelinci itu pulang dan...