THE SISTER

644 63 37
                                    



Jennie POV

Bagaimana jika sebuah kenyataan manis terasa pahit? Tak ada yang lebih menyedihkan saat dimana kenyataan bahwa seseorang yang sangat ingin kau dapatkan kehadirannya bahkan secara gamblang kau lecehkan ketampanannya, membawa sebuah kebenaran bahwa ia adalah kakak kandungmu sendiri?

Bukan, bukan bagaimana aku berpikir Tuhan tak adil karena memberiku cinta pertama yang salah, melainkan aku harus menanggung malu dan jutaan rasa bersalah karena telah melakukan hal bodoh itu pada kakakku sendiri.

Banyak orang bilang 'Jodoh itu adalah cerminan dirimu.' Aku pikir kesamaan dari sifat kami adalah bagaimana menjadi salah satu tanda bahwa kami berjodoh suatu saat nanti? Belum lagi saat kau sering mendengar sebuah kalimat mitos 'Wajah kalian mirip, kalian pasti jodoh.' Tentu saja kami mirip, dari mulai bentuk mata dan hidung kami sangat serupa. Hanya saja kami memiliki bentuk bibir yang berbeda. Itu bukan karena kami berjodoh tapi sejatinya kami saudara (?) Holly shit!

Tuhan, betapa kabar yang seharusnya membuatku begitu bahagia kini terdengar sebagai petaka. Aku melihat mama tergeletak tak sadarkan diri mungkin karena terkejutnya beliau. Dari sana, kak Namjoon dan - kak Seokjin berusaha membopong mama lalu ditidurkan pada sofa panjang. Aku sendiri masih tak berani menatap mata kakakku. Begitupun dengan ia yang masih menampakkan wajah dinginnya seperti biasa, tampan dan mempesona. Tapi mengetahui bahwa ia adalah saudara laki-laki entah mengapa membuat hatiku menghangat. Aku bahkan menantikan sebuah pelukan nantinya. Aku membayangkam betapa bangganya nanti saat aku berteriak pada semua orang bahwa 'dia kakakku - kakak tampanku' .

Sementara disisi lain aku sempat melirik istri kakakku yang ikut menangis sembari mencoba membuat mama-ku tersadar dari pingsannya.

Ini valid. Tapi aku tak akan gegabah sebelum mama tersadar dan menjelaskan lebih rinci tentang penuturannya yang mengatakan bahwa Seokjin adalah saudara laki-lakiku. Meski rasanya jantungku seperti tak mampu berdebar lagi, namun aku mencoba kuat dengan perilaku dingin kak Seokjin yang mungkin masih tak ingin memaafkanku. Tapi jika benar aku adalah adik perempuannya, apa yang harus aku perbuat setelah ini?















Author POV

Jungkook mencoba memberikan pertolongan pertama pada bibi Ji an. Meski sebuah kenyataan terdengar masih gamblang, namun tak bisa memungkiri bahwa Jungkook sangat bahagia mendengarnya. Meski nantinya Seokjin masih harus menjalani beberapa tahapan untuk membuktikan kebenaran tersebut, namun ini langkah yang baik untuk memulai.

Setelah memberikan pertolongan pertama dan bibi Ji an kembali sadar, yang pertama kali wanita yang usianya sudah melebihi paruh baya tersebut lakukan adalah memeluk erat sosok 'keponakan' yang ia cari selama ini.

"Jung Su. Ya ampun nak, akhirnya bibi bisa bertemu kamu lagi."

Jauh di dalam lubuk hati Seokjin, ia begitu bahagia jika memang benar keluarga Kim adalah keluarga kandungnya. Namun disisi pikiran normalnya tentu ia masih menyangkal. Kenapa bisa semudah ini menemukan sosok keluarga yang selama ini secara diam-diam ia cari keberadaannya.

Mengingat Seokjin yang tak pernah lagi membahas perihal orang tua ataupun saudaranya kepada Jungkook, bukan berarti ia berhenti mencari tau keberadaan mereka. Bahkan tak hanya mencari keluarganya sendiri, Seokjin secara diam-diam juga mencari keberadaan keluarga Jungkook. Sungguh siapa memangnya orang yang ingin hidup sebatang kara? Katakanlah jika semua keluarganya telah tiada, paling tidak dengan mengetahui 'siapa' maka setidaknya Seokjin akan menjalani sisa hidupnya dengan sebuah kebenaran.

"Maaf bi. Bukannya Seokjin tidak bahagia dengan kebenaran ini, tapi bukankah lebih baik kita tidak gegabah dan mencari tau lagi tentang kebenaran ini? Takutnya ada kesalahan dan ternyata aku bukan Jung Su yang bibi maksud."

Stay With You ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang