Saat si manis membuka mata, yang setia berada dihadapannya adalah sang suami. Perlahan ia mencoba mencerna keadaan. Sedang dimana, dan mengapa.
"Kak."
Suara lirihnya mampu membuyarkan kepanikan Seokjin. Sedari tadi, pria berbahu seluas samudra tersebut sangat sibuk melihat jalanan. Dalam pikirnya 'mengapa tak kunjung tiba?'
"Sayang. Iya kakak disini. Tunggu ya. Bentar lagi sampai rumah sakit."
Ah ya, benar. Jungkook ingat. Ingat saat tadi ia merasakan sakit yang luar biasa di bagian perutnya. Lalu saat ini, sepertinya ia tengah berada di bangku penumpang. Tertidur di atas paha sang suami dan berada di dalam mobil yang sudah bisa Jungkook tebak adalah sebuah mobil taksi online yang dipesan oleh Seokjin. Pasti mobil tersebut akan mebawanya menuju rumah sakit. Namun ada satu hal yang Jungkook belum sadari yaitu, ada darah yang masih merembes di bagian selatannya.
Di tengah kesadaran yang mulai kembali, suara sopir taksi tiba-tiba memecah keheningan.
"Pak kita sudah sampai. Saya akan panggilkan perawat untuk membawakan kursi roda kemari. Bapak bisa tunggu sebentar."
"Terimakasih pak."
Sesaat setelah sopir taksi tersebut kembali dengan seorang perawat, Seokjin membuka pintu mobil dan secara perlahan mengangkat tubuh sang istri untuk ia dudukkan di atas kursi roda. Tak lupa kembali Seokjin lilitkan selimut yang hampir terjatuh dan bisa saja memperlihatkan keadaan menyedihkan Jungkook di bawah sana.
"Masih sakit perutnya?"
Jungkook menggeleng saat Seokjin menanyai perihal keadaan perutnya, sementara sang suami masih setia berjalan berdampingan dengan kursi roda yang tengah di dorong oleh perawat sambil memegangi tangan kiri Jungkook.
Sesampainya di ruang gawat darurat, Dokter dengan segera mempersilakan perawat untuk membawa pasien masuk sedangkan sendirinya menunggu di luar sebentar untuk berbincang dengan Seokjin.
"Saya tidak tau dok apa yang terjadi. Tapi tadi dia mengeluh sakit perut dan saat saya tiba di rumah, dia sudah tidak sadarakan diri. Juga...."
"Juga?"
"Saya melihat darah keluar dari celana istri saya."
Raut wajah sang dokter tiba-tiba berubah gusar. Sepertinya dokter sendiri sudah mengerti dengan keadaan yang terjadi pada pasiennya.
"Baiklah, jangan panik. Saya akan coba memeriksa keadaannya."
"Terimakasih dok."
*****
Beberapa menit berlalu tapi tak ada tanda para penghuni di dalam sana akan keluar dan memberi kabar baik pada Seokjin. Apa mereka tak tau bagaimana keadaan jantung Seokjin saat ini? Ya, perasaan cemas ini kembali datang. Bahkan Seokjin sudah hampir menangis jika saja beberapa perawat tak terlihat membuka pintu ruang tersebut.
"Pak Seokjin? Sudah selesai mengurus administrasinya?"
"Sudah."
"Baik. Kalau begitu bisa tunggu dokter sebentar? Mari saya antar ke ruangannya."
"Bisa."
"Silakan."
Seokjin mengikuti sang perawat yang menuntunnya menuju ruang dokter yang saat ini tengah menangani pasien bernama Kim Jungkook. Sembari menunggu dokter tiba, Seokjin mencoba menghubungi Yoongi yang sedari tadi sibuk mengirimkan pesan padanya namun tak satupun yang Seokjin balas. Hingga beberapa saat berbalas pesan, akhirnya seorang pria dengan kemeja serta jas berwarna putih yang menjadi ciri khas dari profesinya, tiba dan memberi salam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With You ✅️
Novela JuvenilKisah manis dua anak yatim piatu penghuni panti asuhan yang saling jatuh cinta. Berawal dari Seokjin yang menemukan Jungkook kecil tengah menangis sendirian di taman dekat panti asuhan tempatnya tinggal. Lalu ia membawa bocah kelinci itu pulang dan...