happy reading!
suara ambulance terdengar nyaring tepat di depan mobil sportnya, siang ini meeting harus bright tunda karena metawin mengalami kontraksi pada kandungannya. Ini sering terjadi karena memang kandungan tercintanya itu sudah menginjak usia sembilan bulan.
ranjang beroda terus di dorong oleh para perawat, dengan geraman dan genggaman di jemari bright dan metawin. Kata kata penenang bright bisikan tepat di telinga sang manis, agar mengurangi rasa khawatir di antara keduanya.
tepat setelahnya bright harus terhenti melangkah karena perintah sang suster.
"bapak harap tunggu disini, pasien akan kami tangani sebaik mungkin" ucap sang suster.
"baiklah sus, tolong berikan segala penanganan terbaik di rumah sakit ini." balas bright.
suster itu pun hanya mengangguk lalu beranjak memasuki kamar rawat.
doa demi doa bright ramalkan, kaki nya tak bisa diam melangkah maju mundur secara berulang. Hingga tak lama kemudian kakinya terhenti melihat dokter yang menangani metawin keluar dari ruang UGD.
"dok, bagaimana keadaan istri saya?" Tanya bright.
"bapak, apakah benar anda suaminya?" tanya sang dokter.
"iya dok, benar. Saya suaminya, bagaimana keadaan istri saya dok?" Bright panik bukan main. Ia harus tahu bagaimana keadaan metawin nya.
"ayo ikut saya untuk menandatangani surat persalinan, istri bapak akan segera melahirkan" ucap dokter itu.
"melahirkan dok? istri saya akan segera lahiran?" tanya bright yang tak menyangka bahwa malaikat kecil yang ia tunggu akan melihat luasnya dunia.
"benar pak, mari ikut saya"
akhirnya bright mengikuti dokter itu untuk menandatangani surat dan melunasi administrasi perawatan bersalin metawin.
🐺🐰🐺🐰🐺🐰
“bernafaslah perlahan tuan, jangan tegang. Tenang saja, ini semua tidak akan sakit" ucap suster.
metawin mengikuti perintah sang perawat, ia berusaha untuk tak tegang dan mengambil nafas secara perlahan dan teratur.
"sus, apa ga bisa manggil suami saya untuk menemani saya?" tanya metawin lirih, sungguh matanya saat ini memberat. Ia merasa setengah dari tubuhnya tak bisa di gerakkan. Bahkan rasa sakit pada perutnya juga mulai menghilang, entah kemana hilangnya rasa sakit itu.
"baiklah tuan, jika itu yang akan membuat anda tenang. Saya akan panggilkan suami anda" ucap perawat itu.
pintu tempat metawin di tangani terbuka, menampilkan suster yang berjalan ke arahnya. Bright yang melihat itu alhasil bangkit dari duduknya, jantungnya kembali berdegup kencang.
“sus, ada apa? bagaimana keadaan istri saya dok?” Tanya bright.
“maaf pak, istri anda memanggil anda untuk menemani nya di ruang operasi. Saya mohon segera berganti pakaian anda pak” ucap sang suster.
bright segera mengikuti arah langkah sang suster itu berjalan, sebelumnya ia berpamit kepada kedua orang tuanya yang tengah duduk di kursi tunggu.
bright bisa melihat tak ada raut cemas di wajah sang bunda, tetapi berbeda dengan ayahnya yang tersenyum dan memberikan semangat kepada dirinya.
“tenang nak, istrimu akan baik baik saja. Sekarang kau susul dia, dia membutuhkan suaminya” Ucap ayahnya sebelum ia pergi menyusul metawin tadi