Haikal sudah 6 hari berada di Thailand dan selama 6 hari itu dia izin tidak sekolah. Dan hari ini Haikal akan pulang ke kampung halamannya. Kalau ditanya mereka sudah baikan? Jawabannya tentu saja sudah. Kalau ada yang nanya lagi siapa yang pertama minta maaf? Tentu saja... Haikal. Karena Haikal merasa bersalah pada abangnya itu. Lusa kemarin Haikal mendapatkan kabar bahwa abangnya itu terkena demam, tadinya mau dibawa ke dokter tapi haechan menolak. "Haechan ingin Haikal!" katanya. Jadilah Haikal pulang sekarang, pemberangkatannya siang sekitar pukul 13.00 Haikal masih packing packing.
"Oma Haikal sudah siap. Haikal berangkat ke bandara dulu."
Oma tersenyum. "Baiklah kalau begitu Haikal. Hati hati, nak. Oma ingatkan satu kali lagi padamu. Kamu marah boleh, cemburu boleh, tapi hal kecil seperti ini jangan dibesar-besarkan. Cucu Oma sudah besar bukan? Sudah tau bagaimana menyelesaikan suatu masalah dengan benar kan? Jangan seperti ini lagi ya Haikal? Oma takut kamu menyesal nantinya."
Haikal termenung tapi sesaat kemudian tersenyum. "Iya Oma, terimakasih untuk satu minggunya."
~•0•~
Haechan sangat senang hari ini. Bagaimana tidak? Adiknya akan pulang hari ini. Haechan sedang menyiapkan makanan kesukaan Haikal seperti, cake coklat dan vanila, es cream btw haechan membuat es cream nya sendiri, oh iya dan jangan lupakan haechan nanti akan membuat telor ceplok untuk Haikal.
Mae yang melihat haechan sangat aktif didapur itu hanya geleng-geleng kepala. "Mau Mae bantu?"
"Tidak usah Mae sebentar lagi selesai kok."
"Oke. Nanti sore jangan lupa, kita jemput Haikal di bandara oke?"
Haechan mengangguk semangat.
~•0•~
Sore pun tiba haechan sudah bersiap untuk menjemput Haikal bersama kedua orang tuanya. Mereka menggunakan mobil dan Dady Jhon yang menyetirnya biasanya sama supir tapi Dady Jhon ingin menyetir jadi ya sudahlah.
Jalanan macet dan hujan deras membuat Dady Jhon sangat harus berhati hati dala menjalankan mobilnya.
"Dad, kok hujannya deras ya?" tanya Mae.
"Maklum lah, Mae mungkin sedang musimnya?" jawab Dady Jhon.
"Dady hati-hati ya nyetirnya," ucap Haechan sedikit khawatir.
"Iya sayang kamu tenang saja."
Haechan tersenyum lalu melihat jalanan didepannya. Posisi haechan ada di depan bersama Dadynya sehingga dia bisa melihat jalanan didepannya. Mata haechan membola sempurna tat kala ada sebuah mobil yang berlawanan arah dengan mobilnya.
"AWAS DAD!!!"
BRAK!
~•0•~
"Kenapa ga bisa telfon ya?" Haikal menatap handphonenya berkali-kali dia menelpon Dady nya tapi tidak diangkat, bukan hanya Dadynya Mae begitupun abangnya juga sama. Haikal sangat khawatir.
2 jam berlalu Haikal menunggu jemputan keluarganya tapi tak kunjung datang bahkan yang tadinya hujan deras kini hanya rintik-rintik saja.
"TUAN!"
Haikal mengalihkan pandangannya pada seseorang yang memanggilnya tuan. Dia adalah supir keluarganya.
"Tuan.... Tuan maafkan aku tuan.... Tuan ayok kita kerumah sakit.."
Haikal yang mendengar itu tentu saja kaget. Apa maksudnya?
"Maksud bapak apa?!" tanyanya sedikit tak sabar.
"Tuan muda, tuan Jhon dan nyonya mengalami kecelakaan saat akan menjemput tuan.." ucap supir itu sedikit pelan.
"APA?! bagaimana bisa pak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SI KEMBAR
Short StoryGimana rasanya punya Abang rasa punya adik? Itulah yang dirasain Haikal. Cerita si anak kembar. Brother Ship 🙏