part 45

2.1K 258 15
                                    

Pagi hari sekali haechan sudah siap dengan baju rapih dan sepatu barunya. Kalian pasti sudah menebak apa yang akan dilakukan haechan ini, tentu saja dia akan sombong dengan musuhnya itu! Haechan pastikan Jeno pasti akan iri padanya.

"Ikalll Abang pergi dulu ya??" haechan turun dari tangga.

"Mau kemana Abang? Ini masih pagi lihat baru jam 6 loh, anak tetangga juga belum keluar," ujar Haikal sambil menonton tv diruang keluarga.

Haechan menghentak-hentak kan kakinya biar suara sepatu barunya terdengar, bukan kesal hanya ingin mencari perhatian Haikal saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan menghentak-hentak kan kakinya biar suara sepatu barunya terdengar, bukan kesal hanya ingin mencari perhatian Haikal saja.

Haikal yang sadar dengan suara itu langsung menoleh.

"Lah, sepatu barunya dipake? Abang mau kemana?" tanya Haikal heran, biasanya kalau abangnya pake sepatu pasti bakal pergi jauh, ya ke mall gitu misalnya.

Haechan tersenyum bangga, akhirnya di perhatikan juga. "Abang mau kasih tau jenjen!!! Kalau Abang punya sepatu baru!!!"

Haikal terkaget mendengarnya. "Masih pagi Abang, jenjen nya pasti lagi bobo."

Haechan menggeleng."pasti udah bangun!!!"

Setelah mengucapkan itu haechan langsung saja pergi meninggalkan Haikal yang sudah geleng-geleng kepala.

~•0•~

Disini lah haechan di pos ronda kompleknya. Bukan untuk ngeronda kerena masih pagi, tapi haechan sedang menunggu musuhnya untuk lewat.

"Jenjen mana sih?! Kok ga ngelewat-lewat, udah jam setengah 7!" gerutu haechan kesal.

Haechan mengayunkan kakinya, masih sabar untuk menunggunya.

Tak lama kemudian, musuhnya itu lewat. Jeno membawa kresek hitam, dan terlihat penampilannya masih bangun tidur, dan oh lihat mata sipit makin menyipit mungkin karena menahan kantuk. Haechan tersenyum jahil melihatnya.

"OY! JENJEN!!!!!!!" panggil haechan dengan nada cemprengnya.

Jeno mengusap wajahnya dengan kasar. Tidak bisa kah di pagi yang cerah ini dia tenang? Dia sudah kesal karena dia disuruh ke warung dan sekarang harus menahan kesal karena melihat buntelan ini, hadeh.

"Ape?"

"Ahahahaha pasti belum mandi ya??! Mukanya jelek pasti belum cuci muka!" ucap Haechan sambil menertawakan Jeno.

Kan apa Jeno bilang, kesal dia sudah. "Sembarangan Lo kalau ngomong! Gini-gini gw masih ganteng ya! Ga kek Lo, bedaknya masih cemong-cemong!"

Haechan menatap kesal Jeno. "Biarin yang penting wangi wle!!!"

"Kenapa? Kalau ga penting gw pergi nih." Jeno bersiap untuk pergi tapi di hadang oleh haechan.

"Jangan dulu, echan mau kasih tau sesuatu...." ucap Haechan membuat Jeno langsung melipat tangannya di depan dada.

SI KEMBAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang