Pukul 12.30 siang
Haechan menuruni anak tangga dengan hati-hati takut kalau dia terjatuh. Haechan melihat Haikal yang sedang memakan burger.
"Ikal mau burger dong satu."
Haikal yang mendengar itu langsung menyembunyikan burgernya agar tak bisa di jangkau oleh abangnya.
"Boleh, tapi dimakan sama Abang jangan buat ayam."
Haechan cemberut, "ish padahal kan niatnya buat ayam ikal. Kasian ayamnya ga belum makan siang."
Haikal mempertimbangkan ucapan abangnya. Bener juga sih kasian, toh lagi pula burgernya ada rotinya siapa tau abangnya cuman mau ngasih rotinya aja.
"Ya udah nih." Haikal langsung memberikan burgernya pada abangnya.
Haechan langsung bergegas ke taman belakang dan langsung memberikan semua burgernya pada kelima ayamnya.
"Ayam! Lihat echan bawa burger!!! Selamat makan bay bay."
Dady Jhon yang melihat anaknya hanya geleng-geleng kepala. "Haduh, istri gw dulu ngidam apaan ya? Sampe-sampe anak gw perhatian banget sama ayamnya, mana dikasih burger lagi."~•0•~
Pukul 15.40 sore atau siang nih menurut kalian?
Haechan sedang berkutat dengan handphonenya tapi tiba-tiba ada nomor telepon yang tidak dikenal menelponnya dengan reflek haechan mengangkatnya.
"Halo?"
"Halo selamat siang? Apakah anda memesan pizza yang berukuran jumbo? Jika iya, saya sedang di depan rumah anda."
Haechan langsung memekik senang. "Iya bang saya mesen, tunggu di depan ya saya otw."
~•0•~
Haechan masuk dengan sebuah box pizza besar dan itu membuat Haikal tersenyum.
"Tumben nih beli pizza buat siapa?" tanya Haikal sambil membantu abangnya membawa pizza dan menyimpannya di meja makan.
"Buat ayam echan dong!!!"
"Bjiir." Kaget Haikal. "Tadi pagi bubur, siang burger, sorenya pizza, nanti malam apaan? Mie ayam kali ya?"
Haikal menghela nafasnya pelan. "Abang kalau ngasih makanan ke ayam itu sewajarnya aja, karena perut ayam itu beda dengan perut manusia, ga semua makanan akan di terima oleh perut ayam bang, karena selera mereka berbeda dengan kita. Takut-takut nanti ayamnya malah ga ada."
"Oh jadi ikal ngedoain ayam Abang ga ada?"
"B-bukan gitu...."
"Tega sekali ikal ini, Abang ga nyangka ikal Setega ini!" haechan langsung saja pergi ke ayamnya dengan se box pizza untuk ayamnya itu.
"Dibilangin susah bener."
Dady Jhon hanya tersenyum sambil bermain iPad nya. "Terkadang diam lebih baik, kal."
~•0•~
Keesokan paginya
Haikal sudah memanaskan motor di pagi hari. Tumben sekali kan bahkan dia sudah rapih dan wangi dengan jaket kulit hitamnya itu. Pertanda dia akan pergi Sorang diri, karena yang dipanasin itu motornya bukan mobilnya. Dady Jhon yang lagi tiduran di sofa melihat Haikal turun langsung berisiul.
"Widih, udah ganteng aja nih si bungsu, mau kemana?" tanya Dady Jhon membuat Haikal langsung duduk di sofa dan menyeruput kopi yang ada di meja.
"Heh! Itu kopi punya Dady!"
"Hehe minta dikit dad."
Dady Jhon hanya menghela nafasnya pelan. "Mau kemana pagi-pagi gini?"
"Mau kerja kelompok dad."
Dady Jhon mengangguk. "bayi kamu ga di ajak kal?"
Haikal yang tadinya main handphone langsung memasukan handphonenya ke saku celananya. "ga lah, paling paling mau kasih ayamnya makan."
"Pulang jam berapa?" tanya Dady Jhon.
Haikal lagi di sepatu. "malem keknya."
"Nanti pas malem jemput abangmu di tetangga sebelah ya?"
"Iya dad, Haikal berangkat dulu bay.."
~•0•~
Brak
"Aduhhh haechan, hati-hati kamu ga liat Dady lagi bawa gelas? Gimana kalau pecah?"
"Daddddd ayam echan daddd. Mereka tidur nya ga bangun-bangun dad!!!!!!! Bantu perikasain ayam haechan dad hiks ...."
Dady Jhon langsung saja ke belakang dan memeriksa ayam haechan dan benar saja.
"Ini mah udah ga ada chan."
"HUAAAAAAAAAAAA KENAPA BISA DAD?????!"
Haechan langsung berjongkok di depan ayam-ayamnya dan mengelus sayang ayam-ayamnya itu.
"Hiks.... Ayam kenapa ninggalin echan? Hiks.... Ayam ga suka sama echan ya? Ayam ga sayang lagi sama echan? Atau echan yang kura perhatian? Aya makanannya kurang enak? Hiks ... Ayam kenapa ninggalin echan hua..."
Dady Jhon mengusap punggung anaknya. Ga tega juga lihat anaknya nangis begini. "Udah sayang, jangan nangis hm..."
"Hiks... Pay pay ayam .... Terimakasih buat 1 Minggu nya."
"Udah udah jangan nangis, sana main aja sama tetangga baru yang namanya lele."
Haechan langsung berdiri dan pergi sambil mengelap air matanya yang terus turun.
~•0•~
Haechan berjalan menuju rumah tetangga barunya lele. Baru sampai di depan pagernya haechan sudah melihat lele yang sedang bermain boneka sendirian.
"Leleeeeee main yuk. Kata Dady echan harus main sama lele...."
Lele melihat haechan langsung menatapnya tajam.
"Apa?! Mau main?! Kamu mau main boneka ga ? Kalua engga bonekanya aku buang!"
"HUAAAA DADY GA MAU MAIN!!!!!! LELENYA GALAK!!!!"
~•0•~
next?
Bantu tandai yang typo ❤️
Maaf menunggu lama gaissss
Terimakasih udah menunggu si kembar ❤️
Aduu otw part 50 atuh ini teh 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
SI KEMBAR
Truyện NgắnGimana rasanya punya Abang rasa punya adik? Itulah yang dirasain Haikal. Cerita si anak kembar. Brother Ship 🙏