9

12.5K 1.1K 52
                                    

Happy reading! 

Jangan lupa vote dan komentar sebanyak-banyaknyaaa! ^^

***

Kaia sampai di rumah tepat sebelum jam malamnya habis. Di depan teras, papanya sudah menunggu.

"Bagaimana filmnya?" tanya Tio sambil menghampiri putri tercintanya.

"Seperti yang Kak Kevin bilang, bagus. Tom Cruisenya ganteng."

Tio terkekeh mendengar jawaban putri tercintanya.

"Makan tepat waktu kan tadi?"

"Iya, makan sama teman juga tadi di resto sushi."

"Teman? Ah, kamu sudah punya teman kantor?" tanya Tio dengan sangat antusias.

Kaia mengangguk cepat.

"Iya! Ai sempat menolong dia waktu hari pertama di kantor dan sekarang kami jadi teman karena nggak sengaja makan siang bersama."

Tio merangkul putrinya merasa bangga jika Kaia bisa membuat teman baru. Sejak kecil, Kaia tak memiliki banyak teman. Bahkan sahabat pun tidak ada karena memang Kaia jarang bergaul. Sejak kecelakaan yang merenggut istrinya, Tio jadi lebih protektif kepada putrinya.

Jika ingin bermain atau melakukan kerja kelompok, teman-temannya boleh melakukan di rumah mereka. Tio juga sadar bahwa sikap protektifnya kepada Kaia lah yang membuat anak itu tak memiliki sahabat. semua temannya hanya bersifat temporal.

Seperti teman SMP hanya bertahan di SMP saja kemudian berhenti saling mengontak ketika naik jenjang ke SMA. Ketika SMA siklus akan terulang lagi dan mungkin... dan mungkin nanti ketika Kaia lulus kuliah juga, jika mereka tidak bekerja di tempat yang sama, Kaia juga akan kehilangan teman kuliahnya.

Itu bukan masalah bagi Tio. Keluarga adalah yang terpenting. Tidak apa-apa jika Kaia tak memiliki teman karena Tio dan Kevin akan selalu menjadi teman anak itu.

"Ya udah, kalau begitu istirahat saja ya."

"Kakak belum pulang?" tanya Kaia yang ketika masuk tak melihat keberadaan Kevin.

"Ah, dia lagi beresin kelakuan bosnya."

"Kenapa lagi dengan bosnya kakak?"

Tio menghela nafas panjang. "Bisa-bisanya dia batalin makan malam sama anak investor penting. Sekarang kakakmu harus menemui investor itu untuk meminta maaf."

"Ah... kasihan, kakak. kayaknya akhir minggu nanti kita harus belanja lagi deh, Pa. Aku harus beliin kakak banyak vitamin, kisah kakak sudah bekerja keras."

Tio tersenyum dan kembali merasa ringan setelah melihat senyum putrinya.

"Iya, kakakmu pasti senang kamu khawatirin dia kayak gini. Ya sudah, masuk kamar, sebelum tidur jangan lupa mandi dulu ya."

"Iya, Pa. Kalau begitu Ai ke kamar dulu, ya. Selamat malam, papa."

"Selamat malam juga, Ai. Mimpi indah."

Kaia mengangguk kemudian lanjut melangkah masuk ke kamarnya. Ia meletakkan tas di atas meja belajarnya kemudian mengeluarkan ponsel untuk diid ulang dayanya. Saat ia menancapkan kabel pengisi daya, ia melihat pesan dari temannya.

Pangestu Staff lantai 10

Sudah sampai?

Ai

Baru sekali sampai. Kamu juga sudah sampai rumah?

Pangestu Staff lantai 10

Sudah juga. Kalau begitu selamat malam.

Jangan Bilang Papa! (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang