64 part 3 (END)

13.2K 619 25
                                    

"Dan untuk penutup acara, ini adalah penampilan terakhir yang paling spesial untuk diberikan kepada orang yang paling spesial malam ini, Nona Kaia Saujana."

Kaia belum sempat bereaksi ketika lampu aula dimatikan dan lampu sorot putih menyinarinya membuatnya menjadi satu-satunya orang yang disorot cahaya. Kaia terlihat kebingungan di tempatnya ketika semua orang bertepuk tangan. Ia tidak yakin akan apa yang barusan didengarnya. Karena sepengetahuannya, malam itu adalah malam pesta ulang tahun pangestu Salim. Tidak ada sangkut pautnya dengannya. Namun semua orang sudah tersenyum ke arahnya sambil bertepuk tangan. Begitu juga dengan papanya dan Pangestu Salim.

Terdengar suara denting piano membuat lampu sorot terbagi dua. Ke arah Kaia juga ke arah grand piano di atas panggung. Kaia mengerutkan matanya untuk memastikan bahwa yang dilihatnya di atas panggung benar-benar Kevin, kakaknya.

Tak lama kemudian terdengar suara merdu yang entah muncul dari mana.

There must be something about her

That you love, don't you, dear?

Something about her

Tirai merah panggung tersingkap dan memunculkan Prabas berdiri seorang diri sambil menunduk dan bernyanyi pada mikrofon yang dipegangnya.

She was kinder to me than most girls would ever be

I'm over the moon, and I'm sad to see it end so soon

Oh, what have I done? I've never thought this way for love

Convinced that it is all because

Prabas mengambil langkah maju dan berdiri sambil bersandar pada grand piano. Pria itu bernyanyi dengan begitu santai, namun semua mata tertuju padanya.

There must be something about her that you love, don't you, dear?

Something about her terrifies all my fears

She sits in a smile, with eyes looking through

What's the point of all this music if I'm not here to dance with you?

There must be something about her

Prabas beranjak dengan begitu elegan. Satu tangannya memegang mikrofon dengan luwes dan bernyanyi dengan indah. Setiap sajak lirik yang diutarakannya seperti berbicara dari hati yang paling dalam. Tatapannya tertuju pada satu titik. Titik alin di seberang aula, tempat satu-satunya lampu menyorot.

Di sela liriknya Prabas tersenyum melihat perempuan terkasihnya.

It'd be wiser for me to run away from all I see

I can't resist, what good is love if not to miss

Your hands or your eyes, or the way that yours just look in mine?

I'd die to live for any little part of this

Prabas mengulurkan tangannya. Sambil bernyanyi pria itu mengajak Kaia untuk naik ke atas panggung. Tubuh Kaia didorong dari belakang, ia menoleh. Dilihatnya papanya yang tersneyum menyuruh Kaia untuk maju..

There must be something about her that you love, don't you, dear?

Something about her terrifies all my fears

She sits in a smile, with eyes looking through

What's the point of all this music if I'm not here to dance with you?

There must be something about her

Kaia maju dan Prabas menjemputnya sambil terus bernyanyi dengan merdu. Semua orang terhipnotis dengan musik indah yang dinyanyikan oleh sang Pangeran Mahkota. Suara syahdu nan merdu itu membuat semua orang merasakan indahnya jatuh cinta pada malam itu

Jangan Bilang Papa! (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang