BELAJAR MENGEMUDI part 2
Kaia masih terisak di kursi mobil. Prabas tak henti-hentinya mengusap rambut gadis itu untuk berhenti menangis. Ia sangat khawatir ketika Kaia memberitahunya jika gadis itu terlibat dalam kecelakaan. Prabas yang sedang beristirahat langsung bangun tanpa berganti pakaian. Untunglah tidak terjadi apapun yang parah. Melihat Kaia menangis di pinggir jalan, membuat Prabas hampir jantungan. Ia pikir Kaia hanya seorang diri. Ternyata bersama Kevin juga.
Tiba di apartemennya, Prabas membuatkan teh hangat untuk memanjakan kekasihnya. Ia mengambil tempat di sisi Kaia. Tangannya melingkar di sisi tubuh gadis itu untuk memberikan perlindungan juga memberitahu Kaia bahwa sekarang ada dirinya yang akan melindungi gadis itu.
"Sudah. Semuanya akan baik-baik saja. Kenapa bisa sampai nabrak pohon? Kevin nyetirnya sambil ngantuk?" tanya Prabas meraih cangkir teh yang sudah diminum oleh Kaia kemudian diletakannya di atas meja.
Kaia menggeleng. "Aku yang nyetir."
"Kamu nyetir? Bukannya kamu nggak bisa?"
Kaia mengusap wajahnya. Prabas membantu mengusap bekas air mata dengan tisu yang ada di atas meja ruang tamunya. Hatinya ikut sakit melihat kaia yang menangis. Namun ia tidak bisa menyembunyikan kekagumannya karena mata Kaia yang cantik kini semakin terlihat cantik akibat menangis. Bulu matanya yang lentik jadi basah, dan sisi matanya memerah membuat Prabas ingin mencium dua kelopak mata itu.
"Hari ini aku belajar menyetir sama kakak. Awalnya lancar tapi kakak mulai emosi. Aku sudah tawarin untuk bertukar dan pulang saja. Latihan menyetirnya bisa dilanjutkan kapan-kapan waktu kakak sudah tidak emosi lagi tapi kakak malah marahin aku. Aku juga jadi ikut emosi karena takut ditambah kakak marah-marah. Aku kehilangan konsentrasi dan kakak tarik roda setirnya. Aku panik dan malah injak gas. Akhirnya mobil tabrak pohon di pinggir jalan."
Mulut Prabas terbuka lebar sepanjang Kaia menceritakan kejadian yang dialaminya.
"Kok bisa Tio izinin Kevin yang ngajarin kamu nyetir? Kenapa nggak sewa jasa les mengemudi, Ai?"
"Awalnya mau begitu tapi kakak paksa akan ngajarin aku sendiri."
"Astaga... Kevin bukanlah guru yang baik. Kalian salah percaya sama Kevin. He is not a patient person."
Kaia nggak tahu kalau kakaknya akan semarah itu. Ia juga terkejut dengan ucapan kakaknya yang sangat melukainya. Bisa-bisanya kakaknya menghinanya dengan mengatakan bahwa dia memiliki otak ayam. Kaia belum pernah semarah itu sampai tak punya kata-kata untuk membalas ucapan itu.
"Hey, it's okay. Naik ke jalan tol di percobaan pertama adalah tindakan nekat. Seharusnya belajar di jalan raya biasa dulu. Di sini kakakmu yang salah. Kamu hanya menuruti perintah kakakmu kan?"
"Tapi aku merasa nggak enak karena itu mobil masih baru. Belum sampai satu tahun tapi sudah rusak."
"You don't have to be sorry. Itu kesalahan dia. Lagi pula kan ada asuransi."
Kaia masih merasa tidak enak. Meskipun dia marah kepada Kevin tapi ia tahu bahwa kesalahannya juga yang telah menyebabkan kecelakaan tersebut.
"Mau cari makan siang di luar? Aku tahu restoran sushi yang enak."
"Tapi kan kamu nggak boleh makan makanan laut?"
Prabas tersenyum lebar dan menarik kaia untuk berdiri. "Aku akan makan makanan yang lain. Kamu nggak usah khawatir. Ai, selama ada aku, kamu bisa bebas ngelakuin apa pun."
Kaia dan Prabas pun meninggalkan apartemen pria itu. Prabas menarik tangan Kaia dan meletakan remote mobil di tangan Kaia.
"Apa ini maksudnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Bilang Papa! (Complete)
RomanceTio Saujana adalah seorang asisten Komisaris dari Salim Group. Sudah lima tahun terakhir ia mencoba untuk resign tapi Komisaris selalu menjebaknya untuk tetap bekerja padanya. Hingga ia bersumpah bahwa anak-anaknya tidak boleh lagi terlibat dengan k...