Koridor

1 0 0
                                    

Shila berjalan dengan santai menuju kelasnya berada, sendirian. Meskipun dirinya berangkat bersama Dio dan kelas kakaknya itu pasti melewati koridor kelas 11, namun mereka tidak pernah berjalan berdampingan untuk menuju kelas masing - masing.

Shila sudah terbiasa dan tidak ingin menawarkan pada Dio pula untuk berjalan bersama, karena jangan harap Dio akan menanggapinya. Shila jelas tahu mengapa Dio menjadi sedingin itu, daripada membuat Dio semakin membencinya, Shila lebih memilih untuk diam saja.

Ketika hendak menaiki tangga, tidak sengaja Shila bertabrakan dengan seseorang, lagi. Shila sampai berpikir apa memang sudah menjadi takdirnya suka menabrak orang ketika berjalan. Namun, kali ini bukan Arka orangnya, jadi gadis itu tidak bisa sembarangan mengumpat begitu saja. Melainkan seorang gadis berambut sebahu yang melirik sinis padanya.

Sepertinya gadis itu seniornya, terlihat dari badge kelasnya yang berwarna merah, khusus untuk kelas 12. Baru saja Shila ingin meminta maaf, gadis itu sudah lebih dulu berlalu dari hadapannya. Tidak lupa melayangkan tatapan sinis nya di sertai decakan sebal sebelum gadis itu benar - benar meninggalkannya.

Menyebalkan, pikirnya. Shila menoleh ke belakang, melihat gadis itu yang berjalan dengan tergesa entah menuju kemana. Shila memaklumi, mungkin gadis itu sedang buru - buru, tapi setidaknya sedikit bersikap sopan tidak ada salahnya. Bukan malah pergi begitu saja setelah memandang Shila dengan raut kesalnya.

"Kenapa? Habis nabrak orang lagi, ya?"

Shila tersentak mendengar pertanyaan itu, kembali menoleh ke depan dan semakin di buat terkejut karena Arka sudah berdiri di hadapannya saja.

"Ck. Apaan, sih sok tau, deh." balasnya dengan kesal.

Shila berjalan meninggalkan Arka, masih terlalu pagi meladeni sikap menyebalkan cowok itu. Namun, Arka malah mensejajarkan langkahnya dengan Shila. Niatnya tadi ingin mengikuti seseorang yang sedikit menarik perhatiannya. Namun, meluap begitu bertemu dengan Shila.

"Ngapain, sih? Kelas lo kan disana." ujar Shila ketika Arka malah mengikuti langkahnya yang hendak menuju kelas. Padahal kelas cowok itu jelas berlawanan arah dengannya.

"Suka - suka, lah." jawab lelaki itu dengan nada menyebalkan.

Shila memilih abai, tetap melangkahkan kakinya dengan santai, terserah cowok itu saja ingin melakukan apa. Hingga seorang lelaki yang berjalan berlawanan arah dengan mereka tidak sengaja menyenggol bahu Arka.

"Ck. Punya mata nggak, sih?" tanya Arka dingin.

Shila langsung menoleh ketika mendengar nada dingin itu keluar dari mulut Arka, bahkan kini wajahnya berubah menjadi datar dengan tatapan tajam.

"Sorry, gue buru - buru." ujar cowok itu, hendak melanjutkan langkahnya namun suara Arka membuatnya berhenti.

"Iya, lo emang selalu buru - buru, termasuk dalam hal ngusik punya orang." sarkas Arka, Shila bahkan dapat melihat senyum miring yang laki - laki itu tunjukkan.

"Gue nggak punya waktu buat ngeladenin lo, jadi nggak usah mancing." cowok itu membalas dengan nada datar dan tak kalah dinginnya.

Shila menatap waspada pada dua orang di hadapannya itu. Mereka ini sebenarnya kenapa, padahal hanya tidak sengaja tersenggol, tapi kenapa reaksinya sangat berlebihan seperti akan baku hantam begitu. Dengan ragu Shila menarik sebelah tangan Arka, bermaksud mengajaknya untuk segera pergi. Namun, di luar dugaannya, Arka hanya menoleh sekilas kemudian kembali menatap sengit lelaki yang Shila ketahui adalah seniornya itu.

"Tapi punya waktu buat deketin punya orang?" lagi, Arka membalas dengan nada sarkas.

Mendengar itu, Shila kemudian membaca badge nama cowok itu. Ghani Aditya M. Shila di buat membeku untuk sejenak, apa Ghani yang kini berdiri di hadapannya adalah Ghani yang sama dengan yang di ceritakan kedua temannya kemarin? Shila rasa itu benar, karena melihat dari perubahan sikap Arka ketika bertemu lelaki itu saja sudah sangat jelas. Shila semakin di buat takut kalau - kalau kedua lelaki itu akan bertengkar sekarang.

Dear SMA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang