Kali Pertama

1 0 0
                                    

Ramai.

Hari ini adalah hari pertama mereka masuk sekolah setelah libur panjang yang mengesankan dan membosankan. Pemandangan pertama yang Shila lihat adalah siswa siswi berseragam putih biru yang berkerumun dimana - mana. Gadis itu tersenyum tipis, mengingat dulu saat pertama kali dirinya masuk ke sekolah ini.

Rasanya waktu berjalan begitu cepat, tidak menyangka bahwa kini dirinya berada di tahun terakhir masa SMA-nya. Dan tidak sampai satu tahun lagi akan meninggalkan sekolah tercintanya ini, beserta kenangan - kenangan yang pasti akan sangat Shila rindukan.

Gadis itu memilih untuk berdiri di depan kelas, memandangi kegiatan MOS yang berlangsung di tengah lapangan. Perlahan cuaca mulai meredup, matahari tak lagi bersinar secerah tadi pagi, semilir angin yang menyapu kulit dengan lembut Shila nikmati dengan damai.

"Ngelamun aja pagi - pagi."

Shila sedikit terkejut mendengar ucapan itu kemudian menoleh dan berdecak kesal, "Baru dateng?" tanyanya pada Arka yang kini berdiri di sampingnya, padahal sekarang sudah pukul 09.00 pagi.

"Iya." jawab Arka kemudian duduk di bangku yang berada di depan kelas Shila, dengan inisiatif gadis itu ikut duduk di sampingnya.

"Tadi gue ketemu Dinda."

Shila menoleh dengan kedua alis terangkat, menunggu Arka melanjutkan ucapannya.

"Dia jelasin semuanya."

Kali ini Shila mengerutkan keningnya, "Maksudnya?"

"Mereka di jodohin."

"Ternyata orangtua mereka teman dari lama, dan mereka pernah bikin kesepakatan buat jodohin anak mereka pas udah besar," Arka terkekeh sinis sebelum kembali melanjutkan ucapannya, "Gue baru tau kalo kesepakatan konyol kayak gitu masih ada sampe sekarang."

"Tapi tindakan yang mereka ambil bener, kok. Mereka bertanggung jawab sama kesepakatan itu, meskipun harus ngorbanin perasaan anaknya sendiri." ujar Shila, sedikit merasa sakit hati sebenarnya melihat Arka yang tampak menyesal.

Arka mengangguk pelan, "Tiga bulan lagi mereka nikah."

"Secepat itu?"

"Lebih baik gitu, kan?"

"Tapi mereka masih terlalu muda, dan emangnya mereka nggak mau kuliah?"

"Mereka bakal tetep kuliah, tapi orangtuanya mau mereka nikah setelah lulus SMA." ujar Arka.

Shila terdiam sebentar, "Lo... masih suka sama Dinda?"

Arka seketika menoleh, melihat raut wajah Shila yang tampak khawatir, lelaki itu tersenyum kemudian menggeleng pelan, "Gue udah nggak marah ataupun suka sama dia, tapi gue masih kecewa." Shila menunduk kemudian mengangguk pelan.

"Gue kecewa karena mereka nggak bilang dari awal, dan itu bikin gue merasa bersalah udah bikin mereka berdua tertekan."

"Nanti lo harus minta maaf sama mereka," ujar Shila menampilkan senyum manisnya.

Arka tersenyum kemudian mengangguk, keduanya kembali mengobrol ringan sampai akhirnya Arka berpamitan untuk pergi ke kantin. Sementara Shila, gadis itu memilih untuk kembali masuk ke dalam kelasnya.

🌻

Hari ini sepulang sekolah Shila akan ikut Arka pulang ke rumahnya, menjenguk Keana yang baru pulang dari rumah sakit. Langkahnya terasa berat bukan karena tidak ingin, namun karena kegugupan yang sudah menyerangnya sepanjang jalan.

Keduanya sampai di kediaman Arka setelah menempuh perjalanan panjang dengan penuh keributan. Shila memandang takjub bangunan di hadapannya, rumah berlantai dua yang besarnya mungkin setara dengan rumahnya. Layaknya rumah modern pada umumnya.

Dear SMA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang