Sisi Rapuh Arshila

1 0 0
                                    

Dinginnya malam terasa begitu lengkap ketika di temani semangkuk bakso yang bukan hanya menghangatkan perut tapi juga mulut. Sepasang kekasih yang sudah menjalin hubungan selama beberapa bulan itu kini tengah menikmati bakso di depan komplek tempat Shila tinggal.

Sudah sekitar satu jam lamanya mereka berada disana, karena cuaca terasa semakin dingin akhirnya Shila mengajak Arka untuk langsung kembali setelah selesai makan, memilih untuk mengobrol di rumahnya saja.

"Ka," panggil Shila memecah keheningan karena sejak kembali dari depan komplek tadi keduanya saling diam.

"Kenapa?"

"Lo suka pantai?"

Arka mengernyit mendengar pertanyaan Shila yang tiba - tiba, "Nggak terlalu, sih."

"Kenapa?"

"Panas." Shila terkekeh pelan mendengar jawaban kekasihnya.

"Lo pengen ke pantai?" tanya Arka.

Shila menggeleng pelan, "Terakhir kali gue ke pantai, waktu semuanya masih baik - baik aja."

Sudut bibirnya terangkat ke atas, namun tersemat kerapuhan dari kalimat itu. Arka menatap wajah Shila dari samping, tatapan mata gadis itu lurus ke depan. Arka dapat melihat rasa sakit juga lelah di mata cantik itu.

Sedikit Arka mengetahui tentang kehidupan gadis itu, sejak keduanya menjalin hubungan Shila memang menjadi lebih terbuka padanya, mungkin gadis itu merasa nyaman. Shila juga pernah menceritakan tentang hubungannya dengan Dio yang renggang, namun gadis itu tidak memberitahukan alasannya.

"Shil," panggilnya pelan membuat gadis itu menoleh. Arka meraih kedua bahu sempit itu dan menariknya ke dalam pelukannya.

"Semuanya bakal tetep baik - baik aja."

Satu isakan lolos dari bibir mungil itu, dengan cepat Shila mengusap kasar air matanya. Kemudian menarik tubuhnya dari dekapan hangat Arka, di tatapnya wajah lelaki yang lebih tinggi darinya itu, kemudian tersenyum dan mengangguk pelan. Setidaknya ia yakin untuk saat ini.

Setelah drama menyedihkan di depan gerbang rumah Shila tadi, kini keduanya berjalan menuju teras rumah dimana motor Arka berada, karena keduanya memilih untuk berjalan kaki menuju depan komplek tadi.

"Papa?" gumam Shila pelan, namun berhasil membuat Arka menoleh.

"Mobil Papa lo?" tanya Arka menunjuk sebuah mobil hitam yang terparkir tidak jauh di depannya.

Shila mengangguk pelan kemudian melanjutkan langkahnya, tumben sekali sang Papa pulang lebih awal belakangan ini. Namun, saat melewati mobil sang Papa, Shila melihat bahwa ada seseorang yang duduk di dalamnya. Tanpa pikir panjang Shila membuka pintu mobil yang tidak di kunci itu, menampilkan sosok familiar yang pernah dia lihat kembali belum lama ini.

"Mau apa lo kesini!" bentak Shila membuat wanita di hadapannya terlonjak kaget. Hanya dengan melihat wajahnya dan emosi Shila dapat tersulut dengan mudah.

Arka yang mendengar bentakan itu dengan cepat menoleh dan mendapati gadis itu tengah menarik paksa seorang wanita untuk keluar dari mobil yang katanya milik Papanya itu.

"Belum puas lo bikin keluarga gue hancur?!" teriaknya seraya mendorong wanita itu sampai punggungnya membentur sisi mobil.

"Apaan, sih lo siapa?!" wanita itu balas membentak, tidak terima di perlakukan seperti itu, lengannya bahkan di cengkeram dengan erat oleh gadis di hadapannya itu.

"Shila! Lo kenapa?" Arka buru - buru menghampiri Shila dan menarik tangan gadis itu dari lengan wanita yang sama sekali tidak di kenalnya itu.

"Dan sekarang dengan nggak tau malunya lo dateng kesini, cewek brengsek!" teriak Shila semakin menjadi, mengabaikan Arka yang terus berusaha menarik dirinya. Karena kini Shila tak segan untuk mencekik leher wanita itu.

Dear SMA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang