Serta Mulia, Panjang Umurnya

1 0 0
                                    

Arka turun dari motornya dan menatap sekeliling, sepi. Daniel yang tadi menghubunginya dan memberitahu bahwa Shila di culik pun tidak terlihat. Tiba - tiba ada sebuah bola berukuran kecil yang menggelinding dan berhenti tepat di samping kakinya membuat Arka menatapnya bingung. Arka mengambil bola itu yang ternyata terdapat sebuah tulisan.

Tanpa pikir panjang, Arka langsung menuju tempat yang di tuliskan di bola kecil itu. Sejujurnya, dirinya sedikit was - was berada di tempat ini, selain gelap tempat ini juga sepi membuat Arka merinding. Lelaki itu membalikkan tubuhnya ketika merasa ada sekelebat bayangan hitam yang melintas di belakangnya, namun Arka tidak menemukan apa - apa.

Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat, perasaan takut, khawatir juga gelisah memenuhi hatinya. Arka menghela napas panjang, kemudian membalikkan tubuhnya. Kali ini dirinya benar - benar terkejut, di hadapannya berdiri seorang gadis yang membawa sebuah kue ulang tahun di tangannya, lengkap dengan lilin yang menyala.

"Happy Birthday."

Lalu tak lama setelah itu, teman - temannya yang lain keluar dari tempat persembunyian mereka seraya memberi ucapan selamat ulang tahun.

"HAPPY BIRTHDAY!"

"Tiup lilinnya, dong." ujar Shila karena Arka masih terdiam di tempatnya.

Bukannya menurut, Arka justru memeluk tubuh gadis di hadapannya. Perasaan khawatir masih turut serta, juga terkejut dengan apa yang teman - temannya lakukan. Shila yang mendapat pelukan tiba - tiba hampir saja menjatuhkan kuenya karena terkejut, di tambah kini hanya membawanya dengan satu tangan, karena tangan satunya berada di punggung Arka.

"Gue kira lo kenapa - napa." ujarnya membuat kedua sudut bibir Shila terangkat.

"Maaf, ya udah bohongin lo. Daniel, tuh yang bikin ide." ujar Shila seraya melirik ke arah Daniel yang memasang cengiran tanpa dosanya.

Arka menatap sinis ketiga temannya, "Emang sialan, ya lo!"

"Nggak ikutan, Daniel yang bikin rencana." tunjuk Revan pada Daniel.

"Lo juga ikut usul, ya anjir!" balas Daniel tak terima.

"Tiup lilinnya buru." ujar Shila jengah, tangannya sudah pegal memegang kue, yang berulang tahun malah sibuk berdebat.

Arka mengangguk, sebelumnya cowok itu memejamkan matanya. Membuat beberapa harapan di hari bahagianya ini, kemudian benar - benar meniup lilinnya.

"Kebetulan ada yang mau gue omongin." ujar Arka membuat mereka semua menatap bingung ke arahnya.

"Apa?" tanya Shila.

Arka menatap tepat ke arah manik matanya. Shila gugup sekali jujur saja, apa yang akan Arka katakan padanya? Lelaki itu terlihat mengatur napasnya dan berdehem pelan.

"Shil," panggil Arka pelan, Shila menaikkan kedua alisnya sebagai jawaban.

"Mungkin menurut lo ini terlalu cepat, tapi gue nggak peduli. Gue nggak maksa lo buat percaya sama gue, tapi lo bisa bikin gue jatuh cinta dalam waktu sesingkat ini." ujar Arka, meskipun saat ini dirinya sama gugupnya dengan Shila.

"Hari ini gue mau semuanya bukan lagi jalanin aja dulu, tapi ayo kita jalanin di dalam sebuah hubungan." ujarnya lagi.

Shila menghela napas panjang, senyumnya masih belum pudar, kedua matanya berkaca - kaca. Tidak menyangka, di hari spesial Arka justru dirinya yang mendapat kejutan seperti ini. Pun dengan teman - temannya, ini semua sungguh di luar rencana.

"Kita mulai semuanya buat lebih baik lagi. Apa lo mau jalin hubungan sama gue?" tanya Arka pelan.

Lagi, Shila menghela napasnya sebelum menjawab, "Iya, gue mau."

Dear SMA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang