Jalanan malam…
Seorang wanita…
Dan sebuah ledakan besar…
—
"Huh?!" Aku membuka kedua mataku ketika suara dentuman besar terdengar berdebam di kepalaku. Kedua bola mataku bergerak mengamati apa yang ada di sekitarku– sebuah rasa tak biasa kurasakan menelusup dalam benak.
Sebuah perasaan asing. Namun pikiranku terasa begitu ringan–tak ada satupun yang melintas dalam kepalaku selain tiga hal tadi; jalanan malam, seorang wanita, dan sebuah ledakan besar.
"Ugh–" Aku memaksakan diri terbangun dan sekujur badanku terasa sakit. Kuangkat kedua telapak tanganku yang berbalut perban. "Jalanan–gue kecelakaan kah?"
Kuperhatikan sekitar dan aku tak sengaja menoleh ke sisi kananku. Jantungku seperti berhenti berdegup ketika kusadari bahwa aku tak sendiri di atas tempat tidur–seorang bayi lelaki berbaring di sebelah dan menatapku dengan kedua matanya yang membulat sempurna.
Aku mengerjapkan kedua mataku akan pemandangan absurd pagi ini. Jariku refleks bergerak menunjuk diriku sendiri dan anak itu hingga tak lama kemudian, seseorang masuk ke dalam kamar–seorang wanita. Pandangan kami bertemu sejenak. Ia menatapku dengan tatapan khawatir.
Wanita itu mengambil anak bayi berusia kira-kira 8 atau 9 bulan itu dan memangkunya lalu duduk di sisi tempat tidur, "Kamu udah sadar?"
Aku kembali mengerjap-ngerjapkan kedua mataku menatap wanita itu yang tengah menunggu jawabanku, "Y-Ya??"
"Kamu udah sadar," wanita itu mengulangi ucapannya tapi tanpa intonasi nada tanya dalam ucapannya.
"Kecelakaan…wanita…apa dia wanita yang bikin gue celaka??" gumamku dalam hati.
"Papapapa~" Bayi dalam pangkuannya tiba-tiba mengoceh dan bergerak seolah meminta kugendong namun wanita itu menahannya.
"D-Dia anak gue?? Cewek ini…istri gue??" ucapku dalam hati. Tanganku refleks bergerak menutup mulut dan menatap wanita itu tak percaya namun wanita itu justru menatapku penuh tanya. "D-Dia…"
"Anakku," ujar wanita itu santai. Alih-alih menghiburku, jawabannya justru semakin menimbulkan tanda tanya besar dan itu membuat kepalaku kembali terasa nyeri. "Agh–"
"Kamu nggak apa-apa??" tanya wanita itu khawatir.
"K-Kepalaku, nyeri–"
Wanita itu menghela nafas pelan, "Yaudah istirahat dulu aja…nanti kalo udah enakan, kita ngomong lagi. Aku mau mandiin anakku dulu dan buat sarapan." Ia mengangkat dan menggendong anaknya yang tertawa lalu melambaikan tangan padaku sebelum keluar dari ruangan.
Ini pagi teraneh dalam hidupku.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] 7 Days
RomanceApa yang akan kamu lakukan jika suatu hari kamu membuka mata dan menemukan dirimu berada di sebuah tempat asing tanpa satupun memori tersisa dalam ingatanmu? --- "Huh?!" Aku membuka kedua mataku ketika suara dentuman besar terdengar berdebam di kep...